#3 Rindu Ayah

62 18 11
                                    

Pagi yang cerah di hari minggu, usai mandi Ando bergegas ke rumah Fara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi yang cerah di hari minggu, usai mandi Ando bergegas ke rumah Fara. Ando sudah menyemprotkan satu botol parfum ke badannya itu. Dia tidak ingin membuat rumah Fara bau badan, dia juga tidak mau diejek oleh Fara lagi. Padahal sebenarnya dia tak bau badan sama sekali, cuman Fara saja yang berlebihan, pikir Ando, haha.

"Assalamualaikum... Parahhhh!! Parahh!!!" teriak Ando polos sambil mengetuk pintu rumah Fara. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya ada yang muncul juga.

"Hoee mulut... mulut...!!" cetus Fara muncul dari balik pintu tidak terima panggilan yang dilontarkan Ando.

"Mulut mulut gue, btw sejak kapan Si Parah membukakan pintu untuk Ando?" tanya Ando dengan nada bercanda, karena biasanya Bunda yang membukakan pintu jika Ando datang.

"Sejak Ando merusak nama baik gue!" sahut Fara.

Brakk...

Dia menutup pintu, sedangkan Ando masih di luar, Ando kaget setengah mati.

"Bukain Parahh!!! Makin parah loo, gue lapor Bunda, baru tahu rasa!" teriak Ando dari luar. Baru pagi sudah bertengkar dengan Si Fara.

"Iya... iya!! Gue becanda kaleeee!" ujarnya membukakan pintu lalu menyuruh laki-laki berpostur tinggi itu masuk, sedangkan Fara naik sebentar ke kamarnya.

Ando duduk di ruang tamu. Rumah Fara cukup besar dan luas, serta mewah. Dulu, ayah Fara adalah seorang pengusaha sukses dan mewariskan perusahaan kepada Fara dan Bunda. Dari situlah mereka mendapatkan penghasilan. Dibandingkan dengan rumah Ando, yah... sepertinya sama saja. Ando sangat bersyukur, kedua orangtuanya masih ada, terkadang Fara merasa iri melihat sahabatnya punya orangtua yang masih lengkap.

***

"Udah panjang rambut lo Far...?" tanya Ando saat dia turun dari tangga. Rambutnya pernah dipotong pendek seperti laki-laki. Itulah penyebab rambut selalu kelihatan meskipun pake jilbab. Rambutnya muncul di pipi kirilah, kananlah, berponi lah, ehh. Ando pun selalu menegurnya jika di sekolah.

"Iyanihh, biarin aja. Gue rindu rambut panjang yang dulu, hehe," ujarnya.

"Bisa merindu juga lo Far...!" sahut Ando, dia pun duduk di dekat sahabatnya itu.

"Bisalah!! Lo mau gue rinduin?" jlebb, hati Ando seakan tergoyah mendengarkan perkataan Fara.

"Basi!" ketus Ando.

"Diamm!! Rasanya gue masih kesel banget sama tuh cowok dengkul!" sepertinya dia ingin curhat, cerita tentang Si Randy anak baru itu, pikir Ando.

"Udah lewat kali Far...," jawab Ando.

"Tapi tetep aja kan gue nggak terima, udah nggak mau tanggung jawab eh sombong juga ternyata orangnya. Sok dingin banget, gue sumpahin jadi es batu, baru tau rasa dia!" ujar Fara mulai mengeluarkan sumpah serapahnya.

"Tobat Parah!! Lo bukan ibunya, pake nyumpah-nyumpahin segala," protes Ando.

"Ngapain sih lo belain dia, emang lo nggak kesel udah dibuat jatoh dari motor?" tanyanya kepada Ando.

"Hmmm kesel sih, ahh sudahlah. Kita nonton aja, buat refreshing otak," jawab Ando sambil merail Laptop Fara yang ada di depannya. Dia mencari Film kesukaan mereka, yaitu Harry Poter. Meskipun sudah ditonton berulang kali, mereka tidak pernah merasa bosan.

"Yaudah, nonton deh," ujar Fara, emosinya mulai reda. Dua sejoli itu pun menonton Film dengan serius ditemani dengan cemilan-cemilan ringan.

***

Di sela-sela asyiknya mereka menonton, Fara mengeluarkan suara.

"Ando... gue kangen Ayah," lirih Fara.

"Gue juga kangen kali, udah sih. Ayah udah tenang di sana, lo banyakin doa aja buat Ayah," ujar Ando. Ayah sangat baik hati dan dermawan. Sayangnya kejadian naas menimpa ayah Fara, dia mengalami kecelakaan saat ke luar kota.

"Tapi lebih kangenan gue lah," ujar Fara tak mau kalah kemudian menyandarkan kepalanya di pundak Ando.

"Iya... iya Fara...! Ayah pasti juga rindu sama lo," ujar Ando menenangkan Fara sambil mengusap lembut rambut pendek yang mulai memanjang itu. Dasar bayi besar, tomboi pula.

"Sampe sekarang, orang yang buat ayah kecelakaan sampai meninggal belum ketemu, gue pengen banget buat dia ngerasain apa yang gue sama bunda rasain. Kehilangan orang tersayang Ndo...," curhat Fara.

Sebenarnya mobil ayah Fara kecelakaan karena ada tindakan sabotase. Mungkin perbuatan orang-orang yang iri terhadap kesuksesan ayah Fara. Sayangnya polisi belum bisa menemukan pelakunya sampai detik ini. Jika saja Ando tahu, pasti dia juga akan menghajarnya habis-habisan.

"Iya Far... kita berdoa aja biar pelakunya cepat ketemu. Dan lo nggak boleh sedih lagi yah!" ujar Ando menatap sahabat sejak kecilnya.

"Iya Ndo, nggak lagi... tapi makan bakso mercon lagi yah!" ujarnya menampar pipi Ando pelan.

"Makan mulu! Nanti lo gendutan kayak gajah gimana dong," ejek Ando.

"Parah lo, masa makan bakso aja bisa bikin segede gitu!" ketusnya, suasana mulai memanas kembali. Tapi Ando lebih suka Fara yang ceria, dari pada Fara yang murung memikirkan ayahnya.

"Kan makan lemak mulu, gimana gak gede?" cetus Ando.

"Bilang aja lo iri sama badan gue yang lebih berisi dari lo, dasar kurus!" hinanya.

"Elo tuhh yang kelebihan lemak!" balas Ando, pertengkaran pun dimulai, namun bunda datang melerainya.

"Bocah!!! Ya ampun udah gede masi berantem mulu, tadi Bunda liat akur-akur aja, eh sekarang perang lagi," teriak bunda, padahal lagi seru-serunya mereka adu argumen.

"Hehe iya Bunda, maap... masa Fara dibilang gendut sama Ando, Fara nggak terima lah bun...," adu Fara.

"Ihh buk-, ehh... ehh...."

"Bunda, kami mau keluar dulu yah! Mau makan bakso! Assalamualaikum!" sahut Fara menarik Ando keluar dan memotong perkataannya tadi. Bunda hanya tersenyum melihat tingkah mereka. Ando dan Fara menghampiri motornya dan bergegas ke warung Mas Sotoy.

***

Ando melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Jalan ke arah warung Mas Sotoy tidak terlalu ramai. Kecuali di jalan besar tadi, sangat macet. Sebentar lagi mereka akan sampai di warung Mas Sotoy. Tapi sialnya, mereka berpapasan dengan Randy lagi. Dia melaju dengan sangat kencang dan sepertinya sengaja mendekati motor yang ditumpangi Ando dan Fara. Alhasil, motornya oleng lagi, dan terjatuh lagi.

"Adduh... dasar tuh anak nggak ada takut-takutnya yah! Setiap ke sini, ketemu mulu! Makin saki-sakit nih badan gue, awas aja yah besok!" cerocos Fara kesakitan.

"Dasar anak aneh! Untung aja gue baik hati dan suka menabung. Jadi nggak gue kejar lo!" Ando juga meneriaki Randy yang sudah menjauh.

"Elo tuh yang aneh! Yang fokus dong bawa motornya, oleng mulu!" sahut Fara memarahi Ando.

"Gue kan kaget Far..., gimana coba kalo tuh suara gede banget, kuping gue ampir pecah. Tu motor besar banget lagi!" jawab Ando membela dirinya.

"Udah deh... sini bantuin gue, badan gue sakit nih!" ujarnya, Ando pun membantu Fara berdiri. Sedangkan badan Ando juga agak sakit, untung saja tidak terluka.

"Randy memang sudah keterlaluan, jadi... jika besok Fara ingin berkoar-koar memarahi Randy, akan kubiarkan saja," gumam Ando.

Setelah kejadian itu, mereka pun melanjutkan perjalanan ke warung Mas Sotoy dengan perasaan kesal. Dari tadi wajah Fara terlihat seram dari spion, seperti akan menerkam seseorang.

"Dasar Faradina Maheswari, nama cantik muka galak. Tapi wajahnya cantik sih, kadang-kadang, haha. Untung saja dia tidak bisa membaca pikiranku, jadi aku bebas mengejeknya dalam hati," hina Ando dalam hati.

***

Sekian, lebih dan kurangnya mohon dimaafkan.😂
Di tunggu krisarnya!!

Faradina MaheswariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang