[4]: Singa Namea

1K 100 0
                                    


Satu jiwa rela pergi, demi menyelamatkan jiwa yang lain.
Jika diberi pesan, selesai kan pesannya.
Karena jiwa itu pasti bahagia.
Tetapi jika memang jiwa itu benar benar pergi ke atas sana.

🦅

Pagi itu mereka terbangun karena suara
dentuman dari luar pagar transparant mereka.
Ternyata seekor singa dengan ukuran tidak wajar sedang mencakar cakar pagar, berusaha membuka pagar transparant. "Aish, ini masih pagi! Kucing besar milik siapa ini yang ingin bermain dengan kita?!" Hans menggerutu, dia kesal jam tidurnya terganggu. "Singa jenis apa itu?" Tanya Lucas, "Singa Namea, dia susah di kalahkan" jawab Nath. "Setahuku mereka sudah punah bukan? Tapi kenap"

Duarrr!

Mereka panik, pagar transparant mereka meletus terkena pukulan Singa Namea.
"Bagaimana ini?!!" Tanya Richard panik, "semuanya tetap fokus! Singa ini tidak bisa dikalahkan gunakan kekuatan seadanya!!" Perintah Arthur. Mereka kembali bersiap diposisi untuk menyerang singa itu. Singa Namea menggeram, mengambil ancang ancang hendak menerkam tujuh pria di hadapannya.

Nath menyerang duluan, dia menyambar kan petirnya pada singa Namea. Membuat singa itu terpental mundur, giliran Lucas menggunakan kekuatannya. Lucas membuat pusaran angin topan yang sangat kencang, membuat daun di sekitar mereka beterbangan. Lucas mengarahkan anginnya pada singa Namea.Tetapi sia sia, singa itu tetap berdiri gagah seperti tidak terjadi apa apa.

Arthur sudah bersiap ingin mengeluarkan pedang Aventhir nya, "Arthur! Percuma, percuma kau mengeluarkan pedang suci mu. Bulu ke emasan singa ini tahan dari serangan senjata fana, bahkan cakarnya lebih kuat dari pedang mu. Sebisa mungkin kita satukan kekuatan! Setidaknya bisa mengusir singa ini!"
Ucap Michael dengan tegas. Carlos berpikir keras, kekuatan apa yang bisa mereka gunakan untuk menakuti singa itu.

Carlos ingat sejarah singa itu, Herakles membunuhnya dengan cara mencekik leher singa namea. Dengan tangan kosong, tapi bagaimana caranya? Ukuran singa ini sangat besar. Lebih besar dari mereka. Singa Namea juga tak bisa dikalahkan dengan kekuatan fana, kekuatan murni dari keturunan dewa maupun titan. Mau bagaimana lagi? Mereka harus mengalahkan Singa ini untuk hidup. Dan, dengan tangan kosong.

Singa Namea menerkam Nath, dari arah belakang Lucas menarik ekor singa itu. Membuat Singa itu mengamuk pada Lucas. Singa Namea sudah menunjukkan gigi taring tajamnya, sudah siap memakan Lucas hidup hidup. Tetapi sebelum singa itu menerkam Lucas, Hans lebih dulu memukul kaki belakang singa Namea. Singa itu lalai, dia tidak bisa fokus, singa Namea kebingungan karena serangan pukulan dari banyak arah.

Michael mencuri kesempatan itu, dia berlari ke arah pohon. Memanjat dengan cepat lalu melompat ke arah punggung singa Namea, seperti akan mengendalikan singa itu. Singa Namea mengamuk, merasa risih ada yang menaiki punggungnya, dia berputar-putar panik. Michael semakin erat memegang rambut singa Namea, Michael menarik rambut singa itu. Membuat singa itu berhenti.

Michael berpikir dia sudah mengendalikan singa itu, begitu juga yang lain. Singa Namea diam, benar-benar diam dan tidak panik seperti  sebelumnya. Perlahan Michael melepas tarikan tangannya pada rambut ke emasan singa Namea, dan singa itu tetap diam. Tetapi apa yang mereka pikirkan tidak benar benar terjadi, singa Namea kembali berlari lari. Membuat Michael yang berada di atasnya jatuh ke tanah, dan hampir di injak singa Namea jika Arthur tidak melindunginya dengan gelembung transparant.

"Richard awas!" Teriak Nath ketika melihat singa itu berlari dari arah belakang Richard. Richard menghindar, tapi singa itu tetap mengejarnya. Carlos mendekati singa itu, memukul perutnya. Singa Namea berbalik arah, merasa di ganggu, dia beralih mengejar Carlos. Carlos berlari ke arah pepohonan menggiring singa itu agar menabrak salah satu pohon besar. Tapi sia sia, Carlos seperti hanya membuang tenaganya, dan singa itu tetap gesit mengikuti arah Carlos yang melompat dari pohon satu ke pohon lainnya.

AcropolisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang