RAKA || 22

1.1K 84 7
                                    


Dua minggu berlalu. Sejak hari dimana Raka mengetahui hubungan yang ada diantara Dean dan Senja sejak saat itu pula Raka memutuskan untuk menjauh dari Senja. Entah itu dengan menggantikan pekerjaannya bila ada rapat dengan perusahaan Senja atau dengan tidak menghubungi Senja lagi.

Bukannya Raka bersifat kekanakan ataupun apa. Ia hanya ingin hubungannya dengan Senja tetap terjaga dengan baik.karena ini semua sudah menjadi keinginan Senja sendiri. Raka bisa apa? Ia tahu hubungan yang didasari keterpaksaan akan berakhir dengan buruk. Maka ia akan menerima keputusan Senja.

Di lain sisi, Senja merasa kosong. Sejak Senja mengungkapkan hubungannya dengan Dean didepan Raka, perasaannya menjadi was-was. Seolah-olah ada yang tidak beres dengan hatinya. Bukankah ini yang seharusnya Senja inginkan sejak dulu? Ia ingin mempunyai hubungan baru dengan orang lain selain dengan Raka dan melupakan Raka, dan ketika semua itu sudah terjadi kenapa justru ia merasa tidak senang?

Senja mengusap wajahnya dengan kasar. Ia bingung. Ia tidak tau apa yang ia inginkan sekarang. Ketika semua keinginannya sudah tercapai bukannya senang ia justru malah gundah.

Bip bip bip

Handphone Senja yang tergeletak diatas meja membuat Senja mengambil HP tersebut dan melihat siapa yang menghubunginya.

DEAN

Pulang jam berapa nanti?

Sebuah rutinitas. Setelah resminya hubungan mereka berdua, Dean makin sering menghubunginya dan teratur untuk mengantar-jemput Senja. Menurut Senja perlakuan manis Dean yang memberikan perhatian jutru membuat dia merasa risih. Entahlah, sekarang ia malah merasa asing dengan sikap Dean yang sekarang.

SENJA

Setengah enam

Senja kembali menaruh HPnya diatas meja. Ia melirik jam digital yang terletak tak jauh dari tempatnya duduk. 16.57 WIB.  Sebentar lagi Dean akan kesini. Senja harus bersiap-siap.

***
Pukul 22.56

Raka baru pulang dari kantor. Akhir-akhir ini, ia menghabiskan banyak waktu untuk berkerja. Bahkan bisa dibilang ia menjadi gila kerja. Hal tersebut tidak semata-mata ia lakukan.

Raka hanya butuh kegiatan untuk melupakan semuanya. Melupakan rasa sayangnya. Melupakan rasa cintanya yang terlambat ia ketahui. Ia tidak mau memaksakan kehendaknya. Yang ia tahu, hubungan itu harus dijalin dari dua orang yang saling mencintai, dan ia tidak mau memaksakan suatu hubungan kepada Senja jika Senja sendiri tidak merasakan cinta kepadanya. Yang ia tahu hubungan yang dimulai dengan hal yang tidak baik maka akan berakhir dengan tidak baik pula.

Raka memasuki kamar putrinya, Senja junior. Ia terlihat tengah meringkuk sembari memeluk boneka lumba-lumba miliknya. Raka ingat boneka itu ia belikan saat Senja junior mulai bisa berjalan. Raka tersenyum mengingat masa-masa itu.

Senja kecil, lahir tanpa ibu. Meskipun begitu, Raka berusaha membuat Senja tak merasakan kesedihan karna tak mempunyai ibu. Raka selalu menjadi Ibu dan Ayah pada saat yang bersamaan. Meskipun tidak dapat dipungkiri, bahwa Senja kecil pasti membutuhkan figur ibu yang sesungguhnya.

Raka mengusap pelan helaian rambut yang jatuh dipipi Senja kecil. Ia mengelus pelan dan menatapnya penuh kasih sayang. Sekarang yang ada difikiran Raka hanya ada kebahagiaan Senja kecil. Meskipun ia haru mengorbankan kebahagiaannya sendiri. Karna itulah yang harusnya dilakukan orang tua.

Raka mengecup pelan kening Senja kecil dan meninggalkan kamar anaknya. Ia menuju kamarnya, saat memasuki kamar ia mendudukkan tubuhnya diatas ranjang. Matanya tak sengaja melihat ke arah figura kecil yang ada di atas nakas samping ranjang. Foto itu foto masa SMA nya. Fotonya bersama sahabat-sahabatnya.

Raka mengusap wajahnya dengan kasar. Belakangan ini sangat kacau menurut Raka. Mulai dari hubungan Senja dan Dean sampai orang tuanya yang terus mendesaknya untuk mencari pendamping.  Rasanya sangat sulit. Ia tidak bisa memungkiri bahwa dihatinya masih ada Senja dan Sisi pada waktu yang bersamaan.

"kamu harus segera mencari pengganti Sisi rak,  Senja butuh figur ibu" ucap mama Raka.

"Maa.. Raka bisa jadi ayah dan ibu buat Senja ma. Jangan paksa Raka buat nglakuin hal yang nggak Raka suka"

"kamu memang bisa menggantikan peran ibu bagi Senja sekarang. Tetapi untuk kedepannya Senja juga butuh figur ibu rak. Tolong dipikirkan lagi. Kalau kamu mau mama bisa kenalkan kamu sama anak temen mama"

Raka menghela nafas panjang.

"Raka pikir-pikir dulu ma"

Raka mengingat percakapan tadi siang dengan mamanya. Apa yang dikatakan mamanya memang ada benarnya. Bagaimanapun juga ke depannya Senja kecil pasti membutuhkan sosok ibu yang sesungguhnya. Kalau memang dengan mengorbankan kebahagiaannya untuk Senja kecil ia tidak apa-apa.

Dan soal perasannya dengan Senja, mungkin memang mereka tidak pernah ditakdirkan menjadi pasangan. Maka dari itu,  biarlah Senja menemukan pelabuhannya yang baru. Biarkan Senja mencari seseorang yang menyanyangi dan mencintainya dengan tulus. Raka melepaskan Senja jika ini akhirnya.

Biarkan sang senja mencari tempat peraduannya yang baru.

***




Selamat tidur, :)

MEET AGAIN (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang