03

9.8K 636 146
                                    

Hyemi mematung di tempatnya berdiri saat ini, ia tidak bisa bergerak barang satu inci saja. Pria bertubuh kekar dan berkepala botak itu benar-benar membuatnya tidak bisa bergerak.

Hyemi menatap takut pria di hadapannya saat ini. Pria itu nampak menakutkan dengan pakaian serba hitam yang ia kenakan.

Siapakah dia?

Apakah komplotan penagih hutang yang biasa menagih hutang ayahnya?

Hyemi bedecih pelan, "Cih, percuma saja kau datang ke sini bapak tua berbadan kekar. Karena aku tak akan bisa membayar hutang laki-laki brengsek itu." gumam Hyemi pelan.

Pria itu semakin menatap Hyemi dengan tatapan yang sulit di pahami. Hyemi memundurkan badanya, sedikit menjauh dari pria itu.

"Ikut dengan saya," ucapnya pelan namun lantang.

Hyemi mengernyitkan dahinya. "Kau siapa? Mengapa mengajakku?"

"Itu tidak penting, kau hanya perlu ikut dan turuti perkataan saya." ucapnya dengan nada mulai meninggi.

"A-aku tidak mau." ucap Hyemi dengan nada yang mulai tak beraturan.

Perasaan takut mulai menghampirinya. Apakah pria berkepala botak ini akan menculiknya?

"Tolong jangan membuat saya membawa anda dengan cara yang lebih buruk."

"M-maksutmu apa? Kau ini siapa? Jika kau penagih hutang ayahku, maka percuma kau menyulikku aku tidak punya uang sepeser pun."

"Mari ikut saya." ucapnya dengan menarik tangan Hyemi.

Dan dengan cepat Hyemi menarik tangannya. Lalu mencoba kabur dari pria itu, namun gerakkan Hyemi terbilang sangat lambat jauh berbeda dengan pergerakkan pria itu yang begitu cepat. Pria itu menarik kasar tangan Hyemi.

Pria itu mengeluarkan sebuah sapu tangan dari sakunya kemudian membungkam mulut Hyemi dengan sapu tangan itu.

Selebihnya, Hyemi hanya merasakan kepalanya pusing dan setelah itu ia tidak sadarkan diri.

---

"Bagaimana?" ucap seorang pria yang duduk menghadap berbalik di kursi kerjanya.

"Sudah saya bawa ke tempat yang bos katakan."

"Dia menurutimu?"

"Saya membiusnya."

Pria itu bangkit dari duduknya, lalu mengangkat gelas minuman yang berada di hadapanya lalu membuangnya tepat di depan orang yang telah membuat emosinya naik.

Dia berjalan cepat menuju orang itu dan mencengkeram kuat kerah orang itu. "SUDAH KU BILANG JANGAN PERNAH SAKITI DIA."

Orang tersebut hanya bisa menundukkan kepalanya dan mencoba menjelaskan kejadian yang sebenarnya. "Dia tidak mau saya bawa, dia terus menolak dan mencoba kabur. Maka dari itu saya bius."

Pria itu melepaskan cengkeramannya dengan kasar sehingga membuat orang itu hampir terjatuh kebelakang.

"Bodoh!" umpatnya.

"Maafkan saya bos."

Pria itu mengusir orang tersebut menggunakan tangannya.

Pria itu mengambil ponselnya di atas meja dan mencoba menghubungi seseorang yang ia percaya.

---

Hoseok segera mematikan rokok yang berada di mulutnya saat mendengar ponselnya berbunyi nyaring di atas meja.

"Yeah.. ada apa Namjoon?"

"Bagaimana dengan gadis itu? Apakah dia sudah sadar?"

"Aku belum melihatnya, aku menunggu perintahmu."

Kim NamjoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang