Chapter 10 "Sticky Note"

448 59 13
                                    

Waktu sudah pukul 18.47, Soobin melirik Yeonjun. Filmnya sudah selesai tapi Yeonjun masih fokus nontonin credit cast di filmnya.

"Ayo kita pulang hyung.." Soobin menggandeng Yeonjun.

"Sebentar Binn-ahh, ini nanti lihat bagian terakhir dulu.." Yeonjun masih duduk walaupun tangannya sudah digandeng.

Studio sampai sudah hampir kosong, Yeonjun masih excited menunggu siapa tahu ada adegan post credit.

Iya deh, Soobin nurut saja. Toh, kalau Yeonjun belum mau pulang, Soobin juga bingung bagaimana caranya pulang sendiri.

"Soobin, ayo kita pulang.." Yeonjun menepuk punggung tangan Soobin yang hampir ketiduran.

"Hah.. iya hyung."

"Kamu mau makan dulu?"

"Tidak hyung, aku akan makan malam di rumah, pasti papaku memasak makanan untukku.."

"Baiklah aku akan mengantarmu pulang, ayo.." Yeonjun menggandeng tangan Soobin lagi.

Sesampainya di rumah Soobin, Yeonjun memberi salam pada Paman Jin yang nampaknya sudah menunggu dari tadi. Dia minta maaf karena pulang hingga hari sudah gelap.

Jinnie memakluminya saja, dia berterimakasih karena telah menjaga Soobin sepanjang hari ini, kemudian melambaikan tangan dan berkata supaya Yeonjun hati-hati ketika pulang ke rumahnya.

"Salam untuk orang tuamu Yeonjun.. katakan bila ada waktu berkunjunglah ke sini lagi.." Jinnie tersenyum ramah.

Yeonjun meng-iya-kan kemudian pamit untuk pulang.

Soobin menatap ke jalan hingga bayangan Yeonjun sudah tidak terlihat lagi, hari ini adalah hari yang menyenangkan untuknya.

Dia berharap bisa pergi bersama Yeonjun lagi nanti.-eh besok ding.

Soobin naik ke kamarnya kemudian mandi, setelah itu dia membereskan buku-buku perkuliahan yang tadi ia beli ke rak bukunya.

Kemudian tiba-tiba ada secarik kertas jatuh di antara beberapa bukunya.

Jangan terlalu serius membaca,
aku kan jadi iri dengan bukunya
:D

"Apaan sih Yeonjun hyung ini.." Soobin tersenyum mengenali tulisan siapa di kertas itu.

Ia mengambil jarum pin warna biru muda dari laci mejanya. Kemudian merekatkan kertas itu styrofoam di dinding kamarnya, tempat ia menempelkan note untuk mengingat sesuatu.

Padahal hanya sebuah kertas, tapi entah Soobin merasa sayang bila dibuang.

Setelah selesai membereskan semua barang dan kamarnya, Soobin turun ke bawah. Seperti biasa, ayah dan papanya sudah menunggunya dan duduk di ruang makan sambil berbincang tentang hari ini.

Perutnya sudah kenyang. Setelah makan malam biasanya ia sempatkan sedikit membaca buku pelajaran.

Tapi karena ia bukan anak sekolah lagi sekarang, ia lebih senang membaca buku-buku tentang medis milik papanya yang sudah tidak terpakai lagi. Setelah matanya mulai agak lelah, ia berbaring ke tempat tidur. Dilihatnya telepon genggam di atas meja. Iya jadi teringat bahwa ia belum sempat mengucapkan terimakasih pada Yeonjun untuk hari ini.

 Iya jadi teringat bahwa ia belum sempat mengucapkan terimakasih pada Yeonjun untuk hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Our SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang