Senja membuka matanya yang terasa sangat berat. Senja baru sadar bahwa badannya sekarang sedang diikat di kursi. Pantas saja badannya terasa sangat pegal dan sakit. Ia mengedarkan matanya melihat sekitar. Tempat Senja berada sangat kotor, banyak debu, tong kotor serta kardus-kardus yang berserakan.
"Tolonggg" lirih Senja sembari berusaha melepaskan ikatan di tubuhnya.
Jujur saat ini Senja sangat merasa ketakutan. Ia takut hal-hal buruk akan menimpa dirinya. Tetapi ia berusaha sebisa mungkin untuk menenangkan diri. Panik disaat-saat seperti ini sangat tidak bagus. Ia harus fokus untuk mencari cara keluar dari sini dan mencari pertolongan.
Dengan tenaga yang tersisa Senja berusaha melepaskan ikatan itu. Rasanya ia mau menangis. Kenapa ikatan ini terasa sangat kencang.
"Wah udah bangun tuan putri?" seorang laki-laki menyeruak mengagetkan Senja membuat ia menghentikan aktivitasnya untuk melepaskan diri.
"Mau coba kabur? hmm" tanya laki-laki tersebut. laki-laki tersebut mendekat ke arah Senja. Ia meraih dagu Senja sehingga membuat Senja mendongak.
"Lo makin cantik aja sih" ujar laki-laki tersebut sembari mengelus pipi Senja dengan lembut.
Senja menatap mata laki-laki tersebut, Senja yang jijik karena sentuhan laki-laki tersebut berusaha menghindar. Ia memalingkan wajahnya dengan mata yang menahan air mata.
"Inget gue enggak? massa enggak inget sih" ujar laki-laki tersebut sembari mengambil kursi untuk dia duduk di hadapan Senja.
"Apa yang lo mau?!" tanya Senja dengan mata yang berkaca-kaca.
Senja menatap laki-laki yang ada di hadapannya itu. Ia sungguh tidak percaya awalnya. Orang yang sedang duduk dihadapannya ini adalah temannya sekelas dulu sekaligus fotografer Tasya yang Senja ketahui dari Dean.
"Kalo gue mau lo gimana?" tanya Irwan. Laki-laki itu bernama Irwan.
flashback on
Cowok berkacamata dengan buku-buku ditangannya itu memandang cewek yang ada di hadapannya dengan tatapan kagum. Cowok itu tersipu ketika cewe yang dipandanginya menengok ke arahnya.
Cowok itu bernama Irwan. Sejujurnya sudah sedari kelas 10 Irwan diam-diam menyukai Senja. Tetapi Irwan sadar ia tidak akan bisa untuk bersama Senja. Lihat saja penampilannya. Cowok nerd sepertinya tak mungkin bisa memiiki kekasih seperti Senja yang termasuk siswa populer.
Tetapi dengan keberanian hari itu, Irwan dan Senja yang tengah berada di dalam kelas berdua saja karena hari masih sangat pagi. Irwan sudah terbiasa masuk sekolah lebih pagi tetapi Senja? Itu suatu kebetulan yang sangat langka. Kesempatan mana lagi yang akan Irwan sia-siakan untuk mengungkapkan perasaanya? Ia tidak mau nanti ia akan menyesal karena tidak pernah menyampaikan perasaannya.
Dengan keberanian yang dikumpulkan Irwan berjalan menuju meja Senja.
"Emm Senja, bisa bicara sebentar?" tanya Irwan membuat Senja yang awalnya tengah asik memainkan handphonenya mendongakkan kepalanya dengan kening berkerut.
"Eh iya ada apa ya wan?" tanya Senja bingung. Karena bisa dibilang ia dan Irwan kurang dekat seperti teman seperti biasanya.
"Gw mau ngomong, tapi gue harap lo nggak marah apalagi ngejauhin gue karena omongan gue hari ini"
Kening Senja semakin berkerut . Bertanya-tanya apakah ia memiliki kesalahan pada Irwan? Senja mengangguk samar.
Irwan menarik nafas panjang.
"Maaf kalo perkataan gue buat lo gak nyaman tapi gue harus jujur sama perasaan gue" Irwan membenarkan letak kacamatanya. "Gue suka sama lo" lanjut Irwan lirih tetapi masih bisa didengar oleh Senja.
Senja awalnya terkejut dengan ucapan Irwan, begitu sadar akan keterkejutannya Senja tertawa dengan keras.
"Ya ampun wan. Lo bercanda kali ya?" balas Senja begitu tawanya mereda.
"Gue serius nja" ujar Irwan lebih tegas karena melihat respon Senja yang terlihat meremehkan perasaannya.
"Ngga usah aneh-aneh deh wan, ada-ada aja lu bercandannya" ujar Senja tanpa mau meladeni Irwan Senja pergi pamit dari sana.
Senja menggeleng samar sembari tertawa kecil. Bagaimana mungkin Irwan menyukainya. Sedangkan Irwan menatap punggung Senja yang menjauh dengan tatapan tajam. Mulai saat itu ia bertekad suatu saat akan mendapatkan Senja. Ia tidak mau perasaanya disepelekan seperti.
Sejak hari itu Irwan lebih banyak menyendiri dan diam-diam memperbaiki tubuhnya dan penampilannya. Ia bertekad ia akan berubah hingga tidak ada yang bisa menyepelekan perasaannya.
Flashback off
Irwan tersenyum samar mengingat kenangan saat SMA itu.
"Dulu lo angkuh banget nganggep remeh perasaan gue. Lo enggak tau nja gue sebenarnya sayang banget sama lo" bisik Irwan lirih sembari mengelus pipi Senja samar.
"Kalau aja lo nggak ngerebut pacarnya Tasya mungkin lo sekarang sama gue nja dan lo ga perlu ngrasain kayak gini"
"Jadi ini semua perintah Tasya?!" tanya Senja sedikit membentak.
"Perintah Tasya atau bukan tapi kalo lo bisa ngerebut Dean dari Tasya, itu artinya gue bisa ngerebut lo dari Dean juga. Satu lagi, Tasya udah coba peringatin lo dari awal untuk ga ikut campur, tapi lo ngeyel banget. dan karena sifat lo yang ngeyel ini lo bisa ngancem keslamatan anak Raka sendiri" tukas Irwan.
***
selamat malam
TBC:*