8. Memperbaiki hati yang retak

46 2 0
                                    

Awas baper yaaa! Siapin diri.

***

Usai makan malam tadi, kini keluarga kecil itu sedang berbincang ringan di ruang keluarga yang bernuansa serba putih. Setelah acara makan malam yang menunya dibuat oleh Salim, dan rasanya agak... asin, membuat Maryam merengek minta diganti menu, alhasil Za memasak makanan instant yang ada di kulkas, apalagi kalo bukan nugget ayam kesukaan Maryam.

"Pokoknya Maryam gamau makan masakan papa lagi, asin banget!" ucap Maryam ketika mereka telah selesai makan malam, anak itu memanyunkan bibirnya pertanda merajuk

"Iya sayang, lagian papa nggak akan masak lagi, tau dapur berantakan, mana hasilnya ga sesuai ekspektasi, ngga ngga! Gamau lagi. Nanti biar mama mu aja yang masak ya? Kan lebih terjamin rasanya" ia membujuk istri tersayang nya itu dengan mata memelas. Sementara yang dibujuk hanya memutar bola mata malas, pasalnya daritadi Salim keukeuh ingin menyiapkan makan malam untuknya dan untuk Maryam, soal makan siang tadi, Salim angkat tangan, ia tidak sanggup mengiris bawang lebih banyak lagi, alhasil makan siang masih terselamatkan dari rasa maut masakan Salim. Akhirnya Salim memutuskan untuk istirahat di kamarnya. Tapi tadi tanpa ada angin dan hujan Salim menawari lagi dirinya untuk masak, untuk menu malam ini, biar dia yang masak, begitu katanya. Bukannya makan malam, ini malah ngasih makan kucing yang berseliweran di komplek...

"Katanya tadi mau masakin buat sarapan? Kok malah jadi lempar tanggung jawab sih?" sindir Za

"Ngga jadi deh, nyerah aku urusan dapur, ngga mau lagi pokoknya, di bela-belain motong ayam walaupun jijik, udah gitu pas lagi masak kamu ganggu terus, bilang itu salah lah inilah, itulah, ngga deh ngga kapok masak!" perkataan Salim barusan membuat Za tergelak, dan semakin membuat Salim memanyunkan bibirnya, sudah kesal, tambah kesal melihat istrinya menertawai.

"Ketawa deh sesuka hati kamu!" ucap Salim dongkol yang malah membuat Za makin terkikik geli.

"Papa. Mama ngetawain apasih?" Maryam yang sedang menonton film kartun kesukaannya menjadi sedikit terganggu karena suara ketawa Za.

"Ngga tau tuh, tanya sama mama aja" jawab Salim cuek

"Mama ih jangan berisik udah malem!" Maryam sedikit berteriak untuk menyadarkan mama nya.

"Oke oke, mama minta maaf. Habisan lucu sih papa kamu, udah dibilangin jangan masak, tetep aja keukeuh ya jadikan gini hasilnya, gaada pengalaman eh sok-sokan lagi masak."

"Bully aja terus bully, gapapa Ade diginiin juga bang!" ucap Salim mendramatisir yang malah membuat Maryam semakin jengah dengan kelakuan kedua orangtua barunya. Tapi entah mengapa ia merasa senang berada diantara dua orang ini, ia merasa aman dan damai.

Akhirnya ruang tengah kembali hening, hanya suara televisi saja yang memenuhi Indra mereka. Za yang melihat Maryam sudah menguap sedari tadi, segera mengajak putrinya untuk tidur tapi Maryam menolak, ia ingin tidur bila di temani mama nya, dan membacakannya dongeng seperti hari-hari sebelumnya.

"Yaudah, mama temani. Tapi Maryam tidur ya?" pertanyaan Za barusan hanya dijawab dengan anggukan Maryam, terlihat sekali anak itu sudah ngantuk, matanya sudah 5 watt dan agak merah.

"Terus aku?" tanya Salim seperti kembarannya yang tidak mendapat perhatian ibunya.

"Ya kamu tinggal tidur mas, ribet banget" jawab Za sambil bangkit dari duduknya, dan menuntun Putri nya ke kamar

Z A H A R A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang