Part 4

91 4 1
                                    

Kini aresha sudah berada di depan pintu gerbang sekolah menunggu Mang dodo menjemputnya.

"Oh dia yang namanya aresha!".

"Jijik gua liatnya".

"Lah kok istri gua ada disitu sih".

"Apa cantiknya sih".

"Pacar gua lagi nunggu gua balik tuh,pacar idaman emang".

"Tampang sama lagaknya aja kaya cabe!".

"Dari pada muka lo kaya tumbila!!".

"Anjir!bosen hidup lo?!".

"Bacot!!".

"Ga tau males mau beli truk!".

Dan masih banyak lagi celaan-celaan yang tertuju pada aresha,aresha yang mendengar itu hanya bisa memegang dada nya menahan rasa sakit yang kini ia rasakan, sungguh omongan siswa yang lain membuat aresha merasakan sesak di dadanya dan membuat matanya ingin mengeluarkan bulir-bulir bening.

"(Kamu kuat ra!jangan nangis!!)" Batin aresha menyemangati.

"Non?!"panggil mang dodo memecahkan lamunan aresha,mang dodo membukakan pintu mobil bagian tengah dan aresha pun segera memasuki mobil tersebut dan langsung melaju memecahkan keramaian padatnya jalanan ibu kota.

"Gimana non sekolahnya?nyaman?"ucap mang dodo mencoba memecahkan keheningan.

"Hm".

"Badminton non?".

"Naon sih mang joll ka badminton,gj pisan ih". *Apa sih mang tiba-tiba ke badminton,gj banget sih".

"Ehhh badmood maksud mang dodo teh",mang dodo terkadang suka melantur jika berbicara.

"Hm".

"Dari tadi jawabannya sabyan mulu non".

"Ihhh!!!mang dodo banyak omong banget!! nyebelin!!rara kan lagi kesel!!" Ketus aresha dengan tangan yang sudah dilipatkan didepan dadanya sembari menatap pemandangan lewat kaca sebelah kirinya itu.

Mang dodo yang mendengar itu terlonjak kaget,mang dodo pun langsung bungkam dengan detak jantung yang masih berloncatan.

"(Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah)" batin mang dodo mencoba menenangkan.

~~~~
Kini mobil berwarna hitam tersebut sudah terparkir dengan rapih dimansion milik keluarga athafariz.

Aresha menaiki beberapa anak tangga untuk bisa mencapai pintu rumah tersebut.

"Rara pulangg!! Tapi ga ada yang peduli!!!hahaha" teriak aresha saat membuka pintu dan kini sedang berjalan keruang tengah.

Bi ijem yang sedang berada di dapur dan mendengar suara aresha langsung berlari pelan menghampiri pemilik suara tersebut.

"Syukurlah non sudah sampai" ucap bi ijem sambil menatap wajah aresha khawatir,pasalnya aresha sudah ia anggap sebagai anak sendiri,karna selama ini bi ijem belum juga di karuniai buah hati.

"Iya bi rara udah pulang,yaudah rara ke kamar dulu ya,capek pengen mandi" jelas aresha dengan senyum yang merekah dan berjalan menaiki anak tangga untuk ke lantai 2 tempat kamarnya berada.

Kini aresha sudah berada dikamar miliknya dan langsung merebahkan dirinya di atas kasur,tak lupa sebelum itu ia sudah mengunci pintu kamarnya dan menaruh tas dikursi meja belajar.

"Hhhhh" aresha membuang nafasnya kasar.

"Mah,pah, rara minjem waktu kalian sebentar ajaa..,rara pengen curhat tentang sekolah rara yang baru, tentang teman-teman rara,dan tentang bagaimana rara ingin diperlakukan dikeluarga ini".

Tak terasa kini pipi aresha telah basah,ia mengerjap berkali-kali dan beranjak dari tempat tidurnya itu.

"Ihhh rara kan belum nangis!!ko pipi rara udah basah lagi sih!ga adil nih!" Tutur rara sembari melihat ke arah jendela kamarnya yang terbuka sedangkan gorden nya sudah basah kuyup, ternyata diluar sana sedang turun hujan yang begitu deras.

Rara berjalan untuk menutup jendela tersebut dengan perasaan gundah.

"Kampret dikirain udah nangis ternyata belum!".

"Abis lo nangis mulu sih!cape gua liatnya"aresha menjawab kembali perkataannya.

"Berisik! Ga usah ikut campur urusan rara!".

"Yaudah sih tinggal diem aja apa susahnya sih!" Lagi-lagi aresha menjawab perkataannya kembali.

"Hhh cam orang gila aku ni"

Tuk, tuk, tuk.

"Non ini bibi,dibawah ada yang nyariin non"teriak bi ijem dari luar kamar aresha.

Aresha melihat jam dinding menunjukkan pukul 16.45 WIB,aresha mengernyit heran bertanya-tanya siapakah yang mencarinya sesore ini?.

Bersambung.
Infooo : cuma ingin mengingatkan jangan lupa untuk like,komen and subscribe okee😆.

Infooo :akan diusahakan publisnya setiap hari yaa..

HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang