2. Mimpi Aneh

38 11 5
                                    

Setelah sampai didepan pagar rumahku, Rai pamit dan melambaikan tangannya.

Namun tiba- tiba terbesit dipikiranku, "Kau tidak pulang langsung ke rumahmu sendiri?". Rai hanya memberi penjelasan bahwa kedua orang tuanya pergi keluar kota lalu kembali mengucapkan, "selamat malam sampai jumpa lagi!"

Aku memperhatikan Rai sampai menghilang ditikungan jalan didekat rumah. Aku membuka pagar rumah lalu masuk kerumah.  Mengapa rumahku hening ya? Aku tidak melihat tanda-tanda ayah atau ibu bahkan didapur atau dikamar pun tidak ada.

'Ayah dan Ibu pergi kemana ya?' Batinku.

Door!!!

"Selamat datang bibi Kiko!!"

Aku sangat terkejut hingga aku hampir terjatuh dan ternyata yang mengejutkannya ialah kedua keponakanku.

"Huftt ternyata Inay dan Senna." Aku mencubit kedua pipi keponakanku itu sampai memerah karena merasa gemas.

"Ahh bibi cakit lepasin!!" Jawab mereka berdua sambil memukul-mukul kecil tanyaku. Lalu aku melepaskannya dan pergi ke kamarnya.

" Inay! Senna! Nenek dan kakek kemana?" teriaknya didalam kamar

Hanya Inay yang datang menghampirinya ke kamar, "nenek ama kakek pelgi (pergi) keluar lumah ( rumah) Inay sama Senna main lari-lari" ujarnya dengan logat cadelnya.

"Pergi kemana?"

Pertanyaanku belum terjawab tapi Inay langsung kabur dari hadapanku.

"Dasar bocah!"

Tas dan handphone ku lempar ke kasur. Aku buru-buru mengganti seragam dengan piyama. Rambutku yang panjang sisir agar terlihat lebih rapih lagi.

Tiba-tiba sebuah ingatan yg janggal terbesit dipikiranku, "eh tunggu siapa yang jaga kedua bocah itu?!!"

Aku langsung berlari keluar dari kamar dan ternyata ada kakakku yang sedang mengganti baju kedua bocah itu.

Kakak melirikku, "rasanya aku baru melihatmu hari ini, kamu baru darimana?" Tanya kakak perempuanku yang masih fokus mengurus kedua anak kembarnya.

"Pergi ke perpustakaan bersama teman."

"Lain kali kalo mau pulang terlambat hubungi kakak atau ayah dan ibu!" Perintahnya dengan nada tinggi.

Aku hanya meng-iyakan dan tidak mau memperpanjangnya lagi dan kembali ke kamar. Merebahkan tubuhku dengan rileks diatas ranjang. Tanganku menutup mataku sendiri hingga tanpa ku sadari aku sudah  terlelap dan sekarang alam bawah sadarnya yang sedang ku jelajahi.

                             🌅🌅

"Kei...."
"Keiko....."
"Kumohon tunggu aku!"

"Siapa itu?Apa ada orang disana?"

'Dimana aku? Mengapa tempat ini putih semua? Apa aku sudah mati? Apa aku sedang sendirian?'

Seseorang menepuk pundakku yang membuatku membalikkan badan.

"Kau siapa? Aku tidak pernah melihatmu!"

Sesosok pria menggunakan pakaian layaknya seorang pangeran. Tinggi badannya melebihiku. Tapi wajahnya tertutup kain hitam yang membuatku tidak bisa mengetahui siapa orang itu.

"Mungkin ini akan terasa lama bagimu, tapi suatu hari nanti aku akan datang dan menemanimu."

                             🌅🌅

"Kiko....Kiko.. bangun!"

Suara itu muncul dari balik pintu kamar yang membuat diriku terbangun. Ku coba membuka mata perlahan...bayangan semu kamarnya mulai terlihat jelas.

Kepalaku terasa pusing membuatku tidak mampu untuk bangkit dari ranjang.

Tiba-tiba pintu terbuka. Ternyata itu ibuku yang masuk ke kamar.

"Kiko.. kau kenapa? Kau tidak apa- apa? Dahimu panas nak!" Ia meraba raba wajahku.

"I-ibu ah ternyata sudah kembali." Kataku pelan karena masih terbaring.

"Kemarin ibu pergi kerumah bibi. Maaf ibu pulang terlambat karena macet dijalan."

"Aku kira ibu pergi kemana. Bu aku mau pergi mandi dulu." Ku mencoba bangkit dari posisi tidurnya.

"Tapi suhu tubuhmu panas. Jangan memaksakan sekolah ya.."

"Waktu pagi emang suhu tubuhku seperti orang demam padahal tidak lok. Sungguh bu aku tidak apa-apa."

~NEXT

Sunrise Sunset and Surprise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang