29. Perjalanan Penuh Cinta

1.9K 149 40
                                    

"Ingat ketika Nabi Adam dipertemukan kembali  dengan Hawa setelah dipisahkan selama bertahun-tahun? Bukankah ini sudah cukup sebagai bukti bahwa jodoh tidak akan pernah tertukar? Meski terpisah pulau atau bahkan lautan sekalipun pasti akan bertemu"

🌿🍂🌿

Ini adalah perjalanan Umrahku yang kedua kalinya. Setiap hari kulalui untuk beribadah pada Allah, Rabb yang telah menciptakanku. memberiku kesempurnaan fisik, dan penguasa dari seluruh alam semesta. Tak pernah kusangka setelah bertahun-tahun mempelajari Agama Islam, kini Allah telah memberiku hidayahnya. Melalui kehadirannya yang tiba-tiba menghilang membut jalanku untuk menjemput hidayah terbuka lebar.

Sudah bertahun-tahun lamanya ia menghilang entah kemana. Aku pun tak pernah menyangka Ibrahim yang merupakan Kakak kandungnya sendiri tega melakukan hal sekejam itu pada Adiknya. Hanya satu doaku, semoga Allah selalu melindunginya, sosok wanita yang telah menuntunku kejalan yang benar.

Meski aku tidak tau apakah ia masih hidup atau tidak, setidaknya cinta yang Allah tumbuhkan di hatiku tidak akan pernah padam. Walaupun hingga pada akhirnya bukan dia yang ditakdirkan untuk hidup bersamaku.

Subuh ini adalah shalat terakhirku di Masjid Nabawi sebelum kembali. Masih teringat jelas di kepala saat pertama kali aku menunaikan shalat. Sangat jelas terasa perbedaannya saat aku bersujud pada Rabbku. Dadaku terasa sesak. Air mata dengan sendirinya tumpah. Sungguh nikmat yang tak terlupakan bagiku.

Selepas sholat ku ambil Aquran kecil dari dalam tasku. Alquran ini adalah hadiah dari seorang Kiayi yang juga merupakan guruku selama menuntut ilmu agama. Bentuknya sudah usam karena terlalu sering kubukan, tapi aku bahagia dengan Alquran ini. Dia adalah sahabatku, yang menjadi penenang dikala aku sedang bersedih.

"Nak, boleh saya duduk di sini?" Kata seseorang tiba-tiba muncul entah dari mana.

"Tafadhol" Ucapku sambil tersenyum.

Aku menatapnya. Ia juga mengambil Alquran yang ada di kantong gamis putihnya. Awalnya aku tidak terlalu memperhatikannya karena terlalu sibuk menambah hafalanku. Tapi ketika kudengar suara isakan aku pun mencari dimana suara itu berasal. Kakek itu menangis, kakek yang tadi duduk di sampingku.

Karena penasaran aku pun menghampirinya, "Kek, Kakek kenapa? Sakit? Mau saya antar kembali ke hotel?" Tanyaku padanya.

Kakek itu menggeleng, "Kakek tidak apa-apa, nak" Ucapnya sambil menyeka air matanya, entah hal apa yang menyakitinya sampai ia menitihkan air mata.

Aku duduk tepat disampingnya, "Afwan, kalau boleh saya tau hal apa yang membuat Kakek telihat begitu sedih? Maaf kalau saya lancang bertanya seperti ini"

Kakek itu tersenyum menatapku, lalu kembali memandangi kemegahan Masjid Nabawi. "Ini adalah Umrah pertama bagi Kakek. Setelah menabung selama bertahun-tahun akhirnya Kakek bisa menginjakkan kaki di tanah kelahiran Rasulullah. Tangisan Kakek adalah tangisan bahagia sekaligus kesedihan. Kakek bahagia karena Allah masih memberikan kesempatan untuk berkunjung di tempat suci ini. Namun dilain hal Kakek merasa sedih karena tidak bisa pergi bersama istri Kakek"

Aku mengertukan keningku, "Kenapa Istri Kakek tidak bisa pergi bersama Kakek?"

"Dia sudah meninggal"

Aku tersentak kaget saat mendengarnya, "Innalillah. Maafkan saya Kek, saya tidak tau soal itu"

"Tak apa" Ucapnya.

"Padahal beliau sangat ingin berkunjung ke tempat ini. Bertahun-tahun Kakek bekerja sebagai penjual gorengan untuk menabung. Meski yang berdagang adalah Kakek, tapi lelah Kakek tidak seberapa dengannya. Setiap malam, selesai tahajud ia bangun dan mempersiapkan semua kebutuhan untuk berdagang bahkan sesekali ia ikut berjualan dengan Kakek. Kakek merasa bersalah kenapa baru sekarang menyadari hal itu. Setelah kepergiannya Kakek merasa kesepian. Tidak ada lagi sosok yang setia menemani ketika makan, tidak ada lagi sosok yang setia mengingatkan, menegur, dan memarahi Kakek. Makanya tadi Kakek nangis, kakek berdoa agar kelak Allah pertemukan lagi Kakek dengan istri kakek" Tambahnya seraya memberikan senyuman yang tidak bisa kutafsirkan.

Anum (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang