°ACA 7

239 12 1
                                    

Awas!!!
Typo bertebaran kalo misalnya ketemu sama typo bilang ke aku yah^^

***
"Em, thank's yah Ki untuk hari ini" ucap Amel tepat berdiri didepan pintu rumahnya.

"Gue kali yang makasih Mel... lo udah mau temenin gue nonton tadi" balas Rifki dengan senyuman.

Amel terkekeh pelan "Iyadeh sama-sama"

"Yaudah kalo gitu, gue pamit yah Mel, udah tengah malem juga" sahut Rifki sembari melihat ke arah jam tangannya.

"Oh iya oke, hati-hati di jalan yah Ki"

"Pasti"

Rifki pun mulai berjalan kearah mobilnya dan mulai menyalakan mesin.

Tit

Klakson mobil Rifki di bunyikannya. Menandakan Rifki sudah benar-benar akan pulang tetapi memberi tanda terlebih dahulu kepada Amel.

Dan yah... mobil Rifki sudah tidak terlihat lagi di pekarangan rumah Amel.

Amel sedang mencari-cari kunci rumah yang terselip di dalam slingbagnya. "Kuncinya kok bisa nyelip dibawah banget sih" sungut Amel mencoba mengambil kunci rumahnya tersebut.

"Fyuh, akhirnya dapet juga kan lo"

Ceklek!

Amel mengernyitkan keningnya bingung, karena pintu rumahnya terbuka dengan sendirinya. Ia pun mendongak keatas.

"Mama?" Kaget Amel karena pintunya ternyata dibuka oleh mamanya.

"Aduh dek, kok baru pulang sih. Udah jam berapa ini? Eh, sini masuk dulu" ujar Dewina, mama Amel sembari menutup kembali pintu rumah mereka.

"Mama udah pulang?"

"Gak, mama masih dikantor... udah pulang lah dek, orang kamu udah liat mama didepan kamu kok masih nanya sih?"

Amel tertawa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Eh iyaa"

"Jawab dulu pertanyaan mama, kamu kok jam segini baru pulang sih?"

"Hah, hmm ituu, nonton bareng temen di bioskop ma" kata Amel jujur

"Cuma nonton doang gak ada yang lain" tanya Dewina curiga

"Sama singgah makan juga tadi"

"Cuman itu doang gak ada yang aneh- aneh kan"

Amel menggelengkan kepalanya cepat "enggak kok sumpah"

"Yaudah kalo gitu, tapi inget jangan pulang jam segini lagi."

"Maaf ma... kali ini doang kok janji" sambung Amel memberi tanda peace

Dewina menyipitkan kedua matanya lalu menggeleng gelengkan kembali kepalanya. "Pergi sama temen yang mana sih dek, cewek apa cowok?" tanya Dewina penasaran

"Cowok" jawab Amel

"Pacar kamu dek?"

"Ish mama, enggaklah orang cuman temen kok"

"Kirain mama pacar kamu" sambung Dewina sambil berjalan menuju dapur di ikuti Amel dibelakangnya.

Amel memutar bola matanya keatas lalu mengalihkan pandangannya keseluruh rumahnya. "Ma, papa juga belum pulang yah?"

"Kalo papamu udah pulang, gak di kasih masuk rumah kamu dek-dek" jawab Dewina sambil menuangkan air hangat yang buatannya kegelas dihadapan mereka.

Mendengar jawaban mamanya itu, Amel terkekeh lalu maju selangkah ke arah mamanya dan bergelayut manjah dilengan Dewina. "Hehe, kan ada mama"

"Kamu ini... minum dulu ini, biar gak masuk angin" ujar Dewina menyerahkan air hangat yang dibuatnya itu ke Amel untuk diminum. Dewina sangat tahu bahwa anaknya itu memiliki tubuh yang gampang sekali sakit bila terkena angin malam. Karena besoknya, Amel akan menggigil kedinginan dibawah selimut tebalnya. Oleh karena itu, minuman hangat yang dibuat Dewina itu dapat mencegah angin masuk kedalam tubuh Amel karena hangat dari minuman yang akan Amel minum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ACA [AMEL & CALVIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang