Author POV
Amel baru saja melangkahkan kakinya keluar dari kelas. Terlihat suasana sekolah yang sudah sangat sepi, karena bel pulang sekolah telah dibunyikan sekitar 15 menit yang lalu. Dikarenakan Amel adalah seorang anggota osis. Jadi, dia harus pergi keruang osis untuk rapat.
Amel berjalan seorang diri menuju ke ruang osis sambil kedua tangannya memegang sebuah buku yang cukup besar didepan dadanya. Dan entah mengapa, ketika melewati lorong kelas 10, bulu kuduknya berdiri.
"Kok, serem yah disini jangan- jangan?" gumam Amel pada dirinya kemudian langsung menggeleng gelengkan kepalanya. "Enggak gak- gak mungkin." Jawabnya cepat sambil terus berjalan. Amel bukanlah seorang yang penakut, apalagi kepada hantu. Karena dipikirannya, orang yang telah meninggal, sudah pasti tidak berada didunia lagi tapi sudah ada didalam surga atau neraka, tergantung apa yang diperbuat orang itu dalam dunia.
Tetapi segala pemikiran itu lenyap ketika Dia mendengar suara derap langkah kaki seseorang. Biasanya Amel dan Karin akan pergi bersama sama karena Karin juga adalah seorang anggota osis. Tapi karena Karin ada keperluan mendadak dan penting jadi untuk rapat osis kali ini dia tidak hadir.
Aaaaaaaaa!!! Teriak Amel ketakutan karena ada seorang yang memegang pundak kanannya
"Hey-hey ini gue" ucap seseorang menepuk nepuk lembut kedua pipi Amel.
Amel yang tadinya menutup kedua matanya, kini dengan cepat mebuka kedua matanya. Terlihat dari raut muka Amel yang terkejut ketika melihat siapa yang ada didepannya.
"Eh, ternyata elo Ki kirain--
"Hantu yah?" Potong Rifki terkekeh. Ternyata orang yang nembuat Amel terkejut adalah Rifki Putra Wijaya sang ketua osis tampan yang disukainya.
Melihat Rifki yang tersenyum padanya membuat Amel salfok "em gak kok, emang didunia ini ada yang begituan?" tutur Amel kikuk
"Kirain lo takut... Eh, apaan tuh Mel?" tunjuk Rifki kearah belakang Amel
Amel yang ketakutan tanpa sadar langsung memeluk Rifki.
Buk!
Bagai adegan slow motion, begitulah Amel memeluk Rifki hingga kepalanya terbentur di dada bidang cowok itu. Amel terdiam, jantungnya berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya.
Amel POV
Nyaman, itulah yang aku rasakan ketika memeluk Rifki cowok yang aku suka dan katanya menyukaiku juga. Bersyukur, karena rasanya cinta ku tak bertepuk sebelah tangan.
Rifki adalah cowok berkacamata. Tidak, dia tidak terlihat cupu sama sekali, malahan kacamata itu menambah kegantengannya. Dimataku dia adalah pangeran berjuta pesona yang berhasil memikatku.
"Nyaman yah Mel?" ujar Rifki memecah keheningan
Amel yang sadar langsung melepaskan pelukannya dari Rifki. "Em sorry Ki tadi gue kelepasan" ucap Amel dengan muka yang telah memerah.
Rifki terkekeh "emang lo guguk kelepasan?"
Amel hanya bisa tersenyum karena malu.
"Oh iya, mau bareng gak?" ajak Rifki kepada Amel untuk pergi bersama ke ruang osis
"Boleh" jawab Amel masih dengan senyumnya, dan merekapun berjalan bersama sama.
***
"Jadi rapat gak sih?" tanya Calvin kesal
"Jadi lah, tinggal nunggu ketos doang" sahut Aldi
"Yaelah, si kutu kupret kemana emang?" tanya Calvin sembari menghadap kearah Aldi. Calvin memang tidak akur dengan Rifki. Mengapa? Karena waktu pemilihian ketua osis, semua orang memilih Rifki dan tidak ada yang memilihnya. Dan menurut Calvin itu semua tidak adil. Bahkan para sahabat sahabatnya tidak memilih Dia. Alasannya sih, katanya mereka gak mau sekolah ini hancur kalau Calvin yang menjadi ketua osisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACA [AMEL & CALVIN]
Teen Fiction{FIRST STORY}🍄 Saling sayang tapi gak saling suka? Itulah persahabatan dengan prinsip yang telah dibuat oleh Amel dan Calvin dua sahabat yang sahabatannya bat bat bat bat. "Lo suka gue vin?"-Amel "What?" "Gue, suka sama lo! "Walaupun didunia ini t...