RAKA || 2

2.7K 161 9
                                    

Senja menghela nafas sembari menarik kopernya. Ia kembali ke negara asalnya. Setelah beberapa tahun menetap di Jerman,  ia terpaksa harus kembali ke Indonesia karena di paksa oleh kakaknya untuk mengurus perusahaan yang baru dikembangkan oleh kakaknya.

Ia berjalan dari pintu ke luar bandara untuk menemui supir suruhan kakaknya. Begitu ia melihat seorang bapak-bapak yang memegang tulisan yang menampilkan namanya,  ia langsung menghampiri bapak-bapak tersebut.

"Non Senja ya? "

"iya pak"

"Oh iya non, mari saya bawakan kopernya" Senja menyerahkan kopernya kepada bapak-bapak tersebut.

"Kita langsung pulang atau mampir dulu non"

"Langsung pulang aja mang"

***

Senja memasuki kamar yang dulu pernah ia tempati. Kamar tersebut tidak ada yang berbeda. Hanya beberapa furniture yang keliatan sudah tak terurus.

Ia menghela nafas panjang. Butuh kekuatan yang ekstra untuk ia kembali ke Indonesia. Ia melangkahkan kakinya menuju meja belajar yang ia gunakan sewaktu SMA.

Mata Senja terpaku pada bingkai foto yang menampilkan kedua remaja SMA yang saling merangkul. Itu fotonya dengan Raka sewaktu mereka kelas X. Ia ingat betul, foto itu diambil saat dia sedang berulang tahun. Senja mengulas senyum tipis. Life must go on. Ia harus tetap menjalankan hidup dan tidak terpaku pada satu orang yang entah sekarang ada dimana.

***

Senja keluar dari sebuah cafe dengan segelas kopi di tangannya. Ia memutuskan untuk jalan-jalan setelah satu hari beristirahat penuh.

Ia meminum kopi tersebut. Sejak tinggal di Jerman, ia menjadi suka dengan minuman yang satu ini. Entah kenapa, ia menyukai pahit yang di tawarkan oleh kopi.

Ia memutuskan untuk berjalan menuju taman. Rasanya ia sudah lama tidak bermain di sana. Terkahir kali ia pergi ke sana saat Raka belum berpacaran dengan Sisi.

Senja berjalan menyusuri terotoar jalan. Jakarta sekarang dengan Jakarta dulu tidak ada bedanya. Sama-sama panas. Sama-sama sumpek. Tapi justru itu yang membuat dia merindukan kota ini.

Senja memutuskan untuk beristirahat sebentar di salah satu halte yang berada di depan sebuah sekolah taman kanak-kanak. Matanya menatap seorang gadis kecil yang tengah berusaha menyebrang dari jalan.

Mata Senja terus menelisik wajah anak tersebut. Ia seperti tidak asing dengan wajah tersebut. Saat anak tersebut memutuskan untuk memutuskan untuk menyebrang jalan, dari arah berlawanan ada sebuah mobil yang melaju dengan cepat.

Sontak saja Senja langsung bangkit dari duduknya dan berlari ke arah anak itu. Dengan cepat ia menyergap anak itu sampai tubuhnya terjatuh ke bahu jalan. Mobil yang hampir menabrak itu langsung melarikan diri.

"Dek kamu nggak papa?" tanya Senja sembari membantu anak tersebut untuk berdiri dan membawanya ke tepi jalan.

"Nggak papa tante. Makasih ya udah bantuin aku"

"Sama-sama. Kamu mau kemana? "

"Aku nungguin ayah njemput aku,  tapi sampe sekarang nggak dateng"

"Gimana kalau kamu tante anter? " tawar Senja.

"Nggak papa tante?  Nanti ngrepotin"

"Nggak papa kok. Oh iya nama kamu siapa? "

"Nama aku Senja" Senja besar sedikit terkejut mendengar nama anak tersebut yang sama dengannya. "Kalo tante namanya siapa?"

"Tante namanya juga Senja"

"Wah nama kita sama" ujar anak tersebut dengan girang.

***

Senja turun dari taksi dengan Senja kecil yang menggenggam tangannya.

"Ayo tante masuk dulu. Tante harus ketemu sama ayahnya Senja"

"Iya-iya, tapi sebentar aja ya. Tante nggak bisa lama-lama Soalnya masih ada urusan"

Senja kecil menuntun Senja besar untuk memasuki rumahnya. Begitu pintu di buka Senja kecil langsung masuk ke rumah meninggalkan Senja besar yang terdiam di ambang pintu.

"Ayah ayah ayo Senja kenalin sama tante baik" Senja kecil menarik tangan Raka untuk keluar dari dalam rumah.

"Iya Senja jangan buru-buru nanti jatuh"

Begitu Raka sampai di depan pintu, matanya menatap punggung perempuan yang tengah memunggunginya.

"Tante,  ini ayah Senja. Ayah ini tante yang udah nolongin Senja"

Begitu Senja berbalik, tubuhnya membeku. Sama halnya dengan Raka. Ia juga ikut membisu. Senja tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Apakah ia harus bersedih atau senang karna bertemu dengan Raka,  tetapi dengan kondisi Raka yang sudah mempunyai anak. Berbeda dengan Raka, ia senang karena Senjanya sudah pulang. Senjanya sudah kembali.

****



Thank u udh mau baca ini.

TBC:*

MEET AGAIN (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang