K

108 15 0
                                    

"aku masih berharap seseorang dapat mengenalku dengan betul"

.
.
.
.
.
..
...

Namanya Park Jimin

Hubungan kami lebih dari sekedar sahabat. Kami dekat sejak kecil. Mungkin ini yang dinamakan saudara tapi tak sedarah.

Aku dengannya seumuran. Tapi kadang pemikiran kita berbeda. Dulu dia tidak ingin berpisah denganku. Aku sangat ingat saat malam adalah jarak kita berdua. Iya, orang tua kami melarang untuk bermain sampai malam.

Dan setiap malam selalu terdengar jerit tangis milik Jimin hyung yang ingin menemuiku. Sungguh kekanakan, tapi memang benar.

Aku menyayanginya, sama seperti saudaraku sendiri. Tapi kadang dia menyebalkan dia mengusiliku hingga menangis. Aish... Aku tidak suka!

Tapi semakin bertambahnya umur, kami perlahan menjauh. Bukan karena permusuhan atau karena aku marah padanya. Tapi karena orang tua kami, iya itu benar adanya.

Orang tua Jimin Hyung selalu membandingkan nilai anaknya denganku. Dan setiap nilaiku lebih tinggi dari Jimin Hyung. Jimin Hyung akan datang kerumahku dengan luka-luka dipunggungnya.

Tak ayal itu membuatku sedih. Mama selalu mengobati luka Jimin hyung dan akau akan selalu memberikan kata-kata penyemangat yang akhirnya ku ingkari juga.

"Jimin hyung! Taetae janji nilai taetae akan jauh lebih rendah dari milik hyung. "

Mama tersenyum, aku anak baikkan?

"Taetae janji? Hyung tidak ingin dipukul lagi. Ini sakit... "

Iya hyung... Taetae tau itu sakit.

Tapi pada akhirnya aku tidak dapat melakukan apa-apa. Papa akan mengunciku digudang dengan berbagai ketakutannya hingga Mama pulang. Sungguh, sekalipun itu hanya kegelapan malam aku benar-benar takut. Aku menjerit, menangis, dan meraung minta keluar. Tapi tak satupun yang mendengar.

Kupikir sekali lagi Jika Jimin Hyung terluka akan ada Mama yang mengobati. Tapi jika aku yang terkurung digudang tidak akan ada yang tau bahkan Mamapun terkadang pulang hanya dua hari sekali. Apa aku sanggup terkurung disana berjam-jam?

Aku bingung akan keputusanku, aku tak ingin Jimin Hyung terluka. Tapi saat aku berada digudang tidak akan ada yang membantuku kecuali kepulangan Mama yang tak menentu.

Aku memutuskan untuk pindah sekolah. Dan saat itu juga jarak diantara kami mulai terbentuk.

Apa Jimin Hyung bahagia?

Ternyata selama ini aku yang membawa luka. Aku bocah sial yang entah bagaimana bisa hidup di dunia.

About meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang