💔Chapter 3

223 14 0
                                    









Rose tertawa melihat teman temannya mendecak kesal karena ulah Jisoo. Kartu uno yg ada di hadapan mereka memang sudah berantakan karena perbuatan Jisoo. Bukannya melanjutkan permainan, sahabatnya yg memang unik itu malah pergi menghampiri pacarnya di pintu.

"Ada apa, Rose?" Tanya Joy yg ada di sampingnya.

Rose menoleh pada Joy, lalu ia menghela napasnya

"Nggak apa apa sih, Joy. Lo gimana sama Sungjae?" Tanya Rose.

"Ya gitu, dia masih suka modus sana sini." Joy terkekeh setelahnya, "lo sendiri gimana?"

Rose menggeleng, "Nggak tahu deh, antara dianya nggak peka atau pura pura nggak peka."

"Dia kan kerjaannya modus mulu." Ucap Joy sambil tersenyum geli.

"Iya sih, tapi kan bukan ke gue doang. Sampai cowok juga digituin sama dia."

"Jangan negative thinking gitu ah, nggak bagus."

"Dia baru jalan sama Seulgi kemarin." Ucap Rose lesu.

Joy sebenarnya kaget, berusaha menahan senyum di wajahnya untuk tidak pudar, "oh, ya?"

Rose terkekeh, "sebenarnya gue kaget sih, pas tahu dia ngajak Seulgi jalan"

"Bukannya kemarin dia baru ngajak lo jalan?" Tanya Joy heran.

"Harusnya."

"Terus?" Tanya Joy kemudian.

"Nggak jadi. Dia bilang ke gue ngajak nyokapnya makan bareng." Rose menghela napas--- lagi, "iya sih, emang sama nyokapnya, tapi sama Seulgi juga."

Joy terdiam, sebelum akhirnya berusaha "Sungjae juga gitu kok, tapi gue kode-kodein ujungnya jadi juga kan"

"Lo tahu sendiri gue org nya paling nggak bisa kasih kode gitu"

"Terus lo maunya gimana? Udh setahun lho, sejak lo terpilih mjd wakil ketua acoustic club. Dia nya nggak peka juga kan."

"Doain aja deh lagu yg gue tulis buat dia--"

"Lo nulis lagu buat dia?!" Sambar Joy-- setengah memekik, membuat Rose melebarkan matanya

"Jangan keras keras!"

"Oh, iya maaf" kekeh Joy. "Sampe mana ta-- oh, lagu lo gimana?"

"Ya itu-- bisa bikin dia ngerti perasaan gue." Jawab rose dengan senyuman. Senyum yg penuh harapan.


¤¤¤¤¤





"Suga, kangen nih si nyonya" ucapan Lisa membuat semua anak kelas 12-1 bersorak sorak menggoda Jennie dan Yoongi. Beberapa ikut menggoda dan beberapa lagi hanya berbisik mengutarakan pendapatnya.

"Waduh."

"Suga, sikat gus. Kurang cantik apa coba si Jennie."

"Gila beruntung banget si Yoongi"

"Apaan sih, genit banget si jennie"

Kira kira begitulah respon anak IPA kelas 12-1. Jennie hanya bisa diam dan menutupi mukanya yg memerah. Ia tidak bisa membantah apa yg di ucapkan oleh Lisa, karena ia tahu, jika ia membela diri, Lisa akan semakin semangat menggodanya. Yg bisa ia lakukan hanyalah melirik Suga yg masih menidurkan kepalanya di atas meja dgn earphone yg terpasang di telinganya.

"Yahh..., dicuekin lagi lo, Jen" Ejek Mingyu.

"Apaan sih lu item, lagi tidur dia itu, bg agus kan kebo, dimana aja dia bisa tidur, ye gak jen?"

"Tidur?" Bobby tertawa, "lihat jari jarinya gerak gerak, lagi chattingan sama cewek lain dia mah"

Ucapan Bobby membuat Jennie langsung menoleh ke arah Suga, dan matanya mengerjap beberapa kali setelah sdar omongan Bobby benar. Jari lelaki putih itu memang sedang menari di atas benda segi empat itu. Kekecewaannya itu hanya ia tunjukkan dgn helaan napas panjang.

Sadar ucapannya yg salah dan telah membuat Jennie bersedih, lelaki bergigi kelinci itu berdehem, "bercanda kali Jen. Paling main game dia, Suga nggak dekat dgn siapa siapa kok."

"Beneran?"

"Setahu gue sih. Soalnya--"

"Kalau mau ngomongin gue jangan di sini bisa, kan?"

Jennie dan Bobby langsung terdiam. Mereka tidak menyangka bahwa org yg sedari tadi mereka bicarakan akhirnya angkat bicara membuat situasi terbalik menjadi canggung. Kapten basket itu mendengus kesal kemudian bangun dari duduknya dan berjalan ke luar kelas.

Bodohnya, Jennie langsung berdiri dari duduknya dan malah mengekor manusia es itu.
"Suga, ih tungguin, cepat banget sih jalannya?"

Merasa risih, ia berhenti dan berbalik "ngapain sih lo ngikutin gue?!"

Jennie sempat terdiam sebelum akhirny ia berbicara, "nggak apa-apa pingin ngobrol aja."

"Gue gak mau ngobrol sama lo, dan nggak mau ngelihat lo." Jawab Suga dingin.

"Gimana ya, gue pengin ngobrolin masalah lomba basket minggu depan, sih." Jennie berusaha untuk mencari cari alasan.

"Lomba basket nggak ada hubungannya sama OSIS."

Jennie mengangguk cepat, "siapa bilang nggak ada? Ada, kok!"

"Pembagian hadiah, trofi--ehh kalau menang sihh--tapi kan pasti menang. Ahh banyak de--" belum selesai Jennie berbicara, Suga sudah lebih dulu berjalan meninggalkannya. "Ihh Suga! Kok, gw ditinggalin sihh?"

Teriakan Jennie menggema di seluruh koridor kelas dia belas. Tanpa menghiraukan Jennie, laki laki itu tetap berjalan entah ke mana dengan seorang primadona sekolah yg sedang mengekor di belakangnya.

Namun tiba tiba Jennie menghentikan langkahnya. Sembari melihat ke arah jam tangannya, ia pun teringat sesuatu yg lebih penting dari pada mengekori Suga. Dia baru ingat kalau rapat OSIS tengah menunggunya.

Annyeong yeorobun!!!
Imback!!
I hope you like❣️


~Vaa

BROKE~BlackbangtanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang