Hari itu, Jantung Zafa seakan berbalap dengan Valentino Rosi, kakinya kaku, dan tangannya gemetaran. Seorang laki-laki berbaju hitam menaiki kuda, di tutupi kepalanya dengan topi jubahnya, membawa tongkat berwarna merah, seperti malaikat pencabut nyawa di sinetron-sinetron yang ia tonton. Ia takkan mungkin bisa pergi, ia tersesat di sebuah hutan. Teriak untuk meminta tolongpun ia tak ada nyali, suaranya telah habis di musnahkan oleh ketakutan. Laki-laki itu terus mendekat dan membuat Zafa terjerembab dan kakinya tak bisa di gerakkan lagi.
"Zafa!!" tiba-tiba ada teriakkan, tidak tahu dari mana asal suaranya, ia mencoba mencari-cari dengan lensa matanya tanpa menggerakkan kepala sedikitpun karena ketakutannya. Namun, ia tak menemukan dimana asal suara itu. Suara itu begitu dekat.
"Zahra!!!" seseorang menepuk meja dengan geram. Zafa yang sedari tadi larut dalam tidurnyapun menyengir biasa. Sedangkan, Pak Dino-guru fisikanya- terus mengoceh karena tingkahnya. Ia bersyukur karena yang dia alami hanyalah sebuah bunga tidur, ia tersenyum-senum sendiri menyadari tingkahnya yang konyol, bagaimana tidak? ia tidur saat ujian fisika berlangsung.
--------------------------------------------
"Ini dibacanya gimana coba?" seorang pria berpeci, memakai sarung bermotif batik dengan warna yang lembut dan tasbih digital yang bertengger di jarinya bak sebuah cincin bertanya pada anak yang biasa dikatakan keponakannya.
"Ablal ngerti kok bi, tapi Ablal bosen ngajinya. Nanti lagi yaa, Ablal mau nonton nussa dan rara dulu. Janji deh nanti ngaji lagi" Abrar Arrayhan, itu nama yang diberikan oleh orang tuanya yang notabenenya adalah kakak dari Ali Gafasyah Al-Fath. Setiap sore ia memang sering mengajak keponakannya untuk mengaji, sebenarnya keponakannya tak perlu diajari membaca Al-Quran, kakaknya Diana Gafasyah adalah seorang hafidzah. Jadi, tak perlu diragukan lagi. Tapi, Ali senang mengajari keponakannya tentang tajwid, jadi bacaannya akan benar sejak kecil.
"Oke baiklah pangeran, kita lanjutkan setelah maghrib lagi. Sekarang....." Ali memberi jeda sambil mengangkat Abrar "mau ikut abi ke taman nggak?" ucap Ali sambil mencuil hidung Abrar. "Mau abiiiii!!!!" "oke, let's go!!"
Zafa sudah pulang dari sekolah sejak 2 jam yang lalu, kebiasaan dan rutinitasnya adalah mencari informasi tentang universitas impiannya. Via aplikasi instagram ia berkeliling dunia dengan menjelajahi berbagai akun instagram orang lain. Sampailah ia pada akun Aligafafath_14
Dilihatnya foto seorang anak kecil yang lucu dengan caption "Ketika aku masih dalam pangkuan ayah, semoga Allah mempertemukan kita di jannahNya". Zafa menggesekkan tangannya ke kursor laptop dan melihat foto-foto laki-laki itu yang lain. "Booom! anak IPB gaesss!" ia berteriak dalam hati. Satu hal yang ia pikirkan sekarang adalah ganteng. Kebiasaan jones yang tak bisa dihindari, kadang itulah godaan seorang penjaga hati.
Tak hanya foto yang ia lihat-lihat, highlight story sang kakak gantengpun ia telusuri. Kata-kata motivasi, kata-kata sahabat Rasulullah, hadis-hadis dan beberapa video bersama teman di kajiannya.
"Allahuakbar... Allahuakbar" seruan adzan membuatnya terperanjat dari kasurnya dan melepaskan laptop yang sedang ia gunakan untuk men"stalking" kakak gantengnya. Mulai hari ini, resmi Zafa menjadi pengagum rahasia kakak ganteng.
Jadikan Al-Quran bacaan utama :) Thankyouuu yang udah baca, ini aku sangat amatiran jadi komen banyak-banyak gapapa :v padahal gada yang baca muff!! wkwkw ambil baiknya buang jeleknyaa :)
YOU ARE READING
(Dream) With You
SpiritualUntuk seseorang yang bahkan tak mengenal diriku? mudahkah itu? kita ikuti saja alurnya, dan lihat ujungnya