[5]: Edbert Geoffrey

926 91 4
                                    

Dimana kini kau berada?
Apakah kau hanya khayalan?
Satu mimpi lagi
Jadi ketika aku selesai
Untuk menyelamatkan dunia
Monster menggila di dalam diriku
Dan kini aku dalam perjalanan
Aku memudar.

🍂

Empat jam berlalu, selama perjalanan tidak ada tanda tanda musuh atau makhluk makhluk aneh yang kembali menyerang. Tapi kelompok itu masih saling diam, masing-masing nyaman dengan bungkam. Bahkan Hans yang biasanya banyak mengoceh, sekarang mengunci mulutnya.Hanya menikmati pemandangan hutan hijau, berharap keajaiban datang.

Arthur mendongak ke atas, memastikan pukul berapa sekarang. Matahari tidak menyengat seperti sebelumnya, angin sejuk sesekali menerpa wajah mereka. Menunjukan bahwa hari sudah mulai sore, sekitar jam tiga mungkin? Mereka masih tetap berjalan seperti tidak ada rasa lelah, entah malas berkomentar atau memang mereka benar benar ingin melanjutkan perjalanan.

Keadaan Carlos dan Richard mulai membaik. Carlos tidak terluka parah, hanya kelelahan saja. Tapi tidak untuk Richard, punggung nya tercetak lebam keunguan yang cukup besar, membuatnya terkadang meringis merasakan perih pada tulang belakangnya. Nath sedari tadi hanya menundukkan pandangan, menatap langkah kaki nya sendiri. Sebenarnya dia ingin mengungkapkan rasa sesaknya, sesak akan kehilangan sahabat lama nya. Dia ingin bertanya apakah perjalanan ini akan lebih sulit atau lebih mudah tanpa ada nya satu anggota.

Tetapi dia takut membuat masalah, takut pertanyaan nya tidak tepat. Hingga semua pertanyaan nya tidak terlontar dan juga tanpa jawaban. Dan, bukan hanya Nath. Semua nya saling ingin bertanya, mereka juga ingin mengungkapkan ke khawatirannya. Tapi heningnya perjalanan mereka membuat mereka menjadi berfikir bahwa memang bungkam adalah ekspresi yang tepat untuk menyembunyikan kegelisahan.

Hans menghembuskan nafas lelah. "Apa kita bisa beristirahat?" Tak ada jawaban. Rasanya tenggorokan mereka tercekat, tidak bisa mengeluarkan satu katapun. "Apa perjalanannya masih lama?" Hans kembali bertanya, "sepertinya kita akan sampai di sana tengah malam" jawab Arthur. Hans lagi lagi menghela nafas nya dengan gusar, rasanya dia ingin istirahat sebentar. Dia lelah setelah berlari dari kucing besar tadi, mereka belum istirahat sama sekali. Hans melirik Carlos yang sejak tadi hanya melamun. Carlos yang sadar sedang di perhatikan, menoleh menatap Hans. Lalu tersenyum seolah memberitahu bahwa dia baik baik saja.

Kelompok itu kembali terdiam, Hans juga kehabisan topik pembicaraan. Tiba tiba Arthur yang berada di posisi paling depan berhenti, membuat Lucas yang berjalan melamun di belakangnya menabrak punggung Arthur. "Ada apa? Kenapa berhenti?" Carlos bertanya, yang lain juga tampak kebingungan. "Kenapa ini terbagi dua jalan?" Arthur bertanya tanpa menghadap ke belakang, di depan mereka terlihat dua jalan ke arah kanan dan kiri. Itu membuat Arthur kebingungan yang mana jalan yang benar.

"Lalu bagaimana?" Lucas membuka suara, arthur menghela nafas, lantas berfikir sejenak. "Kalian tunggu di sini, aku akan mencoba ke arah sana. Apakah ada jalan tembus atau yang lainnya" Arthur menunjuk jalan sebelah kanan, "sendiri? Tidak bahaya?" Hans bertanya "tidak sampai jauh, intinya kalian tunggu di sini saja" Arthur memutuskan untuk tetap berjalan ke arah sebelah kanan.

Arthur mulai memasuki jalan setapak di sebelah kanan, berjalan meninggalkan 5 orang yang melihatnya menghilang di antara pepohonan. Mereka memutuskan beristirahat sambil menunggu Arthur kembali dari sana. Arthur menyibak beberapa ilalang yang menghalangi jalannya, sambil menyipitkan mata melihat keadaan yang jauh di depannya. Dan tidak ada apa apa, sedari tadi hanya hening yang mengisi Indra pendengarannya juga sesekali suara burung yang melintas di atas kepalanya.

AcropolisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang