N

213 22 0
                                    

" Aku pernah bermimpi. Dilahirkan didalam sebuah keluarga kecil harmonis yang penuh akan canda tawa, tapi sekali lagi kutegaskan itu hanya mimpi"

.
.
.
.
.
.
.
..
...

Aku menelisik keluar, terkurung dalam sebuah sangkar emas bukan berarti ini menyenangkan. Jauh lebih dari itu. Ini benar-benar menyebalkan.

Menurut tanpa penolakan seperti sebuah rutinitas bagiku. Kadang aku berfikir
" Kapan aku bisa keluar dari semua ini? "

" kenapa aku bisa sampai disini? "

" Apa aku bisa mengubah semua ini? "

Dan masih banyak lagi. Sebenarnya aku tidak ingin seperti ini, tapi lagi-lagi aku tidak dapat mengubahnya. Aku terlalu takut untuk semua itu. Apa aku bisa melakukannya?

"Taehyung! Kenapa nilaimu menurun! "
Aku berlari tergopoh-gopoh turun. Seseorang yang selalu ku hormati duduk menyilang kaki dengan perawakan tegas.

Dia Papaku,

" Aku tidak tau Papa, "aku menunduk takut, jelas ini bukan seperti yang kuharapkan... Setidaknya aku masih diperhatikan kan?

" Bagaimana tidak tau! Ini nilaimu! Kau harusnya belajar lebih giat lagi! Kau mau membuat orang tuamu kecewa! Iya? "

Aku takut... Benar-benar takut,

"i-iya aku sudah belajar Papa, "

" Belajar? Belajar dari mananya? Nilaimu saja masih dibawah 50. Apa ini yang disebut belajar! Cepat katakan! "

"Mama bilang terserah padaku, dan kemampuanku hanya segitu... A-aku.. "

" Tidak! Ini tidak benar! Kau mendengarkan Papamu atau tidak! Ha! Jawab sekarang! "

" Iya Papa, "

"Hah... Terserah! Taehyung masuk kemar dan jangan keluar sebelum Papa yang membuka pintu! Belajar yang benar! "

" Iya Papa... "

Aku menghela nafas, setidaknya fisikku tidak pernah terluka jika terjadi seperti ini. Mungkin sedikit, atau aku memang tak mempedulikannya. Yang jelas aku tidak ingin menangis, apa lagi menangisi nasibku.

Entahlah mungkin suatu saat aku perlu menangis. Dan saat itu tiba, aku akan tau... Apa gunanya menangis yang sebenarnya

About meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang