8. Rindu

17 3 0
                                    

"Kai bangun!!!"

"Hmmm bentar lagi, mah."

Aku ngambil segelas air putih lalu mencipratkan ke mukanya, "kalo gak bangun saya mandiin kamu dikasur!"

"Ahh jangan!!"

Ia langsung bangun dan memegang tanganku, "kamu pikir saya itu bebek hah?! Main ciprat-ciprat aja!"

Aku menepis tangannya. "Siapa suruh susah bangun hah?! Cepet mandi kamu harus sekolah."

"Gak ada akhlak banget ya punya kakak."

Dia mengecek handphone-nya  terlebih dahulu. Aku mengintipnya sedikit dari belakangnya.

IPS-10 Ehh Ambyar.

Leo: "Kata Bu Kato, kita libur dari 26 September - 3 Oktober. Selama libur nanti tugas dishare melalui saya. Diharap dikerjakan!"

"Wah ternyata dia libur ya? Wah mana samaan lagi tanggal masuknya." Ujarku dalam hati.

Tiba-tiba ia berbalik ke arahku. "Udah taukan sekarang aku libur jadi jangan ganggu aku lagi."

"Cih siapa juga yang ngintip?!" Aku terkejut bahwa dia menyadarinya juga.

"Sudah jangan berisik aku mau tidur lagi."

"Kamu gak boleh tidur! Sana sarapan dulu. Kalau kita gak keluar sampai siang ayah sama bunda bakal berpikir aneh-aneh!"

"Serah kamu deh, Jun." Ia turun dari ranjang lalu pergi keluar kamar.

Kai PoV

Aku sebal dengan tingkah laku Jun tadi. Membuatku malas lalu pergi meninggalkan kamar. Terlihat Bibi Aiko sedang menyiapkan sarapan bersama Runa, sedangkan Paman Robi sedang membaca koran dengan secangkir teh.

Aku menghampiri Bibi Aiko untuk membantunya membereskan pekerjaan.

"Jun mana?" Tanya Bibi Aiko.

"Dia masih dikamar, Bi. Aku akan memanggilnya dulu."

Sebelum aku kembali ke kamar ia sudah berdiri dibelakangku.

                             🌅🌅

Sarapan telah selesai. Aku memutuskan untuk mandi dan mengganti pakaianku dengan baju santai. Jun menggunakan kamar mandi dibawah agar ia tidak perlu bergiliran denganku.

Tring!!!!

Notifikasi di handphoneku berbunyi. Aku langsung membukanya lalu melihat-lihat apa yang membuat benda itu berbunyi.

MIPA-10 Ehh Ambyar (12+)

MICHIKO JUN: Aku mau kerumah dulu. Gausah cari.

Me: Just Read

REIMOU: Selamat Pagi! Apakah hari ini kau sedang tidak sedang? Jika tidak, jalan-jalan yuk!

Me: Pagi. Boleh, mau kemana?

PAPAH: Jangan merepotkan paman sama bibi ya...

Me: Tenang aja, pah.

Aku menunggu balasan dari Rai. Dan tidak lebih dari 2 menit.

Tringgg!!

REIMOU: Kita jalan-jalan saja dipinggir kota. Aku tunggu di halte bus jam 9 tepat.

Pukul 08.36

Aku sudah bersiap dengan tas kecil yang berisi uang, handphone, dan tisu. Aku pergi ke ruang keluarga. Disana ada Bibi Aiko sedang menyuapi Runa.

"Bi, aku izin pergi mau pergi bersama teman." Pamitku pada Bibi Aiko.

"Pergi kemana?"

"Cuman jalan-jalan. Jika aku pulang terlambat atau apa aku akan menghubungi lewat Jun." Aku langsung pergi tanpa mendengar lagi penjelasan Bibi Aiko.

                             🌅🌅

Aku tiba di halte bus, tempat janjian kami berdua. Sepertinya Rai sudah tiba lebih dulu. Ia memakai kemeja putih berlengan pendek dengan celana jens yang tidak terlalu ketat, sedangkan aku hanya memakai kaos dan rok panjang saja.

"Ayo pergi!" Ujar Rai.

Kami memulai rute perjalanan ke alun-alun Kota Bandung. Melihat-lihat kota yang ramai oleh kendaraan membuat udara lebih panas.

"Aku jadi merindukan Jepang." Ucap Rai.

Aku juga merasakan hal yang sama. Kami sebenarnya anak pindahan dari Indonesia-Jepang, bukan asli dari sini. "Iya aku juga. Biasanya bulan ini sudah musim gugur. Hahaha melihat daun berguguran saja tidak ingat negeri yang sekarang ku tempati."

Rai menoleh kepadaku. "Wah benerkah? Bener juga ucapanmu. Bedanya di Jepang tidak banyak orang yang menggunakan motor."

Aku mengelap keringatku dengan tisu di tasku lalu membuangnya ke tong sampah dipinggir jalan.

"Panas ya? Duh padahal belum sampai ke alun-alunnya loh!" Rai tertawa kecil.

Aku membalasnya dengan tersenyum. Lalu hingga sampailah kami di alun-alun kota.

Aku meminta padanya agar istirahat. "Rai, bisakah istirahat sebentar. Aku capek dan gerah!"

Rai menghentikan langkahnya. Ia mengangguk lalu mencari kursi kosong untuk kami duduki.

Akhirnya kami menemukan kursi taman yang kosong dibawah pohon beringin yang rindang. Sungguh tempat yang pas. Aku duduk di kursi itu sambil menikmati pemandangan kota yang ramai. Rai pergi mencarikan minuman untuk kami.

Selama lima menit ia berhasil membawa minuman.  Meski hanya air putih biasa, tapi kami mengerti tidak baik meminum air berasa terlalu banyak dan minuman dingin setelah kelelahan.

Ia duduk disampingku. "Ini minum!" ucapnya memberikan botol air mineral padaku.

Aku mengucapkan terima kasih lalu langsung meminum air dalam botol itu sampai habis.

"Ibumu orang Indonesia ya?" tanya Rai.

"Ya. Tau darimana?" tanyaku kembali.

Rai berhenti meneguk airnya. "Aku tidak sengaja melihat biodatamu di Ruang Tata Usaha. Namanya tidak seperti orang Jepang. Apakah kamu pindah untuk mengunjungi kampung halaman ibumu?"

"Oh begitu. Entahlah aku hanya menurut kata orang tua saja. Kau bagaimana?"

Wajah Rai langsung terlihat agak murung. "Biasa urusan bisnis. Sejujurnya aku tidak ingin pindah ke Indonesia. Aku takut dikucilkan karena berasal dari negara orang. Tapi mau bagaimana lagi..."

Aku menepuk-nepuk pundak Rai agar ia menjadi lebih tenang. "Sudahlah. Tidak apa-apa, lagipula bukan hanya kita berdua saja yang berasal dari Jepang. Sesama teman satu negara tidak perlu khawatir kesepiankan?"

Rai mulai tersenyum kecil. "Hehehe iya, aku nurut aja ke kamu."

"Nah gitu dong!"

Kami terus mengobrol agar suasana tidak begitu canggung. Orang-orang disekitar kami menatap kami berdua aneh, karena terkandang bahasa asli kami muncul dan tercampur dengan bahasa Indonesia. Meski begitu, kami tidak mempedulikannya.

"Awas jambret!!" teriak seseorang membuat kami langsung terkejut.

Ada seseorang yang berlari membawa dompet. Aku dan Rai langsung berdiri karena panik.

Penjahat itu berlari ke arah kami.

Brukk!!!

Rai mendorong penjahat itu hingga jatuh ke tanah.

"Serahkan dompet itu atau kau akan ku habisi!"

~NEXT

Sunrise Sunset and Surprise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang