sembilan belas

2.6K 478 36
                                    

Akhirnya setelah 3 hari terbaring tak berdaya di rumah sakit, kemarin pagi gue pulang, dan hari ini gue masuk sekolah.

"Jin, kamu naik grab car aja, ya. Mama nggak bisa nganterin nih, pusing, masuk angin." kata mama.

Biasanya gue berangkat naik motor sendiri, naik grab, atau dijemput Hyunsuk. Tapi berhubung kaki gue yang tidak berdaya, gue harus naik mobil yang artinya diantar mama.

Tapi kayaknya mama nggak bisa.

"Yah, aku takut kalo naik grab car sendiri." kata gue sambil makan nasi uduk.

"Manja lo. Nggak sendiri kali, sama abangnya." celetuk Yuna. Pagi-pagi udah bikin emosi aja.

"Yaudah lo temenin gue berangkat naik grab car mau nggak?" kata gue kesel.

"Ya nggak lah." jawab Yuna.

"Kalo ditemenin sama gue mau kan?"


Gue kaget begitu ngeliat Hyunsuk lagi duduk di ruang tamu.

Mama sama Yuna malah ketawa.

"Sejak kapan lo di sini?" kata gue kaget.

"Sejak setengah jam lalu." katanya.

"Mau ngapain pagi-pagi ke sini?"

"Mau nganterin Yuna ke sekolah." jawabnya.

Yuna senyum-senyum.

"Oh gitu." Gue pura-pura ngambek.

Hyunsuk ketawa. "Ya nganterin pacar gue lah. Cepetan ya, gue manasin mobil dulu." Hyunsuk terus keluar.

Mama nepuk bahu gue.

"Pacar kayak Hyunsuk harus dipertahanin, Jin." bisik Mama sambil cekikikan.

"Kalo lo nggak mau, buat gue aja." timpal Yuna yang langsung gue tendang kakinya.

○●○

Akhirnya gue berangkat bareng Hyunsuk, naik mobilnya.

"Kok lo bisa naik mobil sih, emang udah punya SIM?" kata gue basa-basi.

"Udah lah. Masa gue nganterin pacar gue nggak punya SIM?" katanya.

Gue nyengir aja.

Akhirnya 30 menit kemudian kita sampai di sekolah.

"Bisa nggak, ke kelasnya? Mau gue gendong?" katanya sambil bantuin gue keluar dari mobil.

"Nggak usah, bisa kok." kata gue. Susah juga jalan pake tongkat.

Akhirnya gue masuk ke sekolah dibantu Hyunsuk.

Tapi ada masalah.

Kelas gue terletak di lantai 4.

Dan satu-satunya cara buat naik ke lantai 4 cuma naik tangga.

"Bantuin gue naik dong." kata gue ke Hyunsuk.

Hyunsuk malah jongkok.

"Naik sini, biar cepet." katanya.

Terpaksa, akhirnya gue digendong belakang sama Hyunsuk.

"Emang nggak papa? Jauh lo, ke lantai 4." tanya gue.

"Daripada lo kenapa-kenapa, nggak papa lah. Lagian gue kan lelaki kuat." katanya

"Hehehe," gue ketawa sambil nyubit pipinya Hyunsuk.

Hyunsuk meringis. "Aw aw, sakit tau!"

"Gimana sih, katanya kuat, dicubit dikit aja kesakitan." sungut gue. "Lagian lo juga sering nyubit pipi gue tapi gue gak papa tuh."

TextrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang