" Kalau saja keadilan itu merata... Pasti kehidupan kita akan seperti di surga "
.
.
.
.
.
.
.
..
...Ada yang tau bagaimana seorang manusia dilahirkan ke dunia? Apa dulu roh-roh kecil itu meronta saat mereka dimasukan dalam tubuh untuk sebuah kehidupan?
Aku tidak tau jelasnya bagaimana. Tapi aku sadar betul, jika surga itu ada. Dan yang pasti sebelum roh-roh kecil itu lahir ke dunia, pasti mereka mempertimbangkan keadaannya. Hei, siapa yang tak ingin hidup disurga? Dengan semua kebahagian yang ada? Jelas semua orang tak akan menolaknya. Termasuk roh-roh kecil itu.
Aku tidak yakin sebenarnya, dulu saat rohku akan dimasukkan ke dalam tubuh kemungkinan besar aku menolak mentah-mentah dan membuat Tuhan marah. Sehingga Tuhan mengurangi sedikit sumber kebahagiaanku. Hahaha... Tidak, aku hanya bercanda... Hentikan khayalan ini dan masuk kedalam realita.
"Taetae sayang?" seseorang itu mengintip dari balik pintu membuatku sedikit terkejut namun juga segera menghampirinya.
" Mama!" teriakku kegirangan dan segera menghampirnya.
"Hei kenapa tidak keluar makan malam? "
Aku bergidik pelan membuat senyuman secerah mungkin.
"Taetae tidak lapar Mama,"
"Benarkah? Hei... Lalu apa yang Mama dengar sejak tadi? Petir? "
Mama lanjut menggelitik perutku pelan.
" Hahahah.... Hentikan Mama... Hahaha... Iya, Taetae lapar... "
Mama tersenyum, ia mengeluarkan beberapa nampan dari meja samping pintu.
Ada makanan kesukaanku disana.
Nasi, susu, lobak dan telur gulung,... Ah tunggu apa itu daging sapi yang dipanggang setengah matang?"Mama? "
"Ya sayang... Hari ini Mama gajian... Cepat makan-makananmu dan segera tidur... Anak Mama harus sehat selalu, "
Mama memberikan nampannya padaku lalu mengecup ringan kepalaku.
Lagi, aku membalasnya dengan senyuman.
Pintu itu ditutup. Aku tahu betul hari ini bukan tanggal gajian mama. Dan aku juga tahu betul jika suara perut kelaparan itu bukan dariku tapi dari Mama.
Bukankah seharusnya aku membagi ini dengan Mama?
Aku tidak sepenuhnya salah
Karena memang Mama tengah berbohong padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
About me
FanfictionKalau aku bercerita ini hanya tentangku, apa kau marah? Kurasa tidak Kalau aku hanya melihat dengan sudut pandangku, apa aku egois? Mungkin tidak Jika aku hanya peduli denganmu, apa aku salah? Jangan bilang ini benar jika ini bukan cerita tetapi sec...