#7 Sebuah Kecelakaan

45 6 0
                                    

Fara yang tomboi kini telah berubah, meskipun sedikit tetapi masih nampak perubahan pada dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fara yang tomboi kini telah berubah, meskipun sedikit tetapi masih nampak perubahan pada dirinya. Dulunya Fara yang tidak suka memakai lipstik, sekarang sudah pakai. Meskipun tidak seterang bibir gadis lainnya, mungkin hanya untuk menjaga penampilan saja agar tidak kelihatan pucat. Kerudung yang dulu acak-acakan, sekarang sudah terlihat rapi. Ando tidak perlu repot-repot lagi menegurnya.

"Wuihh, sahabat gue udah berubah nih," sahut Ando saat di rumah Fara,mereka hendak ke sekolah.

"Paan sih... ini juga Bunda yang nyuruh," jawab Fara.

"Bilang aja mau...," ujar Ando menggantungkan ucapannya.

"Mau apa?" tanya Fara tidak mau digantungin.

"Mau gue puji, hahaha," ujar Ando sambil tertawa.

"Nggak lucu tau!" ketus Fara. "Ayo berangkat, nanti telat!" perintah Fara.

"Iya iya."

Mereka pun berangkat ke sekolah. Dalam hati Ando terbesik rasa bahagia, masih bisa bersama dengan sahabat dari kecilnya. Dia sangat berharap agar waktu tak pernah memisahkan mereka.

***

"Bawain tas gue dong!" pinta Fara pada Ando saat sampai di parkiran sekolah.

"Yaelahh, ada-ada aja lo. Lo bisa bawa sendiri kan? Punya tangan kan? Nggak usah manja!" ujar Ando menolak.

"Udahh bawain, gue mau ke sana dulu bentar. Lo ke kelas aja yah!" ujar Fara menyerahkan ransel berwarna birunya kepada Ando kemudian pergi ke suatu tempat. Dengan pasrah, Ando membawa tas Fara ke kelas tanpa tahu Fara pergi ke mana.

"Fara!" sahut Randy usai melepas helmnya. Dia baru saja sampai di sekolah. Rupanya Fara menghampiri Randy.

"Hai Randy!" sapa Fara juga.

"Ayo ke kelas!" ajak Randy. Kemarin mereka sudah janjian lewat pesan. Makin hari mereka semakin dekat sampai-sampai ke kelas saja harus barengan.

Adakah sebuah hubungan antara mereka? Kita lihat saja nanti.
Mereka berjalan berdampingan melewati lorong-lorong kelas. Sepertinya mereka menjadi pusat perhatian oleh siswa-siswi lainnya. Randy cukup terkenal di SMA ANGGREK meskipun baru masuk. Mungkin karena ketampanannya dia bisa sepopuler itu. Sedangkan Fara terkenal dengan sifat tomboinya. Adik-adik kelas sangat segan dengannya.

"Fara... sebentar kita keluar berdua yah," ujar Randy. Hati Fara bergetar, baru kali ini diajak keluar oleh seorang cowok. Kalau urusan Ando itu sudah biasa, tapi kali ini dengan orang yang baru saja dikenal dan dekat dengannya.

"Hah? Kita jalan maksudnya?" tanya Fara memastikan.

"Iya... kita pergi makan gitu," jawab Randy. "Lo mau kan?" tanya Randy lagi.

"I-iya gue mau," jawab Fara menerima ajakan Randy. Perasaan Fara kala itu sangat senang, bisa jalan berdua dengan Randy. Namun dia juga merasa gugup.

Mereka berjalan sampai di kelasnya. Semua yang ada di kelas heran melihat kedatangan mereka berdua, termasuk Ando sahabat Fara. Saat melihat kedekatan mereka, Ando merasa ada yang mengganjal dihatinya, apakah itu rasa cemburu? Ah tidak mungkin, mana mungkin dia cemburu dengan sahabatnya sendiri. Tak lama setelah itu, guru pun masuk.

***

Waktu berlalu begitu cepat, waktunya para siswa SMA ANGGREK kembali ke habitat masing-masing. Tak terkecuali kelas Fara, kelas berangsur-angsur sepi. Langkah ringan mereka mempercepat sepinya SMA ANGGREK.

"Ando! Gue pulang sama Randy aja yah! Lo anterin Nita aja!" ujar Fara saat di parkiran, di sana sudah ada Randy, Ando dan Fara. Nita belum datang karena ke wc dulu.

"Ehhhh i-iya," ujar Ando ingin protes tapi tidak jadi. Setelah itu Ando hanya melihat Fara dan Randy menjauh dan menghilang dari pandangannya.

"Ran... kita keluarnya jam berapa?" tanya Fara masih dibonceng oleh Randy.

"Malem aja, lepas Magrib gitu? Boleh?" tanya Randy.

"Hmmm boleh sih, nanti gue ijin sama Bunda," jawab Fara. "Tapi lo jemput kan?" tanya Fara lagi.

"Nggak," jawab Randy singkat membuat Fara agak emosi.

"Yaelah, ngapain lo ngajak gue keluar kalo nggak mau jemput!" ketus Fara, mudah sekali dia terpancing emosinya.

"Canda gue Far," ujar Randy yang tengah fokus mengendarai motornya.

Tak lama kemudian mereka sampai di depan rumah Fara.

"Nggak mampir dulu Ran?" tanya Fara saat turun dari motor.

"Nggak dulu, nanti malem aja," jawab Randy.

"Kalo gitu gue masuk dulu yah," ujar Fara berbalik meninggalkan Randy, sedangkan Randy terus melihat Fara berjalan. Belum sampai di pintu, Fara mendapatkan telpon.

"Halo Nita... kenapa?" ujar Fara, rupanya dia mendapatkan telpon dari Anita sepupunya.

"Apa?? Di mana dia sekarang? Kalian di mana?" tanya Fara, dia tampak cemas. Randy yang belum pergi pun penasaran dengan apa yang mereka bicarakan.

"Ada apa Far?" tanya Randy, Fara pun berbalik.

"I-itu Ando... kecelakan Ran... ayo kita ke rumah sakit sekarang!! Cepetan!" ujar Fara cemas. Mereka pun pergi ke rumah sakit yang diberi tahukan oleh Anita. Fara sangat cemas dan khawatir dengan keadaan Ando.

"Cepetan Randy ngebut!!!" perintah Fara, tak sadar dia meneteskan air mata mendengar sahabatnya kecelakaan. Baru kali ini Fara mendengar Ando kecelakaan, selama dia bersahabat dengannya.

"Iya Far... ini udah ngebut. Lo yang tenang yah!!" ujar Randy mencoba menenangkan Fara. Dia tahu Fara sedang menangis, dilihat dari spion motornya.
Fara terus memerintahkan Randy untuk cepat-cepat. Dia sangat khawatir dengan sahabatnya itu. Fara berharap agar Ando tidak kenapa-kenapa. Dia juga penasaran kenapa Ando bisa mengalami kecelakaan.

***

Faradina MaheswariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang