10.'''''''''

1 0 0
                                    

Mungkin kecewa berakhir luka namun satu yang sering dilupakan. kecewa adalah awal dari kenyataan yang harus dilewati. karena mau tidak mau kadang kecewa dan luka yang mendewasakan kita
'''''''''''''''''''''''''''

Aletha ingin sekali menyumbat mulut teman-temanya yang sangat ribut.
Tapi ada yang lebih penting sekarang, Orion  menelponnya.
Ya, Orion bagaskara!.
Kalian jangan berlagak lupa Orion yang mana seperti Archiecall. Dia masih sama Orion bagaskara anak 12 ipa1 yang dulunya menjabat menjadi pacaranya dari tanggal  20 februari 2018 tahun lalu yang  seminggu lalu memutuskan untuk mengakhiri epilog yang yang belum Aletha tahu reorientasinya dibagian mana.

Aletha mengangkat panggilan itu tapi belum membuka suara karena Archiecall dan yang lainnya sungguh, sangat ribut. Hingga suara diseberang sana membuat gerakannya yang sedang menempelkan jari telunjukannya dibibir menyuruh teman-temannya diam.

Ya, Orion memanggil namanya.

Aletha menarik nafas panjang-panjang dan menjawab panggilan itu.

"Iya yon, ada apa?"
Tidak ada jawaban.
"Halo yon, ini lo kan?"Aletha mengerutkan dahinya tidak ada suara balasan dari seberang sana, apa mungkin Orion tidak mendengar suaranya karena disini terlalu berisik. Aletha memutuskan panggilan itu. Mungkin saja benar karena terlalu berisik.

"Cieee, yang di telpon pacar"
Ganggu aldy,
"Mantan!" Itu bukan suara Aletha itu suara Archiecall. Aletha memicingkan matanya pada Archiecall yang sibuk dengan ponselnya dan cara duduknya seperti rumah sendiri menaikan kakinya diatas meja.

"Lo kalau galau jangan ajak-ajak dong Ar, orang kemarin sih Orion ngomongnya jelas banget"jawab Ryan, yang sedang duduk dengan nina, Aletha menggelengkan kepalanya orang-orang ini tidak punya sopan santun memang dirumah orang. Ryan  duduk sofa dengan  sebelah nya nina. Ryan duduk dengan sebelah tangan mengusap pipi nina dan sebelah tangan memakan cemilan yang tadi dibeli Bara dan Aletha  dan sesekali menjawab  pertanyaan Nina yang sedang melihat internet. Gisca dan Diana sedang menonton drama korea sambil teriak-teriak , Bara dan Aldy sedang memainkan ps.

Apakah orang tua Bara merancang rumahnya begini karena tahu teman- teman anaknya akan bertindak demikian.

Tatapan Aletha kembali pada Archiecall yang tidak menjawab pernyataan Ryan. Dirinya tetap fokus pada gamenya.
Aletha berdiri dari duduknya menghampiri Archiecall. Saat Aletha duduk disamping Archiecall.  Laki-laki itu langsung mematikan ponselnya dan melihat kearah Aletha dengan tatapan  mengerikan.

" Kenapa berhenti? Gue cuma mau liat aja lo main game, galak amat" ucap Aletha. Aletha perlu tahu apa yang membuat Archiecall selalu sensi dengan dirinya.

Archiecall merapikan cara duduknya.
" kalau ada lo gue kalah" jawab Archiecall

Tidak jadi. Aletha tidak jadi  ingin tahu tentang itu, sekarang ada yang lebih penting! waktunya Aletha mendiskusikan perkataan Archiecall yang memiliki arti luas itu dengan otaknya, kali ini Aletha tidak ingin salah mengerti. Tapi,sekeras apapun Aletha berdebat dengan otaknya . Yang terlintas didalam  otaknya mengatakan bahwa Secara tidak langsung   Archiecall mengatakan saat Aletha didekat  cowok  itu ia tidak akan beruntung?, atau langsung pada intinnya bahwa Archiecall mengatakan Aletha sial?.

Sialan nih cowok, 17 tahun hidupnya. Laki-laki yang berani mengatainya hanya  Bara, Aldy, dan Ryan. Archie tidak ada dalam kategori itu karena Sekarang Aletha memasukkan Archiecall dalam list  kekerasan berupa kata-kata. Aletha sakit hati dengan setiap kata-kata Archie. Dia ingin marah tapi nanti Archiecall memutar perkataannya dan mengatakan Aletha  itu yang masih pikiran anak kecil, Aletha itu yang masih pake pikiran kunonya. Padahal jika Archiecall  mengatakan itu pada perempuan lainnya Aletha yakin. Mau setampan apapun,  Archiecall wiraadmaja, tidak. Orion masih lebih tampan. Pasti dia sudah ditampar.

"Ouh" hanya itu yang dikatakan Aletha untuk menganggapi perkataan Archiecall. Untuk apa mencoba membela? Toh, akhirnya Archiecall akan dibantu ketiga curutnya dan Aletha kalah sendiri dalam perkataanya. Aletha bangkit berdiri dari samping Archie, lebih baik dirinya dirumah saja.
Hingga siapa lagi kalau bukan Archie yang menahan pergelangan tanganya menariknya duduk. Aletha mendengus laki-laki ini keterlalauan kasarnya.

"Apa?"tanya Aletha

Archie tidak menjawab, dirinya melihat tatapan yang lainnya yang sepertinya tersentak dengan suara Aletha.
Archie menyalakan ponselnya dan membuka game yang sering dia mainkan. Menghiraukan tatapan teman-temannya.

Aletha mengerti Archie sudah memperbolehkan dirinya menonton archie bermain game.
Aletha meneliti serius game yang dimainkan Archie laki-laki itu sangat serius, Aletha menatap wajah Archie. Ingin sekali dirinya mengatakan 'jangan lupa kedip, ama napas' tapi dia urungkan. Hingga tatapannya pada wajah Archie berhenti saat Archie mematikan handphonya  kesal.
" Tuh'kan, gue bilang juga apa? Ada lo gue kalah deh. " ucap Archie.

Aletha ingin menjambak rambut laki-laki itu.
Argrgrghhhhh
Semesta tolong telan anak ini sekarang juga!

Kalian tidak lupakan?atau jika lupa coba baca dari atas.
Archiecall yang manarik tangannya menyuruhnya kembali duduk walaupun Archiecall tidak mengatakan untuk boleh melihat laki-laki itu bermain gamenya tapi, bukankah tindakan itu sudah cukup jelas bahwa maksudnya adalah menyuruh Aletha menontonnya bermain game?

Ayolah, Aletha akan berdoa agar laki- laki dengan sifat begini hanya ada satu di dunia dan yang sekarang sedang duduk dihadapannya.

"Gue'kan tadi gak mau nonton lagi. Tapi, lo yang narik gue  nyuruh liat lo main game!" Geram Aletha.
"Gua gak ada nyuruh lo liat gue main" jawab archiecall.

Aletha melihat sekelilingnya . Tenang Aletha ini bukan dikelas jadi lo bisa teriak semaunya ini rumah orang. Ada Bara  dan Aldy yang sudah berhenti bermain ps dan sekarang menonton dirinya dan Archie seperti juri yang sedang menilai peserta. Gisca, nina,diana dan Ryan masih sibuk dengan urusan mereka. Mata Aletha kembali menatap Archiecall geram.
"Tadi lo narik gue nyuruh kembali duduk itu. Kalau bukan nyuruh liat lo main game. Trus apa? Mau kasih gue bukti, setiap lo main game disamping gue lo kalah?" Tanya Aletha.
Archiecall tersenyum sinis.
"Masa sih Tha? padahal waktu kemarin dia main  disamping lo, dia menang terus" tambah Bara.
Aletha  ingin berteriak menyuruh Bara menutup mulutnya , dirinya menatap Bara.

" iya, yang lo nya lagi tidur dikelas itu, si Archie menang terus" siapa lagi kalau bukan Aldy?

"Gue suruh duduk bukan nyuruh lo liat" jawab Archiecall santai.

"Ar, gue udah bilang berapa kali? Nyebelin banget sih lo!"

"Ya'kan emang yang gak nyebelin buat lo kan cuman Orion. Jadi ya bagi lo semua orang itu nyebelin"

Ya Tuhan Aletha selalu mengucap syukur pagi dan malam, tapi kenapa harus orang seperti mereka yang Engkau kirim sebagai teman Aletha?
Sekarang itu yang ada dipikiran Aletha ditambah lagi Aldy dan Bara yang sudah ada di depannya mengangguk dan tertawa  membenarkan ucapan Archiecall.

" makasih Bar, gue pulang!"
Aletha meraih tas sampingnya lalu beranjak keluar dari rumah Bara.

"Ar, lo gak  ngerasa gimana gitu?"tanya  Aldy

Archie menyatukan kedua alisnya bingung.

" gimana yah? Kasian aja Aletha lo gituin"

"Biasa aja sih, lo juga sering gituin dia, Gue balik dulu deh" ucapnya bertos  ala dirinya Ryan, Bara, dan , Aldy.

Beginilah  jika tindakan disalah artikan perasaan menjadi taruhannya.
'''''''''

Heheheh  Archiecall makin hari ngelunjak yah?
Ciee sih Aletha udah mulai sabaran walupun gagal:)

Jangan lupa bintangnya sama commen yah!
Ayuk ajak yang lainnya  biar di chapter depan kita buka kartu simpatinya Archiecall. Heheheh

13-05-19
'Cy'

SomethingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang