setelah seminggu berlalu saat kejadian tak terduga menghampiri Anin ,dan seolah tidak terjadi apa apa antara Anin Raffi maupun Anin Ahnaf, mereka kembali menjauh lebih tepatnya Anin yang menjauh , walaupun Raffi sering menghubungi nya namun Anin tetap tidak mau membalas pesan pesan yang dikirim oleh Raffi , seperti saat ini saat sedang diperpus Anin dikagetkan oleh sesuatu yang dingin dipipinya.
Anin melihat apa yang ada dipipinya dan mendongakan kepalanya guna melihat siapa pelakunya .
"Gue gak haus ." ketus Anin
"Siapa bilang ini buat lo."balas sang pelaku datar yang tak lain adalah Raffi
Anin hanya diam dan langsung melanjutkan aktivitasnya kembali yang tak lain adalah membaca novel.
Raffi dengan tenang duduk manis disamping Anin sambil menatap gadis disampingnya ini dengan intens dan tak lama Anin merasa risih dan mulai bersuara.
"Ngapain Lo liat liat gue,emg nya gue pisang ,"
Bukan nya takut Raffi malah tersenyum manis dan melanjutkan aktivitasnya,yaitu menatap Anin dengan intens .
"Lo cantik ya nin," ucap Raffi tanpa sadar dan dapat didengar oleh Anin.
Blush,pipi Anin memerah dan dengan cepat Anin menyembunyikan dibalik novelnya
Yah , setelah kejadian dimana Raffi mengirimi Anin pesan itu ,Anin semakin menghindar dan Raffi semakin gencar mendekati Anin walaupun Raffi tau bahwa resiko nya sangat tinggi apalagi jikalau Riri yang tak lain adalah pacarnya tau kalau dia selalu menghampiri gadis yang sedang sibuk merapikan buku bukunya ini.
"Eh mau kemana nin."
"..."
"Tunggu nin." Cegah Raffi sambil mencekal tangan Anin
••••••
Anin hanya melihat tangannya dan memberikan isyarat melalui mata nya 'lepasin tangan gue '
Namun raffi hanya meliriknya sekilas dan ia tak menuruti perkataan Anin, Raffi menggeleng pelan dan langsung menarik Anin keatas rooftop .Untung saja saat ini hanya ada anak eskul futsal dan saat itu juga Anin merutuki dirinya sendiri mengapa ia lupa bahwa hari Sabtu adalah jadwal eskul futsal berlatih ,yahh Anin sangat bodoh dan dia tak tau bahwa bel sekolah sudah berbunyi dari 1 jam yang lalu ,dan Anin menyesal.
"Stop Raffi lepasin tangan gue ." Jawab Anin setengah berteriak
"Kenapa?."balas Raffi malah bertanya
"Tangan gue sakit."jawaban Anin yang sangat polos
Bukan ,bukan itu maksud Raffi ,Anin tau itu .
Tapi ego nya tak dapat dihilangkan."Jawab ,gue tau lu gak sebodoh itu nin."sentak Raffi
Deg ,Anin terkejut dengan susah dia menelan salivanya ,Raffi ,Anin tau dia sedang marah dan kecewa .
Namun ,Anin tetap lah Anin .
Yang tak mau mengakui.Mana Raffi yang tadi ,yang menggodanya yang menatapnya,yang berbicara manis ,apakah dia benar-benar kecewa? Pikir anin
"BHITARI ANINDYA , APAKAH RAFFI IMANNI PERNAH BERBUAT SALAH SAMA LO.?" Bentak Raffi
Yah Raffi sudah tidak dapat mengontrol emosi nya ,semenjak pisah kelas Anin berubah,dan mendiamkannya ,sejak kehadiran nya di perpustakaan tadi Raffi sudah ingin bertanya baik baik namun Anin sepertinya tidak bisa diajak baik baik ,dan terpaksa dia melakukan hal yang di luar pemikirannya,Raffi kecewa.
Disisi lain Anin membuang mukanya tanpa mau menatap lawan bicara nya yang sejak tadi menahan amarahnya,Anin tau itu.dia tidak mau terlihat lemah sehingga dia semampu mungkin agar tidak menangis.
"Kalau ada orang yang ngomong tatap ,bukan diabaikan,kenapa?."tanya raffi kesal , dan sedang memandang Anin sedikit kesal namun Rindu.
"Pertanyaan segitu aja Lo gak bisa jawab Anin," ada kekehan diakhirinya ,tidak Anin tau Raffi sedang tidak bercanda .
"Jawab hei ," ucap Raffi sambil tertawa hambar dan mendudukan bokongnya di sofa yang tersedia disana
Anin menatap Raffi yang sedang terduduk sambil membuka minuman ,yang Anin tau itu adalah alkohol .
Dengan segera Anin mendekatinya dan segera mengambil minuman yang ada ditangan Raffi ,Anin tau bahwa Raffi tidak terbiasa minum minuman seperti itu, Raffi hanya mendongakan kepalanya saat tangan mungil Anin berhasil meraih minumannya itu,dan langsung menatap gerak gerik anin,tak lama Anin bersuara.
"Lo mau minuman seperti ini , membuat Lo harus terkurung dikamar rumah sakit ,karna harus sakit berhari hari,dan membuat bunda Lo khawatir," kalimat terpanjang Anin setelah dia berusaha menghindar dari Raffi .
Raffi menaikkan alisnya sambil tersenyum tipis,ia berusaha memancing Anin agar berbicara padanya,dia tau Anin tidak suka dengan apa yang membuat dia tersiksa,dan berhasil.
Flashback on
Saat itu sedang ada party dirumah Resta yang tak lain adalah ketua futsal ,dan hendak lengser dari jabatannya sehingga mengadakan party dirumah nya .
Namun ,tak disangka bahwa Ivan ,kakak kelas yang senang bermain itu membawa minuman yang beralkohol dan menyebabkan adik kelas nya mau tak mau mencicipi minuman tersebut."Hei fi,Lo gak minum "sapa Ivan
"Gak deh Lo aja bang " jawab Raffi santai
"Alah cupu loh, bilang aja Lo takut bunda Lo kan"
"Apasi si loh bang ,udh deh sono gue mau ngudut aja mumpung gak ada bunda "
"Alah ngudud kurang tanpa minum mah fi"
Raffi berpikir sebentar sebelum dia memutuskan meminum yang tadi ditawarkan oleh Abang kelasnya itu .
"Yodah deh bang dikit aja "
Dan pada akhirnya dia pun tidak masuk sekolah keesokan harinya,sampai sampai dia dirawat di rumah sakit ,karena tidak boleh meminum apapun yang ada alkohol Alhasil iapun harus mendapatkan wejangan dari ibunda tercinta dan ayah tercinta nya,Tidak lupa kakanya dan Anindya temannya
Flashback off
"Lo masih ingat?" Tanya raffi dengan senyum miringnya
Dia bahagia, walaupun sedikit.•••••••••••••••••••••••••
Next tydakkkkkk???
Jangan lupa follow akun ini yakk guys , makasih juga yang udh betah di lapak unicorn yahhh ,kalian kalau ada saran dan kritik jangan lupa coment yakkk dan kalian yang suka Jangan lupa vote yahhh intinya......
Don't forget to leave coment dan don't forget to vote
Salam manis
:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Anindya
Teen FictionKarena yang benar benar sayang tak akan pernah ingkar -bithari Anindya Jika aku sudah sayang aku takkan pernah meninggalkan -raffi imanni Perasaan yang kuat dia yang mencintai -anhaf rhamadhan