Dua hari setelah kejadian itu Anin semakin menghindar dari Raffi dan entah mengapa ada yang aneh, seperti rasa bersalah tapi dia menepis jauh jauh pikiran itu ,bahwa yang dilakukannya saat ini memang yang terbaik.
"Nin,lo udah dua hari gak ngantin kenapa sih?"tanya Dhea sambil menyodorkan cilok untuk anin.
"Iyak nin ,Lo kenapa?"ucap jello sambil menyedot pop icenya
"Gak kenapa-kenapa kok,gue lagi mager aja ke kantin ,"ucap Anin tenang sambil mulai memakan ciloknya.
"Jadi Lo gak mau cerita nih?"tanya Belva bertanya dan Anin hanya nyengir tak memberi penjelasan.
"Nin tadi gue liat ada novel baru di perpus,kan pelajaran kedua jamkos tuh,kesana yuk gue mau liat novelnya."ucap Kiara yang duduk di belakang Anin.
"Males ah ki,gue lagi gak minat."balas Anin lesu "ohiya Difa sama Rasya mana? Ucap Anin bertanya kepada teman-temannya.
"Ah Lo mah mageran banget dah."ucap Kiara kecewa " paling si Difa ke doinya dan Rasya ke IPA 1" jelas Kiara .
"Hehe maaf maaf ."Anin terkekeh "yaudah deh gue mau ke perpus,tapi temenin gue pipis dulu yak."
"Lah labil amat Lo bocah luknuttt."
"Ada mau nya ,jadi dia mau ke perpus ckckck."
"Gue ikut ah ,jel ,Belva ikut gak Lo."
"Lah Lo mah modus dhea ,dasar medusa ."
"Sirik aja Lo ,belfood enak rasanya."
"Si anying nama gue Belva bukan belfood."
"Bodo lah kalean gue mau ke Andre dlu bayyyyyy maksimal ."
"Idiwww,ayoloh sendirian kan loh belfood."
"Apasi kalian gue udah kebelet nih."ucap Anin sambil berdiri dan melangkah keluar kelasnya karena sudah tidak tahan ingin buang air kecil."Kiara ,Dhea Lo tunggu gue di perpustakaan gue udah gak tahan nih." teriak Anin sambil berlari menuju kamar mandi.
•••••
Setelah selesai dari buang hajatnya Anin segera menuju perpustakaan menyusul teman-temannya,namun selalu saja ada gangguan.
"Ehem...ehem...,"Ucup berdehem saat Anin melewati gerombolan Ucup dan pasti disitu ada......Raffi!
What the... astagfirullah ,kenapa gue harus lewat sini kenapa tadi gue gak muter aja ,ah shit.batin Anin dan ia langsung menuju tujuannya namun lagi dan lagi ,ada cekalannya ditangannya yang membuat dia menghela nafasnya berat.
"Mau kemana?"ucap Raffi datar sambil menatap gadis didepannya.
"Bukan urusan Lo!"ketus Anin
"Galak bener ,gak boleh gitu dong sama aa Raffi tar imutnya ilang loh" Ledek egi yang membuat temannya tertawa ,Raffi hanya tersenyum tipis melihat ekspresi ketus anin,sudah dua hari dia tidak bertemu gadis ini ."Lepasin gue sibuk."Anin menepis tangan Raffi dan meninggalkannya dengan sedikit berlari.
"Awas Medusa lo sama dayang-dayangnya liat ,bisa abis Lo ."Ucup memberi tahu tentang Raffi yang harus menepati janjinya untuk tidak berani melirik wanita manapun kecuali Frida Lidwina.
Namun malang Riri sudah melihatnya sebelum Ucup berucap,yang kini tengah menahan amarahnya dan mengepalkan tangannya.
"Sabar kak,emang gak tau di cabe satu itu."ucap Yeri sang adik kelas yang tak suka dengan Anin.
"Iya RI,tahan amarah Lo."ucap Ica teman dekat Riri.
Riri hanya diam dan pergi meninggalkan keduanya .
•••••
"See disini banyak novel yang bagus kan nin,apa gue bilang."ucap Kiara berbangga hati karena di perpustakaan banyak novel baru yang sangat menarik hati.
"lebay Lo."ucap Belva sambil mengambil buku yang ada di depan anin.karena melihat Anin hanya diam saja Belva mengetukan bukunya ke kepala Anin dan sukses membuat Anin terpekik.
"Aww,apaan sih."ucap Anin setengah berteriak dan langsung dihadiahi tatapan yang mengisyaratkan untuk diam dan Anin langsung memegang kepalanya sambil tersenyum kikuk meminta maaf."apasih lo,main tabok pala orang aja."ketus Anin sambil menatap Belva .
"Hehe sorry,abisnya Lo bengong Mulu." Ucap Belva sambil nyengir."kenapa?"tanya Belva dan Anin hanya menggeleng.
"Yakin gak kenapa kenapa?"ucap Kiara sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Gue tahu Lo bohong ."jawab Dhea langsung meninggalkan ketiga temannya , termasuk Anin.
••••••Jangan lupa vomment yahh teman teman :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Anindya
Dla nastolatkówKarena yang benar benar sayang tak akan pernah ingkar -bithari Anindya Jika aku sudah sayang aku takkan pernah meninggalkan -raffi imanni Perasaan yang kuat dia yang mencintai -anhaf rhamadhan