I

360 23 0
                                    

"Aku akan hidup dalam kegelapan yang paling dalam walaupun cahaya terang mungusikku begitu tajam"

.
.
.
.
.
.
.
..
...

Aku benar-benar tidak peduli dan tidak mengerti. Sungguh, jikapun bisa aku tidak ingin dilahirkan kedunia. Bahkan aku sempat berharap untuk ajal segera menjemputku saja. Tapi entah kesialan dari mana mimpiku itu tak pernah terkabul.

Apa aku salah lahir didunia ini? Apa aku salah dapat bernafas disini? Kumohon beri aku jawaban. Aku ingin segera mengakhirinya.

" Mama? Bagaimana dengan sekolah Taetae? "

"Taetae sayang... Sabar ya nak, Taetae pasti selalu sekolah. Tidak usah mendengarkan Papa. Ya sayang ya? "

"Tapi Papa bilang, Taetae tidak usah sekolah... Papa bilang juga jika Papa tidak ingin membayar uang sekolah Taetae. Apa Taetae akan berhenti sekolah? "

Sosok itu tersenyum... Senyum yang benar-benar palsu. Aku... Aku membencinya,

" Tidak sayang, Mama akan berkerja lebih giat lagi untuk sekolah Taetae... Tapi Taetae janji harus belajar dengan giat! Taetae janji kan? "

"IYA! taetae janji bakal belajar giat! Yeyyyyy... Taetae tidak akan keluar kelas lagi.... Yey... Makasih Mama! "

Yah... Dan aku tidak pernah diusir dari kelas lagi. Tapi sungguh aku tidak tau jika hal ini membuat Mama diusir dari kantornya.

"Iya sayang, "

Aku memeluknya, pelukan yang tak kusangka jika ada air mata dibelakang sana.

Mama... Maafkan aku, aku terlalu bodoh untuk semuanya.




Tertanda:

Ini hanya fiktif belaka, cast ataupun pemain hanya pendukung.
Cerpen ini juga dibentuk untuk mensupport para pemain dan tidak ada maksud lain.
Mohon untuk kebaikannya dapat di mengerti.

About meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang