Part 5

75 3 1
                                    

Aresha melihat jam dinding menunjukkan pukul 16.45 WIB,aresha mengernyit heran bertanya-tanya siapakah yang mencarinya sesore ini?.

Tanpa berfikir panjang aresha pun segera membuka pintu kamarnya dan berjalan keruang tengah.

Aresha meneliti sekitar ruang tengah tersebut,ia tidak melihat seorangpun disana,apa bi ijem sedang menjebaknya lagi?pikir aresha.

"Non yang nyari non ada ditaman belakang" tiba-tiba bi ijem datang dari arah pintu depan.

"E..ehh?oh..iya bi" jawab aresha dengan nada yang sedikit gugup,entah mengapa kini perasaan aresha sangat gugup,jantungnya seketika seperti akan copot.

Aresha pun berjalan dengan terburu-buru menghampiri sosok yang sedang menunggu dirinya,setelah sampai di taman aresha melihat sosok lelaki yang sedang duduk di bangku taman sambil memainkan handphonenya.

Aresha menghentikan langkahnya sebelum sampai pada sosok yang hanya terlihat punggungnya itu,matanya mulai menyipit tajam dengan beberapa pertanyaan yang terus berjalan mondar-mandir dipikirannya 'siapa?' 'kenapa dateng sore-sore?' 'darimana?' 'mau ngapain kesini?mau nyulik aresha kah?',aresha langsung menggeleng cepat membuang semua pertanyaan yang terus berkeliaran.

Aresha membuang nafas dengan sangat kasar dan berjalan menghampiri sosok tersebut,kini aresha sudah berada tepat dibelakang lelaki itu.

"Siapa?ada apa kesini?maaf saya tidak punya banyak waktu" ketus aresha dengan tangan yang sudah berkacak pinggang.

"So sibuk lo,Jutek bat gila" jawab lelaki tersebut yang masih sibuk dengan handphonenya.

Lelaki tersebut beranjak dari duduknya dan mulai berjalan menghampiri aresha yang menatap dirinya aneh.

Aresha yang melihat wajah lelaki itu langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan mungilnya,ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.

"Kaget lo liat gua?kenapa?ganteng ya gua?haha sudah diduga lo bakal kaget" tanya abizard yang sudah berdiri tepat didepan aresha.

"Dari kapan abang disini?" Tanya aresha yang sudah menurunkan tangannya dari mulutnya.

"Dari besok".

"Ngaco!".

"Ya dari tadi lah resha sayang"goda abizard dengan bahu yang dinaik turunkan.

"Najis!" Celetuk aresha sembari memutar bola matanya malas.

Lelaki tersebut adalah abizard,sodara dekatnya yang selama ini tinggal di Jepang untuk melanjutkan studinya, abizard beda satu tahun dengan aresha tapi hal itu tidak membuat mereka berdua menjadi canggung satu sama lain karna mereka sudah seperti hal nya adik dan kakak, abizard kini sudah memasuki universitas ternama, meskipun seharusnya umur 18 tahun masih berada dibangku SMA akan tetapi berbeda dengan abizard,ia lompat kelas dari kelas 7SMP ke kelas 9 SMP karna kepintarannya yang begitu ajaib menurut aresha.

"Yaelah pantesan resha gua jomblo terus" abizard kini sudah berjalan mendahului aresha yang sedari tadi seperti sedang mengucapkan sumpah serapah untuk abizard.

"Emang paan hubungannya?" Tanya aresha yang berjalan dibelakang mengikuti langkah besar abizard.

Abizard langsung menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya menghadap aresha yang sedang berjalan sambil menunduk dengan kedua tangan yang dimasukkan kesaku celana.

Aresha yang merasa menabrak sesuatu langsung meringis kesakitan sambil mengusap jidatnya"Awww sakit bang!!kasar amat ke cewek!".

"Hahaha" tawa abizard membuat perasaan aresha semakin gundah.

"(Punya abang gini-gini amat,gila nya tingkat dewa,ngeliat adiknya kesakitan malah ketawa harus dibawa ke psikiater ini mah, mungkin abang jadi gila gara-gara mabok kebanyakan liat cewek-cewek jepang yang imut-imut semua kali ya)"batin aresha.

Aresha langsung mendongakkan kepalanya, menatap wajah abizard yang sedang tersenyum jahil padanya.

"Kenapa?ada yang salah?gua kasar ya ke lo?"abizard kini tengah mengusap puncak kepala aresha dengan lembut."maaf" lanjut abizard dengan nada bersalah.

"Hmm gapapa"aresha tengah merasakan sentuhan lembut yang diberikan oleh abizard."Resha kangen abang" lanjut aresha yang sudah memeluk erat abizard.

Abizard yang mendengar itu langsung membalas pelukan aresha.

"Nangis lagi gak nih?" Tanya abizard sembari mengelus rambut aresha dengan tangan kanan.

Aresha menggeleng kecil sebagai jawaban,ia menahan tangisnya padahal kelopak matanya sudah dipenuhi bulir-bulir bening tersebut.ntar aresha dianggap kaya bayi,pikir aresha.

"Ga akan masuk ke rumah nih?" Tanya abizard.

Lagi-lagi aresha hanya menggeleng kecil,ia sedang asyik merasakan pelukan hangat yang selama ini ia rindukan,pasalnya mereka sudah berpisah sekitar 3 tahun lamanya.

Abizard yang melihat itu hanya bisa bersabar menghadapi sikap manja aresha yang tidak hilang dari dulu,ia suka sikap tersebut karna katanya ia jadi punya seorang bayi besar.

"Bener nih ga akan masuk?gua cape diri terus ra..ditambah lo yang terus meluk gua kaya gini".

Aresha mendongakkan kepalanya menatap wajah abizard yang sedang menatapnya akan tetapi pelukannya tidak ia lepaskan,aresha pun kembali memeluk erat abizard dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang abizard.

"Hhh"abizard membuang nafas dengan kasar."(kaki gua cape ra, bisa-bisa encok nih kaki)" batin abizard.

Abizard langsung menggendong aresha seperti halnya bridal style membawa aresha keruang tengah.

"Berat!beratt!beratttt!!!!" Teriak abizard.

Aresha langsung mengerucutkan bibirnya "siapa suruh abang gendong resha?turunin rehsaa!".

Abizard terkekeh kecil karna melihat muka aresha yang sudah merah padam, setelah sampai diruang tengah abizard langsung menaruh aresha di sofa dan menonton televisi bersama.

"Bang resha udah nepatin janji ke abang" seru aresha seraya menatap wajah abizard yang menatapnya bingung,ia lupa akan janji itu.

"Lupa?"lanjut aresha,namun abizard tidak menjawabnya dan berfikir keras mencoba mengingat.

"Syukurlah kalo lupa,resha jadi seneng hihihi" goda aresha sembari menoel-noel pipi abizard dengan satu jari.

Abizard menatap aresha yang sedang tertawa kecil menjahili abizard. "Ohhh iya gua inget!!" Seru abizard dengan alis yang dinaik turunkan.

Aresha menatap abizard dengan tatapan meminta jawaban "apa?".

"Aresha ga boleh..."

Bersambung~

HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang