°ACA 5

176 24 15
                                    


***

"Yeay sampe," kata Amel sambil turun dari motor Calvin. Sekitar 10 menit perjalanan, akhirnya Amel dan Calvin tiba didepan rumah Amel. Rumah yang tidak bisa dibilang besar, namun tidak bisa juga dibilang kecil, istilahnya sih sedang sedang saja.

"Gak mau mampir Vin?" tanya Amel basa basi.

"Boleh," jawab Calvin cepat dan langsung mematikan mesin motornya.

Mendengar jawaban Calvin, Amel tersadar dan kembali berucap, "yaelah Vin, gue kan cuman basa basi doang tadi"

"Mel.. mel.. untung lo sahabat gue, kalo gak" sindir Calvin

"Kalo gak apa?" cetus Amel penasaran

"Kalo gak, lo bukan sahabat gue lah. Itu aja kok gak tahu sih" jawab Calvin sambil manyalakan kembali mesin motornya

"Yaudah deh gue balik" sambung Calvin

"Nah gitu dong, mau pulang aja lama plus ribet lo Vin, huh"

"Ya ampun Mel, udah gue anterin pulang juga, terima kasih kek, apa kek?"

"Yee gue gak nyuruh lo anterin gue pulang tuh, kan lo sendiri yang tiba tiba mau nganterin gue pulang tadi"

"Ck, serah lo dah. Gue balik"

"Yaudah, tiati Vin!" teriak Amel ketika melihat motor Calvin telah melaju meninggalkan rumah Amel.

Amel POV

"Yaelah jaketnya kelupaan lagi. Eh, gak papa deh entar gue balikin disekolah aja besok, kalo gue inget haha" ujarku sambil melangkahkan kakiku masuk kedalam rumah.

Seperti biasa ketika memasuki rumah, hanya kegelapan yang selalu menyapaku. Jendela kaca yang tidak terlalu banyak, dan lampu yang selalu dimatikan dipagi hari, menyebabkan cahaya terang terlihat malu malu untuk masuk ke dalam rumahku. Ya, Itulah pikirku mengenai rumahku ini.

Gini lagi, batinku

Berbicara mengenai orangtua, pernah mendengar tidak, anak anak yang sering ditinggal orangtuanya bekerja? Ya dan aku salah satu dari ribuan anak didunia yang sering ditinggal orangtuanya bekerja. Bukan maksudku untuk mengeluh tentang pekerjaan kedua orangtuaku, malahan aku sangat bersyukur ketika kedua orangtuaku masih diberikan pekerjaan yang layak oleh Tuhan, sehingga kebutuhanku boleh tercukupi hingga aku Sma saat ini.

Aku adalah anak tunggal dari Ayahku Aryo Pratama dan Ibuku Dewina Lestari. Ayahku bekerja sebagai seorang Polisi, pekerjaan yang keren bukan? Begitulah kira kira sebagian orang mendeskripsikan tentang pekerjaan Ayahku ini. Pekerjaan yang mengharuskan ayahku sering pergi meninggalkanku dan Ibuku dirumah. Dinas dipagi hari hingga malam hari, ataupun tidak berada dirumah dalam satu haripun karena harus pergi dinas keluar kota. Sedangkan ibuku adalah seorang wanita, yang bisa dibilang sangat mencintai pekerjaannya. Tetapi ibuku tidak pernah melupakan kewajibannya sebagai seorang istri ataupun seorang ibu.

Sehingga aku sangat mengerti akan arti kesepian karena aku tidak mempunyai seorang kakak ataupun seorang adik walaupun aku sangat merasakan kasih sayang dari kedua orangtuaku. Tapi, tidak setelah bertemu dengan sahabatku Calvin dan teman temannya yang sekarang telah menjadi sahabatku juga. Pertemuan yang sangat tidak disengaja dan diakhiri dengan persahabatan sampai hari ini.

Ketika aku menyalahkan lampu kamarku, entah mengapa mataku langsung tertuju pada jam dinding berwarna putih gading yang tergantung sempurna didinding kamarku. Dan melihat itu mataku langsung melotot serasa ingin keluar.

"What!" jeritku keras, sebab jam didinding telah menunjukkan pukul 06.05 menit.

"Ya ampun gue telat!" ujarku masih dengan jeritanku.

ACA [AMEL & CALVIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang