4. Terlambat

34 7 0
                                    

Aku membuka gerbangnya ternyata tetanggaku  yang tadi datang.

"Aduhh maaf ya Kiko nih ku kembalikan gunting rumputnya. Ternyata mesin pemotong rumputku bisa menyala heheq" ucap Nira, tetanggaku sambil memberikan gunting itu padaku.

"Oh. Baiklah terima kasih!" ujarku sambil menutup kembali gerbang.

Aku kembali melanjutkan pekerjaanku. Terik matahari membuatku berkeringat hingga bercucuran. Tiap menit aku melihat jam tangan, rasa jenuh akan pekerjaanku. Aku memutuskan untuk beristirahat dibawah pohon rindang. Angin yang lembut serta ketenangan membuatku merasa nyaman dan perlahan rasa capek mulai hilang bersamaan dengan hembusan angin yang menerpa.

Tidak lama kemudian bel rumahku berbunyi lagi. Aku perlahan bangkit dari tempatku dan membersihkan daun-daun kecil yang menempel di celana. Setelah selesai membersihkannya, aku pergi menuju gerbang. Aku sedikit jengkel karena mereka bertiga belum juga datang.

Saat pintu terbuka ternyata mereka bertiga. Raut mukaku berubah menjadi jengkel karena keterlambatan mereka, "beginikah cara kalian untuk membuatku khawatir?"

Mendengar kata 'khawatir' Rai langsung berdiri paling depan dan mendekatkan wajahnya padaku sambil tersenyum-senyum. Sontak aku mundur karena aku paling malu melihat sorot mata seseorang, bisa dibilang kelemahanku. Mereka bertiga meminta maaf padaku, karena terlambat beralasan Rai terlalu lama berada di supermarket.

Karena terik matahari yang memanas aku lupa mengajak mereka masuk. "Ah sudahlah tidak mengapa. Silahkan masuk sebelum kalian gosong karena panas matahari!"

Tiba-tiba Imohu, Rai,dan Hotaru tertawa keras membuatku melihat mereka bertiga dengan tajam. Aku kembali menutup gerbang rumah tanpa mengalihkan penglihatanku pada mata bertiga.

Imohu sempat bertanya padaku sambil tertawa pelan,"sejak kapan kau suka bercanda?"

Aku hanya membalas pertanyaan Imohu dengan senyum tipis dan tatapan tajamku normalkan kembali. Aku membukakan pintu lalu mempersilahkan mereka bertiga masuk. Aroma Greentea yang fresh menyambut kedatangan mereka. Keluarga Michiko identik dengan greentea karena keluarga besarku kebanyakan memiliki kebun teh masing-masing, bisa dibilang ikon keluarga.

Sesampainya diruang tamu. "Silahkan duduk! Istirahat dulu aku masih lelah." ujarku sambil mengipas wajah sambil menenggelamkan diri di kursi.

Rai yang tadinya sedang menyender langsung menatapku dengan cepat, "kamu habis ngapain? Pegal?? Jangan-jangan kamu disuruh ngeberesin rumah sendirian tanpa ada yang membantu??!". Rai bicara dengan sangat cepat tanpa titik atau koma bahkan nafasnya tersenggal-senggal karena lupa untuk bernafas saat berbicara.

Hotaru yang geram karena kebodohan Rai langsung menyumpal mulutnya dengan tomat yang ada di kresek. Imohu hanya kebingungan sambil menatap Rai dengan polos. Aku tidak memperdulikan apa yang mereka lakukan, lebih baik mengipas-ngipas sampai tubuhku sampai kembali segar.

"Ah maaf aku lupa, sebentar ku mau ke dapur untuk mengambil sesuatu." Ku berdiri dan  menyimpan kipasku diatas meja kecil disamping. Rai yang tadinya akan memarahi Hotaru balik lebih melihatku terlebih dahulu yang beranjak pergi ke dapur. Amarah Rai terendam kembali lalu menyenderkan tubuhnya di kursi.

Autor POV ON.

Hotaru, seorang gadis yang bersifat tsundere jadi ia kasar dan galak pada laki-laki. Tapi jika pada teman sesama perempuannya dia keras kepala, namun sangat helpfull. Sebenarnya Hotaru teman dekat Kai, tapi Kai jarang sekali mengobrol dengannya karena kepribadiannya yang katanya berubah sejak masuk SMA.

Imohu, seorang pria blasteran dari Inggris. Imohu termasuk laki-laki yang pemalu namun sangat friendly. Ia tergolong populer namun tidak suka bergeng dikelasnya sendiri.

Sebenarnya Imohu adalah sepupu Hotaru. Ayah Imohu yang berkebangsaan Inggris merupakan paman dari pihak ibu Hotaru. Rumah mereka berseberangan jadi tidak sulit untuk mencari mereka.

Author POV OFF.

Tidak lama kemudian aku kembali dengan 4 cangkir teh dingin dan semangkuk biskuit cokelat. Ku menyuguhkannya pada mereka dan kembali mengipas-ngipas wajahku lagi. Rai yang pertama mengambil tehnya dan langsung menyeruputnya, sedangkan Imohu membaca manga-nya sambil menikmati tehnya. Hanya Hotaru yang tidak meminum teh karena ia beralasan tidak suka teh hijau jadi dia hanya memakan biskuit cokelat saja.

Tiba-tiba gelas yang Rai pegang dihentakkan ke meja yang ada dihadapannya dengan keras. Sontak semua orang terkejut dan langsung membuyarkan penglihatannya.

Imohu menepuk pundak Rai, " Reimou ada apa?!"

"Kai aku ingin bicara denganmu, hanya empat mata saja!" ucap Rai dengan nada agak tinggi.

"Ada apa? Katakan saja disini." Aku menghembuskan nafas dan mencoba untuk tenang.

"Tidak aku hanya ingin kau dan aku saja."

Aku bangkit dari duduk, "baiklah, kita ke taman belakang rumah saja."

Hotaru menggerutu dan mendengus kesal , "heh Rai jangan macem-macem deh dasar bodoh!"

Rai tidak peduli apa yang dikatakan Hotaru dan melihatku dengan tajam.

"Kalian berdua tunggu disini." Aku pergi bersama Rai meninggalkan Imohu dan Hotaru berdua diruang tamu dan menuju ke tamannya.

-NEXT

Sunrise Sunset and Surprise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang