Senja tengah melihat Senja junior yang tampak tertidur pulas di atas tempat tidur miliknya. Ini sudah pukul lima sore. Sudah terhitung sekitar tiga setengah jam Senja junior berada di rumahnya dan belum ada tanda bahwa Raka tengah mencari keberadaan anaknya.Senja menggeram kesal. Apa Raka memang sudah menjadi laki-laki brengsek sekarang hingga melupakan janjinya pada anaknya sendiri?
Senja menghampiri Senja junior yang tengah terbaring memeluk boneka miliknya dulu sewaktu SMA. Ia menggoyangkan pelan bahu anak tersebut.
“Senja ayo bangun” ujar Senja sembari menepuk dan sesekali menepuk pelan lengan Senja junior.
Senja memperhatikan wajah Senja junior. Ia menatap bibir Senja junior. Bibir yang sangat mirip dengan milik Raka. Hidungnya pun sangat mirip dengan milik Raka. Yang diwarisi Sisi kepada Senja junior hanya warna bola mata dan rambut yang cenderung berwarna coklat dan lurus. Perpaduan yang sangat sempurna.
Senja mengelus pelan rambut Senja junior. Ia menghadiahkan sebuah kecupan singkat di dahi Senja junior.
“Senja ayo bangun sayang” ucap Senja.
Akhirnya, Senja junior membuka matanya. Sesekali ia menguap dan menggosokkan matanya menggunakan tangan. Sangat menggemaskan menurut Senja. Ditambah dengan wajah yang setengah mengantuk membuat Senja junior tampak lebih lucu.“Ayah belum jemput ya bunda?” tanya Senja junior dengan wajah mengantuk kearah Senja.
“Ayah lagi sibuk sayang. Senja disini dulu aja ya. Mending sekarang Senja mandi ya? Nanti biar dibantu sama bibi” suruh Senja.
Tadi sewaktu Senja junior tertidur ia sudah menyuruh asisten rumah tangganya untuk membelikan beberapa perlengkapan untuk Senja junior. Termasuk baju ganti.
“Iya bunda” Senja junior beranjak dari tempat tidur dan menghampiri asisten rumah tangga Senja yang memang dari Senja junior bangun ia sudah ada disana.
***
Raka memasuki rumahnya dengan kening berkerut. Ia merasa aneh. Biasanya begitu ia membuka pintu akan ada Senja junior yang menyambutnya dengan ceria. Tapi kali ini ia tidak mendapati sambutan itu.
“Bi.. Bi Sumiii” panggil Raka.
Tak lama Bi Sumi datang dari arah dapur.“Iya tuan?”
“Senja dimana bi?”
“Loh, bukannya non Senja sama tuan. Kan tadi Tuan sendiri yang bilang mau menjemput non Senja pulang sekolah” jelas Bi Sumi.
Perkataan Bi Sumi membuat ia mengingat janjinya bersama Senja junior.
“Shit” umpat Raka dengan nada rendah namun masih bisa didengar oleh Bi Sumi.
Raka berjalan keluar rumah dan langsung menaiki mobilnya. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata untuk bisa cepat sampai disekolah Senja.
Waktu yang biasanya diperlukannya menuju ke sekolah Senja sekitar dua puluh menit kini ia tempuh dengan waktu lima belas menit. Sesampainya Raka disana, ia langsung menghampiri post satpam untuk mengetahui keberadaan anaknya. Ia sangat khawatir memikirkan berbagai kemungkinan buruk yang terjadi.
“Permisi pak, saya mau tanya apa semua murid sudah pulang ya pak” tanya Raka kepada security yang betugas jaga.
“Sudah pak. Anak-anak sudah bubar sejak siang tadi” jelas security tersebut.
Perkataan security tersebut membuat Raka tambah kalut. Ia segera mengeluarkan handphone dan menunjukkan wallpaper hpnya dan menunjukkan wajah Senja junior yang tengah tertawa.
“Kalo anak ini pak? Apa bapak liat dia pulang dengan siapa?” tanya Raka penuh harap.
Security tersebut memperhatikan wajah anak kecil yang terpampang di HP tersebut sembari sesekali memejamkan matanya mencoba mengingat sesuatu.
“Oh, anak ini tadi udah pulang pak” jawab Security tersebut.
“Pulang? Pulang sama siapa pak?”
“Sama ibu-ibu, masih muda. Beliu memakai setelan kantor. Rambutnya juga digerai saya kira dia ibu anak itu”
Dari penjelasan security tersebut, Raka sudah bisa menebak siapa yang menjemput Senja. Setidaknya ia bisa bernafas lega. Ia harus segera menemui Senja dan Senja junior. Raka mengucapkan terima kasih kepada security tersebut dan langsung pergi untuk menuju ke rumah Senja.
****
Much love❤