U

100 14 0
                                    

" Aku merindukanmu... Ku mohon berbaliklah dan peluk aku, "

.
.
.
.
.
.
.
..
...

Jimin Hyung

Aku masih menyayangimu. Aku melakukan ini untukmu, tapi kenapa kau menjauhiku.

Ah! Ini buruk tidak seharusnya aku seperti itu. Setidaknya Jimin Hyung mau menghampiriku. Menemaniku sampai pulang ke rumah. Aku egois, meminta yang lebih.

"Taehyung! " lihat dia telah berubah. Nama kecilku bahkan dia lupakannya.

"Hyung! Aku menunggumu sejak tadi. Ini membosankan... "

Ia berjalan mendekat. Lalu melirikku sedatar-datarnya.

"Tinggal saja aku, kenapa perlu menunggu? " ini menusukku.

Ia berjalan mendahului. Aish... Bagaimana ia bisa meninggalkanku.

"Hyung! Bagaimana sekolahmu? "
Ia melambat mensejajarkan dirinya padaku.

"Seperti biasa menyenangkan, "

"Oh... "
Aku menunduk, benarkan tentang Jimin hyung?

Jimin hyung semakin tertutup denganku, dan aku tak memegang kuncinya sama sekali.

"Hyung! Ayo bermain dilapangan,"

"Tidak itu permainan anak kecil,"

"Hmmm..."

"Bagaimana dengan kedai ramyeon? Aku akan mentraktirmu Hyung,"

" Tidak, ibu akan marah jika aku tidak makan dirumah."

Aku mendesah lelah. Apa yang harus kulakukan lagi untuk bisa bersama Jimin Hyung lebih lama?

Kami berjalan semakin panjang memasuki area hutan pinus yang jumlahnya cukup banyak. Dulu aku suka hutan ini, karena kami akan bermain disini sampai senja berganti. Menyenangkan bukan.

"Hyung bisakah berhenti sebentar, perutku rasanya aneh. "

Hehehe alasan yang jitu. Hei aku tidak berbohong pukulan tadi rasanya masih nyeri. Yah bisa dikatakan berbohong, tapi kan hanya sedikit! Jangan memarahiku.

Secara spontan, aku langsung berjongkok. Meremas-remas pelan perutku yang dipukul tadi.

"Apa rasanya mual? " Jimin hyung mendekat, tadi kulihat dia masih jauh dariku. Apa dia barusan berlari?

Aku mengangguk. Entak mengangguk setuju atau tidak. Hehehe

"Kau tadi makan apa? "

Jimin hyung membopongku ke area pinggir jalan. Aku disandarkan pada salah satu pohon pinus.

"Hanya nasi kepal buatan Mama, " aku menjawabnya sambil meringis sakit. Hehehe ekting ku baguskan?

"Benar? Kau menahannya sejak tadi ya? Kau yakin tidak makan kacang atau cabai? "

Aku menggeleng. Rencanaku berhasil.

" Aku akan menghubungi Mama, kau masih kuat kan?"

Mama?

"Hyung tidak, aku tidak ingin Mama sedih dan meninggalkan pekerjaannya..." iya sedih karena ajaran kebohongannya menurun padaku.

"Kalau begitu, ayo kita pulang... "

"Tidak hyung, aku tidak bisa."

"Mau ku gendong?"

Aku bergidik, ngeri itu sama saja akan pulang lebih cepat.

"Dan membuat hyung menerima muntahanku? Tidak, hyung..."
Aku berekting seakan ingin memuntahkan sesuatu.

"Ah... Kalau begitu istirahatlah... Aku akan menunggumu,"

Ya ini Jimin Hyungku, yang selalu berbalik arah dan mensejajarkan tubuhnya padaku. Aku menyayangimu Hyung. Terimakasih

Walaupun perubahan itu pasti ada... Aku selalu memakluminya. Kita hidup untuk berubahkan?

About meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang