🍥BAB 8🍥

4.1K 170 2
                                    

Author POV'S

Seorang wanita sedang mengeliatkan badannya, dengan matanya yang sayup masih dalam rasa kantuk. Ia melihat ke kanan dan kiri, hanya ada dirinya, sendirian didalam kamar tersebut.

"Mas?" panggilnya dengan suara khas bangun tidur. Beberapa detik kemudian datanglah seorang pria yang sudah berpakaian rapi.

"Mas mau kemana?" tanyanya sembari mengulurkan tangan yang langsung disambut oleh pria tersebut. Pria itu tersenyum dan sebelum menjawab ia terlebih dahulu mengecup kening Biana, turun ke hidung, turun lagi ke kedua pipinya dan yang terakhir ia mengecup lembut bibir Biana.

"Mau ke sekolah, sayang. Mas hari ini ada mata pelajaran di kelas 11. Kamu belum mandi, nggak sekolah?" ucap Adi sambil bergerak mengangkat baju Biana dan lalu mencium perut istrinya itu dengan tulus.

Biana menatap suaminya yang kini juga menatapnya.

"Aku mau sekolah," Adi tertawa kecil dan mencubit gemas pipi Biana.

"Ya kalau mau sekolah, siap-siap dong sayang. Ayok! Mandi, mas tungguin kok." Biana mengangguk cepat dan ia langsung turun dari ranjang tapi sebelum itu perempuan yang bahagia tersebut terlebih dahulu mencium sekilas bibir Adi.

"Kurang sayang!" tiba-tiba Adi berteriak dan membuat Biana yang sudah menutup rapat pintu kamar mandi itu lantas memegang kedua pipinya yang sudah merona padam.

••
"Loh kok diem, dek?" Biana menghela nafasnya pelan, matanya menatap segerombolan pelajar yang telah memasuki gerbang sekolah.

"Takut. Mau pulang aja?" tawar Adi yang sekian dibalas gelengan kepala oleh istrinya itu.

Biana menolehkan wajahnya kearah Adi bersama dengan senyumnya yang manis. Perempuan itu lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Adi dan.

Cup

Biana langsung menjauhkan wajahnya saat suaminya itu mencoba untuk menyentuh bibirnya lagi.

"Mas, jangan macam-macam deh. Kita sekarang ada di sekolahan bukan dirumah.." kata Biana.

"Hehe.. Iya sayang, yaudah sana cepat masuk nanti keburu bel." ucap Adi dengan mencium kening Biana dan lalu melepaskan sabuk pengaman istrinya itu.

"Makasih bapak Adi." Adi mengernyitkan dahinya seraya terkekeh geli, menatap Biana yang telah berlalu keluar dari mobil dan memasuki gerbang sekolah.

Adi memijit tengkuknya seraya berjalan melewati kelas 12, setelah tadi ia habis mengajar di kelas 11. Semula kelas yang ditempati Biana itu masih hening seperti kelas lainnya, namun Adi kemudian mengerutkan dahinya saat menatap tajam pada seorang perempuan yang sedang terduduk dilantai dengan baju putihnya yang sudah tidak berwarna putih lagi.

"Biana!?" seluruh siswa kelas 12 yang mendengar teriakan Adi itu langsung menoleh kebelakang dan lantas menundukkan kepala mereka saat laki-laki itu menatap tajam pada mereka sembari melangkah menghampiri Biana yang juga menatapnya takut-takut.

"Sudah cukup kesabaran saya. Kalian semua akan saya adukan kepada kepala sekolah, dan jangan pernah masuk kelas saya, kalian semua akan saya kasih nilai E." kata Adi dengan jelas, lalu pria itu bergerak mengangkat tubuh Biana, menggendong istrinya itu melewati barisan siswa kelas 12 yang sebagian sudah menangis diam.

"Pak pak! Maafin kami pak. Kami takut buat nolongin Biana. Kira ancam kami semua pak, kami mohon jangan adukan pada pak kepsek dan jangan nilai E pak.." pinta seorang siswa perempuan yang sudah menahan kaki Adi.

"Pak?" Adi diam dengan rahangnya yang mengeras, lelaki itu lantas menatap pada wajah Biana yang tersenyum manis.

"Temen-temen aku semua nggak salah, aku yang salah. Kira nggak mau aku kasih oleh-oleh, makanya gitu.." Adi masih diam menatap dingin pada istrinya itu.

PATIENCE MY-WIFE |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang