#8 Ando Sadar

66 9 4
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya Fara dan randy sampai di rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya Fara dan randy sampai di rumah sakit. Mereka bergegas ke tempat Ando ditangani. Saat sampai di dalam, Fara mencari keberadaan sepupunya, Anita.

"Nita!!" teriak Fara sambil berlari mendekati Anita. "Nit... jelasin ke gue, gimana Ando bisa kecelakaan? Padahal dia sama lo kan? Tapi kenapa lo keliatan baik-baik aja Nit? Kenapa? Sekarang Ando di mana?" ujar Fara melontarkan begitu banyak pertanyaan ke Anita, Anita takut memotong perkataan Fara. Sedangkan Randy hanya menatap iba Fara.

"A-Ando masih ditangani do-okter Fara...," ujar Anita terbata-bata. "Maafin gue yah, nanti gue jelasin ke elo kalo semuanya udah membaik yah. Sekarang kita tunggu kabar Ando dulu, gue juga nggak nyangka bakal kejadian gini Fara," ujar Anita.

Mereka pun menunggu kabar dari Ando. Setelah berapa lama akhirnya dokter pun keluar dari ruangan. Fara spontan berdiri dan mendekat ke dokter secara tidak sabar. Hati Fara teramat khawatir dengan keadaan Ando.

"Dokter!! Gimana keadaan Ando dok?" tanya Fara.

"Sekarang pasien masih belum sadar, lukanya juga cukup parah tapi masih bisa kami tangani. Ade mohon bersabar saja, semoga temannya cepat pulih," jawab dokter itu kemudian berlalu meninggalkan Fara, Nita dan Randy.

Fara pun bergegas masuk melihat keadaan Ando. Saat sampai di dalam, Fara tidak bisa menahan tangisannya. Keadaan Ando sangat menyedihkan, balutan perban di mana-mana. Di kepalanya, tangannya dan kakinya. "Apa yang terjadi denganmu Ando?" lirih Fara dalam hatinya melihat keadaan sahabatnya. Anita dan Randy pun begitu, tapi mereka tidak mengeluarkan air mata seperti Fara.

"Ohiya gue harus telpon mamanya Ando," ujar Fara kemudian mengeluarkan hp dari tasnya. Dia hendak menghubungi keluarga Ando.

"H-halo tante!" ujar Fara saat mamanya Ando mengangkat telpon. "Tante, ini Ando lagi di rumah sakit tante, cepetan kesini yah!" lirih Fara masih menangis. Setelah itu dia menutup telponnya. Kini dia duduk di samping tempat Ando berbaring.

***

"Fara... yang sabar yah, Ando pasti baik-baik aja. Ando itu kan kuat, lo jangan nangis lagi yah, gue juga panik kok liat Ando. Kita banyakin doa aja yah Far...," ujar Anita menenangkan Fara.

Meskipun dia juga khawatir melihat orang yang disayanginya, dia masih bisa menahan air matanya. Sedangkan Randy duduk di sofa memperhatikan dan menyimak saja.

"Iya Nit, sekarang lo ceritain yah, gimana Ando bisa kecelakaan gini?" ujar Fara mulai tenang, tangisannya mulai reda. Dia ingin mendengar penyebab sahabatnya terbaring lemah begitu.

"Jadi gini Far..., tadi kan harunya gue pulang sama Ando. Tapi pas gue ke parkiran, gue liat Ando keluar, ninggalin gue gitu sambil ngendarain motornya. Dia naik motornya asal-asalan, ngebut gitu pas keluar, nggak jauh dari sekolah, gue denger ada tabrakan. Gue keluar Fara... gue lihat itu Ando, dia tabrak mobil... atau ditabrak mobil? Ah gue nggak tau intinya dia tabrakan ama mobil. Gitu Far... gue juga heran, ngapain dia balap-balap gitu," jelas Anita panjang lebar.

"Ya ampun, ini salah gue kali. Gue ninggalin dia Nit... andai aja gue yang pulang bareng Ando, pasti nggak gini kejadiannya," ujar Fara, kemudian meneteskan air mata lagi. Fara merasa bersalah atas kejadian itu. Dia takut kehilangan orang tersayangnya lagi, sudah cukup dia kehilangan ayahnya. Fara trauma dengan kejadian itu.

"Nggak Far, di sini nggak ada yang salah kok, ini udah takdir," ujar Anita.

"Tapi tetep aja Nit... gue nyesek ingatnya, gue ngerasa bersalah banget," ujar Fara masih menangis.

Tak lama kemudian, mama Ando datang. Dia masuk dan terlihat sangat panik saat melihat anak semata wayangnya terbaring lemah. Dengan cepat dan tak sadar mama Ando juga menitihkan air mata. Baru kali ini dia melihat anaknya terluka separah ini.

"Tante... maafin Fara yah, Fara nggak bisa jagain Ando," ujar fara.

"Fara...," ujar mamanya Ando lembut, "ini bukan salah kamu sayang," ujar mamanya Ando kemudian mendekat ke Fara dan memeluknya. Dalam pelukan itu mereka sama-sama menitihkan air mata, air mata kekhawatiran. Anita dan Randy hanya melihat kejadian itu, itu sungguh seperti drama, namun itu nyata. Itu bukan settingan, Ando benar-benar kecelakaan, Fara dan mama Ando benar-benar menangis.

"Tante... Ando nggak kenapa-kenapa kan?" lirih Fara yang masih dalam dekapan mamanya Ando.

"Iya sayang, yakinlah bahwa Ando itu kuat sayang. Kamu jangan nangis lagi yah!" ujar mamanya Ando, tangisannya mulai reda. Akhirnya mereka menunggu Ando sadar.

"Mohon maaf, saya ijin pulang yah!" sahut Randy yang sedari tadi hanya diam dan menyimak. "Semoga Ando cepat sembuh," ujar Randy.

"Iya Randy, makasih yah udah Anterin gue," ujar Fara.

"Iya Fara, gue pulang dulu yah. Tante... Nita...," ujarnya kemudian berlalu pergi. Kini tinggal mereka berempat yang ada di kamar itu, Fara, mamanya Ando, Anita dan tentunya Ando. Mereka bertiga masih menunggu Ando sadar.

***

"Fa-ra...," lirih Ando menyebut nama sahabatnya, kelihatannya dia mulai sadar. Orang yang berada di kamar itupun langsung melihat keadaan Ando.

"Ando!! Ando kamu sadar!?" ujar Fara tak kalah cepat oleh orang yang melahirkan Ando, mamanya Ando.

"Ando sadar?" ujar mamanya Ando juga. Anita hanya menyimak, berharap Ando benar-benar sadar. Ando mulai membuka matanya perlahan, menatap sekitar, mencoba mencerna apa yang terjadi. Badannya terasa berat dan terasa perih di kepalanya.

"Ando kamu sudah sadar sayang," ujar mamanya Ando. "Fara, panggilin dokter yah!" pinta mamanya Ando.

"Iya tante," Fara bergegas memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Ando. Tak lama kemudian, dokter pun datang dan memeriksa keadaan Ando.

"Gimana dok?" tanya mamanya Ando usai dokter memeriksanya.

"Yah Alhamdulillah baik, tapi dia tidak boleh banyak gerak, dia harus istirahat. Dan jangan terlalu banyak bicara yah," ujarnya pula kepada Ando. Meskipun dia sudah sadar, tetap saja dia harus irit bicara. "Kalau begitu, saya tinggal dulu yah," ujar dokter dan bergegas keluar.

"Iya dok, makasih," ujar mamanya Ando. Fara mendekat kepada Ando, Fara sangat ingin mengajaknya bicara.

"Ando...!" sahut Fara dengan lirih.

"Iya Far...," jawab Ando menatap Fara, suaranya sangat lemah.

"Lo cepat pulihnya yah!" ujar Fara. Ando hanya membalas dengan kedipan dan membentuk lengkungan di bibirnya, dia tersenyum ke Fara dan mamanya serta Anita. Fara pun membalas senyumnya, senyum kepedihan, Fara bersyukur masih bisa melihat Ando tersenyum.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Faradina MaheswariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang