Namjoon POV.
Bibirku tak berhenti mengukir senyum saat melihat gadis cantik yang berada di hadapanku. Dengan rambut basah yang tergerai dan juga jangan lupakan wajah polosnya tanpa sentuhan make up membuatku ingin sekali menciumnya. Namun aku menahannya.
Aku terus bertanya kepada siapapun itu, bagaimana bisa Tuhan menciptakan seorang wanita bagaikan lukisan langka yang begitu indah. Sungguh, Park Hyemi membuatku jatuh cinta hanya dengan cara yang sederhana.
Aku ingin terus memujinya, namun lidahku ini rasanya tak sanggup lagi untuk mengungkapkannya, karena ku rasa terlalu sering aku mengatakan kalau aku benar-benar mencintainya.
Awalnya aku kira hanya mataku yang menginginkannya untuk memuaskan hasratku seperti biasa di malam pertemuan kita, namun ternyata bukan hanya mataku yang menginginkannya hatiku pun berkata seperti itu.
Aku benar-benar tidak bisa berbohong, bahwa aku takut kehilangannya. Aku tidak tau, mengapa semua ini terjadi begitu saja. Aku tidak pernah mencintai wanita dengan seperti ini, aku bersetubuh dengan semua wanita hanya sekedar meluapkan hasratku dan untuk kebutuhan saling menguntungkan. Aku puas dengan kerja mereka dan mereka juga puas dengan uang yang mereka dapat dariku.
Namun kali ini berbeda, dia sosok wanita yang benar-benar telah merebut hatiku, setelah pintu hatiku tertutup cukup lama.
Lihatlah saat ia mengunyah makanan saja terlihat cantik di mataku. Oh Tuhan.. Aku benar-benar gila di buatnya.
"Yak! Namjoon-ah.... Berhenti melihatku. Cepatlah makan dan pergi dari sini."
Ucapannya benar-benar berani namun sangat lembut terdengar di telingaku, seperti bisikkan bidadari.
Kau sungguh gila Kim Namjoon.
"Jujur," ucapanku aku potong dan tersenyum kepadanya.
"Jujur apa?"
"Aku tidak bisa berhenti melihatmu, mahkluk ciptaan Tuhan yang begitu indah."
Dia terdiam, namun aku melihat warna merah mulai muncul di kedua pipinya. Itu tandanya ia sedang tersipu oleh ucapanku. Oh.. Singa betinaku yang sangat menggemaskan.
Tak.
Bunyi sendok ia letakkan dengan keras di piringnya. Tandanya ia sedang marah atau mungkin ia sedang salah tingkah?
"Pulanglah, aku akan pergi bekerja setelah ini."
"Bukankah vaginamu masih sakit? Jangan memaksakan diri."
"Jangan membahas soal itu lagi, aku benci denganmu!"
Bayangan kemarin malam membuatku tertawa kembali, apa mungkin permainanku begitu kasar sehingga membuat Hyemi kesulitan untuk berjalan.
"Maafkan aku, aku akan membelikan obat untukmu."
Tiba-tiba saja Hyemi menundukkan kepalanya dan ia terisak di sana. Aku segera menghampirinya dan memeluknya dengan erat.
Ia bahkan sekarang mulai berani membalas pelukkanku. Dan itu benar-benar membuatku bahagia.
"Mengapa kau menangis?"
"A-aku kehilangan harta berhargaku karena kau!" ucapnya sembari memukul dadaku.
Aku berjongkok di hadapannya dan memegang kedua tangannya, ku cium kedua matanya untuk menghentikan tangisnya.
"Kau khawatir aku akan meninggalkanmu setelah kejadian kemarin?"
Hyemi mengangguk perlahan.
Aku menggenggam tangannya semakin kuat, "Kau masih belum yakin bahwa aku benar-benar mencintaimu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Namjoon
Fiksi Penggemar"Mulai detik ini, kau menjadi milikku."-Kim Namjoon "Mulai detik ini, hidupku berubah."-Park Hyemi