Part 6

77 2 0
                                    

"Aresha ga boleh.." abizard menggantung jawabannya karna sebenarnya ia tidak ingat akan janji tersebut.

"Apa bang?kalo lupa bilang ajaa" seru aresha sembari mencubit kedua pipi abizard gemas.

"Sakit ra" ucap abizard dengan nada dinginnya.

"Yahh maaf abis abang lucu sih kaya Shinchan".

"Ya gantengan Abang lah dari pada Shinchan!" Protes abizard tak terima.

"Abang mirip kaya suneo" ejek aresha.

"Gantengan abang lah r--"ucapan abizard terpotong saat mendengar bunyi telfon rumah yang begitu nyaring.

Kring,kring,kring.

Dengan sigap aresha langsung berjalan untuk menjawab telfon tersebut sebelumnya ia sudah berteriak kepada bi ijem agar telfonnya biar aresha yang menjawabnya.

Aresha menempelkan telfon tersebut ke telinganya"Halo?" Sapa aresha karna ia tidak mendengar suara sedikitpun dari seberang sana.

"Resha ini mamah,hari ini mamah sama papah ga bisa pulang kerumah soalnya perkejaan kantor masih numpuk tadi papah nelfon mamah kalo papah ga bisa pulang juga" ucap almeera dari seberang telfon sana.

Aresha yang mendengar itu hanya terdiam sesaat dan sudah pasti dengan beberapa pertanyaan yang terus bertebaran dipikirannya 'biasanya juga pekerjaan kantor dibawa ke rumah', 'papah kan bos','curiga sih ini mah', 'ko ga pulang kerumahnya bisa barengan gitu sih?', 'kenapa papah ga nelfon rara aja?terus mamah juga kenapa ga nelfon rara?malah nelfon rumah'.

"Halo ra?" Almeera memastikan bahwa telfonnya tidak mati,suara almeera membuyarkan aresha dari lamunannya.

"Hah?iya mah?" Jawab aresha dengan cepat. "Jadi hari ini mamah sama papah ga akan pulang ke rumah gitu?"lanjut aresha memastikan.

"Iya sayang,lagian dirumah ada abang kan?kok kamu udah jam delapan belum tidur sih ra?" Tanya almeera panjang lebar dari seberang sana.

"(Tumben-tumbenan mamah bilang sayang,pasti ada maunya ini ma)Mamah sama papah ga pulang hari ini karna pekerjaan kantor atau karna pekerjaan mau ke hotel?mau bikin adik buat aresha ya? hihihi" canda aresha akan tetapi niatnya serius.

"Apaan sih kamu ra,ngaco deh,yaudah kamu tidur udah jam delapan".

"Okay boss!oh iya mah Abang emang ada disini dari sore,yaudah rara tutup dulu ya mah telfonnya,mamah sama papah semangat ya bikin anak lagi!!" Teriak aresha dengan tawa yang menghiasi wajahnya.

"Haha ada-ada aja kamu!yaudah bye-bye rara,good night sayang".

"Good night t--".

Tut,Tut, Tut.

Pembicaraan aresha terpotong karna telfon sudah dimatikan,aresha pun kembali duduk bersama abizard yang sedang asyik menonton televisi,aresha memegang dadanya menahan rasa sakit yang terus berlanjut.

"(Aresha ga mau punya adik! kalaupun mamah hamil,bayi nya bakal rara buang! Mamah hamil? Haha aresha aja sering dimarahin padahal anak bungsu apalagi kalo rara punya adik.. mungkin rara bakal di anggap ga ada dikeluarga ini)" batin aresha khawatir akan hal itu.

Pandangan abizard teralihkan menjadi melihat aresha yang sedang memegang dadanya dengan kedua tangan mungilnya sembari menunduk.

"Ra mamah ga pulang ya?soalnya tadi mamah ngepc ke gua" abizard seraya merengkuh aresha kedalam pelukannya."udah jangan nangis,besok juga mamah sama papah udah pulang,kan ada gua disini".

"Bang liat nih!aresha ga nangis!aresha gapapa!aresha cuma pusing aja!" Tutur aresha dengan kepala yang sudah mendongak dan menatap wajah abizard dengan cengiran kuda.

"Yaudah kalo pusing kita tidur ya, sekarang udah jam setengah sembilan lho ra" ucap abizard sembari menunjuk ke arah jam dinding yang berada didepannya.

"Hmm,abang tidur dikamar rara,Abang kan tau rara punya trauma".

"Iya-iya, yaudah kita ke kamar rara ya".

"Gendong" aresha membuka tangan nya lebar-lebar mengisyaratkan ia ingin di gendong dibelakang.

"Berat ra".

"Yaudah rara ga usah tidur aja sekalian" aresha memanyunkan bibirnya.

"Yaudah hayu!!" Abizard mengeluarkan suara keterpaksaannya.

Abizard pun menggendong aresha dibelakang punggungnya,ia menaiki beberapa anak tangga untuk sampai dikamar aresha.

Kini abizard dan aresha sudah berada dikamar aresha dan tak lupa pintu kamarnya ia tutup kembali,kini aresha sudah tiduran di atas kasur dengan selimut yang menutupi setengah wajahnya, abizard?ia sedang berganti baju.

Abizard sudah mengganti bajunya karna baju abizard sebagian ada di lemari aresha, abizard pun ikut tidur disamping aresha.

Ia terkejut saat melihat aresha yang belum juga tidur, yang dilihat abizard 👇

Ia terkejut saat melihat aresha yang belum juga tidur, yang dilihat abizard 👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astaga gana,ni bocah belum tidur juga..ra lampunya gua matiin ya?gua susah tidur kalo lampunya nyala".

"Sok aja matiin lampunya bang,tapi begitu udah dimatiin lampunya giliran Abang yang dimatiin sama rara!" Jawab aresha yang masih sibuk dengan handphonenya.

Abizard terdiam terkejut mendengar jawaban dari aresha, ngeri,hanya satu kata itu yang bisa mewakili perasaan abizard saat ini.

"(Gila manja-manja tapi omongannya mencekam)" abizard kini tidur membelakangi aresha{menghadap sebelah kanan}.

"Gua mau tidur ra,lo jangan tidur malem-malem entar ratu singa ngamuk"ucap abizard dengan suara seraknya,kini selimut sudah berada tepat di atas dada bidang abizard.

"Sans aja bang,lagian kanjeng ratunya juga lagi bikin adik buat rara" aresha sudah membelakangi abizard dan menaruh handphonenya di atas meja nakas.

Akhirnya aresha dan abizard pun terlelap dalam mimpinya masing-masing.

Bersambung~

HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang