[2]: Acropolis

1.7K 136 15
                                    

Ikuti kemana pun saya pergi.
Atas gunung atau lembah rendah.
Memberi Anda semua yang Anda impikan.
Biarkan aku masuk.

🌙

Matahari sudah tampak cerah, sekiranya ini sudah jam 1 siang. Terik panas cahaya matahari menyengat kulit mereka. "Apakah perjalanan kita masih sangat lama? Lihatlah kakiku, rasanya seperti tak ada tulangnya" Keluh Hans, lagi-lagi Hans. "Bisakah kau sehari saja tidak mengeluh Hans?" Jawab Arthur tanpa di jawab oleh Hans.

"Hei kenapa dari kemarin Carlos tidak banyak bicara? Ada apa Carlos?" Ujar Lucas, "Hah? Aku? aku baik baik saja" "tapi kau terlihat banyak berfikir" balas Arthur. "Aku sungguh tidak apa apa" jawab Carlos dengan tersenyum.

Beberapa menit berlalu, mereka berhenti sejenak untuk makan. Bekal yang mereka bawa kemarin masih sisa, mungkin sebelum Hans menghabiskannya. "Apa itu Kota Acropolis?" Tanya Lucas."Sungguh? Akhirnya, apakah kita bisa beristirahat?" Tanya hans semangat. "Ayo kita masuk" Ajak Arthur, dia sangat tidak sabar, berharap disambut dengan baik oleh penduduk Acropolis. Melupakan bahwa Titan dan dewa memang tidak akur.

Tepat disaat menginjakkan kaki diperbatasan kota, tiba-tiba mereka dikepung. Beratus ratus pasukan penjaga kota ini mengitari mereka. "Arthur, bagaimana ini?" Rengek Carlos takut, dia diam saja sedari tadi karena takut mungkin. "Kita akan bertarung kembali, sepertinya mereka tidak suka kedatangan kita." Arthur berkata dengan tegas sambil menarik kalung nya hingga menjadi pedang Aventhir ke emasan miliknya.

Mereka bertarung, para manusia penjaga dengan para anak titan. Pedang Aventhir milik Arthur berhasil menjatuhkan pedang milik beberapa manusia, lalu Hans mengubur pedang pedang itu dengan kekuatan tanah nya hingga pedang itu terkubur dalam. Lucas mengeluarkan angin topan dari tangannya, di bantu Carlos menambah kerikil pada topan buatan Lucas. Pedang pedang yang bergesekan dengan pedang Aventhir milik Arthur akan terbakar. Pedang Aventhir itu menebas kaki,tangan, bahkan leher para manusia.

Mereka berhasil mengalahkan ratusan penjaga kota acropolis itu, tetapi beberapa detik kemudian ratusan bahkan ribuan penjaga datang dari seluruh arah dan kembali mengepung mereka.

"Sial! Bagaimana ini?!" Teriak Lucas pusing dengan keadaan mereka yang lagi lagi di kepung.

"Tunggu, mereka manusia kan?" Tanya Arthur,

"iya, dari mereka tidak ada yang anak dewa" jawab Hans.
"Kalau begitu. Carlos! Kau cepat kendalikan pikiran mereka!"

Mendengar perintah dari Arthur, Carlos pun langsung melaksanakan tugasnya. Di sela-sela mereka melawan, Carlos menjauh dari area pertarungan.Dia memfokuskan pikirannya, dengan sikap berdiri tegak dan memejamkan mata.

"Aku yang terdidik, aku yang dapat mewariskan kekuatan ini ingin menggunakannya. Ingin mengendalikan pikiran mereka, biarkan aku menggunakannya, biarkan mereka mengikuti ku, biarkan mereka menuruti perintah ku. Biarkan aku memasuki pikirannya" Carlos sudah mengucapkan mantra nya.

Seketika itu juga terdengar suara pedang berjatuhan, semua penjaga mendadak terdiam dengan tatapan kosong nya. Carlos terduduk di tempat nya, dan tiba tiba semua penjaga tadi ikut terduduk. Ya, itu lah kekuatan Carlos.
Menguasai pikiran manusia.

Suara tepuk tangan membuyarkan konsentrasi Carlos. Semua penjaga seketika terbangun. Bangun dengan tatapan bingung.

"Kalian memang sungguh hebat!" Kata salah satu dari mereka. Penjaga yang menyadari keberadaan mereka langsung memberi jalan untuk orang orang itu, dan menunduk ketika orang itu berjalan di depannya.

"Siapa kalian!" Ucap Arthur sambil menodongkan pedangnya ke hadapan mereka. "Chimera memang benar, kalian memang sangat mengagumkan." Ujar pria berambut hitam dengan gigi kelinci nya.

AcropolisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang