05

9.3K 654 177
                                    

Mata Hyemi terbuka perlahan dan kepalanya terasa begitu berat saat ia hendak ingin mengangkatnya.

Kamar yang begitu luas dengan dinding berwarna abu- abu di seluruh sudutnya ini nampak begitu hangat ia rasakan.

Di tambah dengan aroma pemilik kamar ini yang begitu kuat, bahkan Hyemi sudah sangat hafal dengan aroma ini.

Pintu kamar ini terbuka perlahan dan menampakkan seseorang yang terbalut dengan kaos putih dan juga bercelana piyama panjang dengan tangannya yang membawa sebuah nampan.

"Good morning, sayang...." ucapnya seraya menutup perlahan pintu kamar ini.

Hyemi hanya menatap kosong pria itu, tanpa menjawab bahkan bersuara.

Pria itu menyodorkan nampan itu kepada Hyemi, "Makanlah, selagi masih hangat. Aku yang membuatkannya untukmu."

Hyemi menerima nampan itu dengan baik, sepiring nasi goreng lengkap dengan telur mata sapi yang sedikit gosong dan juga segelas susu Namjoon berikan pada Hyemi.

Hyemi tersenyum tipis melihat telur mata sapi yang sedikit gosong itu. Ia memaklumi, semua pria pasti akan seperti ini jika tengah berusaha memasak.

Namjoon menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal sama sekali itu, "Telurnya sedikit gosong, maafkan aku. Itu sudah percobaan yang ke-10 kali dan menurutku itu yang paling baik."

Hyemi lagi-lagi tersenyum tipis, bahkan Namjoon sepertinya tidak dapat melihatnya. "Gwaencahana, gomawo...."

Namjoon terlihat tersenyum lebar dan menampakkan deretan giginya yang rapi. Ia nampak bahagia hanya dengan ucapan terimakasih dari Hyemi.

Namjoon mendaratkan bokong di depan Hyemi, "Biar aku suapi...," ucapnya seraya mengambil sendok di piring.

"Aku bisa makan sendiri."

Namjoon meletakkan kembali sendok itu di piring, "Baiklah.... Makanlah dengan baik, dan berhentilah bersedih."

Hyemi mengangguk pelan, "Nde...."

Hyemi memasukkan satu per-satu nasi goreng itu ke dalam mulutnya, sembari di temani Namjoon yang terus menatapnya.

Entah mengapa Hyemi mulai terbiasa dengan pria di hadapannya saat ini, sejak kemarin saat ibunya pergi, Namjoon telah menjadi orang pertama yang berada terus di sisi Hyemi.

Meskipun ia sekarang mulai terbiasa, namun rasa benci tetap ada di hati Hyemi. Mengingat kelakuan buruk pria ini yang pasti akan di benci oleh semua wanita.

"Aku sudah kenyang," ucap Hyemi sembari menaruh nampan itu pada meja di samping tempat tidur.

"Hyemi-ya....," ucap Namjoon dengan suara memelan dan selembut kapas.

Jauh berbeda dengan biasanya, yang terdengar arogan.

Namjoon sedikit memajukan badannya, tangannya perlahan menarik tubuh Hyemi dan membawanya ke dalam pelukkannya.

Kepala Namjoon ia taruh pada pundak Hyemi, Hyemi tidak memberontak seperti biasanya ia bahkan memasang tubuh senyaman mungkin di pelukkan Namjoon. Bahkan jika boleh jujur, dia memang butuh pelukkan seperti ini saat ini.

"Aku sungguh mencintaimu, bahkan saat aku menatapmu pertama kali waktu itu aku sudah sangat mencintaimu." ucap Namjoon seraya mencium sedikit pundak Hyemi.

Hyemi terdiam, ia tidak dapat menjawab apapun. Jikalau ia menjawab pasti jawabannya akan sangat di benci oleh Namjoon.

"Aku tau, caraku salah untuk mendapatkanmu, tapi apakah kau tidak pernah merasakan ketulusanku?" ucap Namjoon seraya melepas pelukkannya.

Kim NamjoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang