🍥BAB 18🍥

3.4K 126 0
                                    

Biana POV'S

Tak terasa ini sudah lima tahun di hidupku, umurku dan juga tentunya umur mas Adi tidak lagi sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Dulu kami pun hanya berdua, berjalan bersama kesedihan dan duka, tetapi kini kami telah di hadirkan oleh-Nya. Dia putriku, Anvel Sugara yang kini sudah memasuki usia kurang lebih 4 tahun. Dan suamiku, dia pun sudah sembuh dari sakitnya lima tahun lalu.

Jika kalian bertanya? Apa yang kini sedang aku lakukan, dan apa yang kini sedang kedua mataku lihat, serta kedua telingaku dengar. Pandanganku mengarah padanya, paparan gelapnya malam tak membuat tatapanku hilang pada wajahnya yang berseri, suamiku berdiri di depanku dengan sebuah kue di tangannya. Yah, malam ini adalah malam dimana usiaku kembali bertambah, aku dipenuhi dengan orang-orang yang mencintaiku, dia suamiku mas Adi, dia putriku Anvel, ibuku, dan juga kedua mertuaku papa dan mama.

Tidak sadar aku lantas telah meneteskan airmataku, dan akupun berakhir didalam pelukan hangat mas Adi.

"Selamat ulang tahun sayang, doaku selalu menyertaimu. I love you my wife," aku tersenyum lebar menatap matanya, "Aku juga mencintaimu, mas."

Kuakui bahwa suamiku itu tidak ada romantis-romantis nya, bahkan untuk sekedar mengucapkan kalimat yang indah saat usiaku sudah semakin tua, hanya itu yang ia katakan. Tapi jangan salahkan suamiku karena apapun yang dilakukan mas Adi itu sudahlah sangat membuatku menjadi semakin dalam mencintainya.

"Selamat ulang tahun, bunda." Aku tersenyum dan lalu berjongkok didepan Anvel, dia sangat duplikat dari mas Adi.

"Terimakasih putri bunda, ada sesuatu yang mau Anvel berikan kepada bunda?" paparku yang hanya berniat untuk menggodanya, tetapi justru respon putriku itu sangat jauh berbeda.

"Ada! Tunggu disini sebentar bunda akan aku ambilkan, " ucap Anvel yang lalu dengan gerakan cepat dan kaki kecilnya itu, ia berlari menuju kearah kamar..ku dan mas Adi, apa?

Aku mengernyitkan dahiku lalu menatap kepada suamiku itu, mencoba untuk mencari sesuatu yang disembunyikan mas Adi. Namun, tidak ada. Mata mas Adi sungguh menatapku dengan penuh dan jangan lupakan senyuman manisnya itu.

"Jangan berpikiran negatif tentangku, sayang." Aku hanya memutar bola mataku saat tiba-tiba mas Adi melayangkan kecupan singkatnya di bibirku. Oh ya ampun, dasar mesum, untung saja Anvel tidak melihatnya.

"Bunda?!" suara teriakan itu terdengar dari arah kamarku dan mas Adi. Dengan rasa takut dan khawatir kami pun segera bergegas menuju ke kamar dan disana, aku kembali tersentuh saat menatap Anvel yang sedang tersenyum dengan sangat imut dan manis, tubuh kecilnya itu berdiri diatas ranjang, dan tepat di belakang badannya bisa ku lihat ada sebuah foto yang berbingkai besar dan indah. Itu adalah fotoku dan mas Adi di waktu aku masih mengandung Anvel dengan kandungan yang berusia 7 bulan, di foto itu aku sedang duduk disebuah meja yang nampak seperti meja makan dan tepat di bawahku ada mas Adi yang berlutut dan mencium perutku dengan senyumnya.

Aku menangis tak sanggup menahan isakanku, itu dimana lima tahun lalu aku harus merelakan untuk yang ke dua kalinya, kembali anakku untuk di jemput oleh yang maha kuasa. Biar aku ceritakan cerita singkatnya sedikit. Waktu itu kami masih melakukan foto di rumah, disana ada mama dan papa yang menemani kami, setelah usai berfoto-foto aku tersadar ada yang aneh diantara jenjang kakiku, aku merasakan ada yang mengalir lambat namun kian menjadi cepat. Dengan rasa takut dan penasaran aku segera memeriksa kakiku dan itu langsung membuatku tidak sadarkan diri, aku memang pingsan namun aku masih bisa merasakan seseorang menggendong ku dan terus mengatakan cintanya untukku.

Berlanjut aku sudah siuman dan aku berpindah tempat sudah berada di rumah sakit, aku mendengarkan, mas Adi mendengarkan, ibu, mama dan papa juga mendengarkan.

PATIENCE MY-WIFE |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang