Anin memandangi arloji berwarna biru yang melingkar di pergelangan tangannya. Ojol yang ia pesan belum datang juga kelima temannya sudah pergi meninggalkan cafe sedari tadi dan menyisakan Anin.
Melalui sudut matanya, Anin melirik kearah halte di sebrang . Lelaki ber Hoodie dan celana pendek itu duduk diatas motor nya , asik dengan ponselnya . Tidak peduli dengan sekitarnya."Mana nih, ya elah lama amat ojol nya !" Gelisah mulai merambati hatinya ,karena sedikit lagi hujan turun . Tidak tahu apa yang harus dikerjakan, Anin menyapukan pandangan ke sekeliling , memastikan dirinya. Ia tidak ingin basah kuyup dan berakhir sakit dan segera menyebrang ke halte tempat ia melihat lelaki ber Hoodie itu .
"Kenapa belum balik ?"
Sebuah suara membuat Anin refleks mendongak . Bibirnya kelu , dan otak nya memutar pada kejadian di cafe tadi .
Harum dan suara milik lelaki itu !
Lelaki itu menatapnya minta jawaban.Dan ingatannya lagi lagi kembali pada memori memori itu.
Anin menggeser tubuhnya .
Ia harus menjauhi lelaki itu .Tiba tiba sebuah tangan mengambil ponselnya membuat Anin menatap kesal pada lelaki itu.
"Kenapa gak dijawab , Sariawan?" Tanya nya sambil tersenyum tipis .
"Gua lagi sibuk ,balikin handphone gue !" Balas Anin sambil mengambil ponselnya.
"Masa sih ,dari tadi Lo diem aja tu ."
Lelaki itu mengambil ponselnya kembali , dan melihat apa yang sedang Anin lihat tadi lalu ia mulai memainkannya membuat Anin geram.
"Ishhh apaan sih ,balikin handphone gue !" Anin Mulai kesal dan mulai merebut ponselnya namun lelaki itu menahannya dengan tangan satunya lagi membuat Anin tergeser dari tempat duduknya.
"Nih nih gue balikin ." Balas lelaki itu tidak lupa dengan tawa jahilnya .
"RAFFI KENAPA LO CANCEL HAH?" yahh lelaki yang sedari tadi ia hindari adalah Raffi imanni , yang sangat sangat berperan dalam perasaan nya .
Raffi hanya tersenyum melihat Anin dan segera menarik tangan Anin untuk menuju motor nya , refleks Anin menepis tangan Raffi membuat ia menatap Anin datar.
"Balik sama gue ."
"Gak!" Balas Anin sambil melipat kedua tangannya .
"Balik sama gue Anindya ." Perintah Raffi sangat sangat lembut.
"Anin balik sama gue."
sebuah suara membuat keduanya menoleh dan mendapati lelaki yang sedari tadi melihat perdebatan keduanya sedang menatap mereka datar .
"Lo lagi Lo lagi!" Raffi bersuara namun Tak lama ia mengatakan yang membuat Anin refleks mendongak menatap dengan wajah sendu .
"Okeh gua gak maksa Lo nin ,tapi Lo harus lakuin satu hal yang gua minta dan harus Lo lakuin."
"Kembali yahh.....
Jadi Anindya gue yang dulu ."
"Gua kangen Lo ."
Kembali? Tiba tiba harapan itu muncul lagi . Namun ia sadar siapa sebetulnya yang sedang mengatakan kalimat itu , seseorang yang pernah membuat hatinya merasa nyaman dan sakit secara bersamaan.
Tak lama Anin menatap Raffi dengan senyum fake nya , mengatakan yang tak mau Raffi dengar dan membuat wajah muram dari Raffi terlihat.
"Maaf..... Gue gak bisa ."
"Karena kita .." Anin menghela nafas sebentar dan melanjutkan kalimat yang sebenarnya tidak ia ingin katakan dan membuat kedua lelaki itu mematung.
"Karena kita udah punya masing-masing pasangan."
"Lo sama kakak kelas itu dan gue udah sama ......"
"Ahnaf."
•••••••
Huhu gimana gimana ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Anindya
TienerfictieKarena yang benar benar sayang tak akan pernah ingkar -bithari Anindya Jika aku sudah sayang aku takkan pernah meninggalkan -raffi imanni Perasaan yang kuat dia yang mencintai -anhaf rhamadhan