3. Hari Libur yang Terlupakan

30 10 0
                                    

"Baiklah kalo kamu memaksa. Ibu siapkan sarapan dulu ya..."

Aku mulai bangkit dari posisi tidurku lalu berjalan menuju jendela kamar. Bayangan diriku terlihat semu. Aku menatap bayangan diriku sendiri. Tidak ada senyuman yang terukir. Menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan, kini sebagian bayangan tertutup embun nafasku. Pandanganku teralihkan lalu melihat apa yang ada diluar jendela, langit yang redup dan sang surya yang masih malu-malu menampakan dirinya.

Setelah termenung beberapa menit teringat akan aktivitas-aktivitas yang akan ku jalani. Membersihkan diri,mengenakan seragam, sarapan lalu pergi kesekolah.

"Aku pergi!"

Dijalan sedikit sepi,mungkin aku terlalu awal untuk datang kesekolah. Jalanan mulai terdapat banyak sekaali daun-daun berwarna oranye kecoklatan bertebaran pertanda masuknya musim gugur.

"Selalu saja begini, tidak ada orang" gerutuku sambil menendang kerikil yang ada dijalanan.

Aku lebih suka ketenangan dan terkadang memilih jalan memutar dan sepi demi mendapatkan ketenangan. Sesampainya dipintu gerbang sekolah ternyata masih sepi, padahal waktu telah menunjukan pukul 06.30 . Aku pun mulai merasakan ada sesuatu yang salah dan memutuskan mencari penjaga sekolah yang sedang berjaga dipos.

Sesampainya dipos, "ano... maaf pak kenapa ya sekolah masih sepi padahalkan biasanya jam segini udah rame?" tanyaku dengan nada yang cepat.

Penjaga sekolah itu keluar dari posnya lalu berdiri tegap dihadapanku. Penjaga itu melipatkan tangannya.

"Hah apa kemarin bapa/ibu guru dikelasmu tidak memberi tahumu?! Hari ini seluruh siswa diliburkan karena guru-guru akan menemui Walikota untuk membincangkan mengenai masalah pendidikan." ujarnya tegas membuatku sedikit tersentak.

Kebingungan mulai masuk kepikiranku dan berusaha mengingat kejadian kemarin. Namun, usahaku untuk mengingat hal itu sama sekali tidak mengembalikan ingatan itu. Akhirnya, aku meminta maaf kepada penjaga sekolah itu lalu bergegas kembali kerumah. Dalam perjalanan aku sedikit malu karena memakai seragam tapi ia tidak pergi sekolah.

🌅🌅

Aku membuka gerbang rumah lalu melepaskan sepatu, "Ibu.. aku pulang." Tidak ada yang menjawab sahutanku, tanpa berpikir panjang aku langsung saja masuk kerumah.

Aku mencari-cari ibu dan menyisir seluruh rumah yang lumayan luas. Alhasil tidak ada orang lagi selain diriku sendiri. "Yha ku kembali sendirian."

Aku pergi kekamar untuk mengganti seragam dengan kaos dan celana panjang. Tak lupa aku mengecek ponselku untuk melihat pesan terbaru.

350+

Ponselku bergetar lumayan lama karena saking banyaknya pesan yang masuk. Pesan hari kemarinpun tidak ada yang ia baca satupun. Pesan yang pertama ia buka ialah grup kelas. Jujur saja aku tidak pernah mengirimkan pesan kegrup itu meski ada yang menanyakanku, bisa dibilang aku pembaca setia. Ternyata benar kata penjaga sekolah itu benar, saat aku membaca pesan kemarin malam teman-teman dikelas membicarakan tentang hari libur dan bahkan ada yang mengajak bermain.

"Huft percuma saja kubaca ini semua" gerutuku sambil menghela nafasnya.

Ponselnya bergetar kembali. Saat ia lihat Reimou Miiroha mengirimkan pesan berjumlah 200+

PESAN.
210 pesan belum anda baca.

Me: ?
Reimou: Nah akhirnya kau membalas pesanku uhuhu T_T
Me: Ada apa?
Reimou: Baca saja dari atas:D
Me: Tidak terima kasih.
Reimou: Uftt baiklah akan ku ulangi lagi. Main yu ku bosen sekali dirumah ><
Me: Kemana?
Reimou:Hore kau mau ikut! Kemana saja boleh yang penting kebosananku hilang!
Me: Aku tidak bilang akan ikut
Reimou:Yha:(
Me: Sekarangku sedang menjaga rumah, kedua orangtuaku sedang tidak ada dirumah.
Reimou: Kalau begitu aku main saja kerumahmu:D
Me: Bodoh. Kau ingin membuat fitnahan ya!
Reimou: Ah tentu saja bukan hanya kita berdua, aku sudah mengajak Hotaru dan Imohu
Me: Terserah kau saja
Reimou: Ah baiklah 30 menit lagi kita akan sampai tungguin aku saja ya uhuqq><
Me: (just read)

Untuk pertama kalinya ada orang dari satu sekolah datang kerumahku. Aku menyimpan kembali ponselku dan pergi ke taman rumah untuk menyapu taman dari daun-daun yang berguguran.

Tidak lama kemudian bel rumah berbunyi. Aku buru-buru menyimpan sapu dan berlari kearah gerbang. Saat gerbang terbuka ternyata bukan Rai, Hotaru ataupun Imohu tetapi tetangga sebelah yang ingin meminjam gunting rumput. Aku kembali berlari ke taman dan mencari gunting rumput itu, lalu memberikannya pada tetanggaku itu. Gerbang kembali ku tutup dan kembali menyapu daun-daun yang berserakan.

"Ku kira....emm."

Bel rumahku kembali berbunyi . Aku kesal karena mengganggu pekerjaanku. Saat aku membuka gerbang ternyata......

~NEXT

Sebenarnya nama asli Rai itu, Reimou Miiroha!
Begitu juga dengan Kai nama aslinya Michiko Keiko. Ingat nama itu hanyalah panggilannya agar mudah diingat (⌒o⌒)

Ohiya saya mau memberitahu jika ada yang masih bingung. Panggilan Michiko Keiko itu banyak ◐.̃◐ . Bisa dipanggil Kai, Kiko, dan Chiko.

Oke Sekian!

Sunrise Sunset and Surprise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang