PART 5

9.1K 270 11
                                    

Selesai makan, semuanya berpamitan pada Bunda untuk menjalani rutinitas mereka, kecuali Zidan.

Bunda mengajak pemuda gagah itu ngobrol di ruang yang diperuntukkan bersantai seluruh anggota keluarga. Di tempat ini terdapat televisi empat puluh dua inci, sofabed dan permadani tebal berwarna merah menutup hampir seluruh lantai. Aneka boneka warna-warni tak ketinggalan tertata rapi di lemari jati ukir Jepara.

"Mr. Pilot beneran lagi jatuh cinta?"

Pemuda itu menyalakan televisi, duduk lendotan pada Bunda.

"Yee, kok gak jawab?"

Kapten masih belum mau menjawab, takut bundanya syok kalau tahu gadis yang diincarnya sekarang adalah anak abege. Padahal wanita itu sudah kebelet ingin punya cucu.

"Bun."

"Hmm."

"Apa alasan Bunda nerima Ayah?"

"Apa, ya?"

"Jiaaah, masa gak ada alesan," godanya.

"Emang gitulah. Cinta gak perlu alesan karena hati kita tahu kepada siapa akan berlabuh."

"Cieee, Bundaaa!"

Bunda menggelitik pinggang putranya saking gemas digoda begitu rupa.

"Capt, siang anterin ke butik, ya. Bunda mau ambil gaun untuk menghadiri pesta keluarga Herlambang." Setelah puas menggelitik putranya, Bunda mengajukan permintaan sekaligus perintah.

"Haaah!" Pemuda itu garuk-garuk kepala.

"Kamu udah ada bajunya, lum?"

"Pake yang ada ajalah, Bun."

"Helow, itu acara besar. Masa gak pake baju spesial?" Bunda menjawil hidungnya.

"Udah ganteng, Bun. Pake apa aja tetep memesona ... hehehe!"

"Nih anak, ya!" Bunda makin gemes.

"Tenang, Bun. Aku udah siapin. Pokoknya pilot Zidan bakal jadi paling ganteng di pesta."

"Pasti dong, bundanya juga cantik." Anak dan bunda memang setali tiga uang, percaya diri.

Selepas Zuhur, Keduanya berangkat ke butik Tante Nesya. Meski enggan, Zidan tetap mengantar juga. Permintaan Bunda adalah kartu mati.

Mereka tiba di salah satu butik yang terletak di Grand Indonesia Mall yang akrab disapa “GI”. Mal terbesar di Jakarta sekaligus termewah di Jakarta Pusat ini berdiri sejak 2007. Secara keseluruhan, GI memiliki dua gedung mal utama, West Mall dan East Mall yang terhubung oleh jembatan bertingkat yang membentang di antara keduanya.

"Bunda makin cantik aja, nih." Tante Nesya menghampiri dua tamu yang baru saja sampai di butik 'Squad' miliknya.

"Wow! Capt Zidan, amazing!" Wanita seksi itu terlihat antusias mendapati pilot tampan di depannya.

Janda seksi beranak satu ini memang sudah lama terpapar virus Zidan. Tak sungkan dia mencium atau cipika-cipiki dengannya. Kalau saja Bunda tak tangkas menghalangi, pemuda itu sudah disosor Tante Nesya.

"Aih Bunda, dikit aja."

Karena belum berhasil mencium, Tante Nesya masih berusaha. Kali ini juga gagal sebab Zidan mengelak dengan halus.

"Duh makin gemes deh sama Abang Pilot."

Bunda terkikik geli melihat kekesalan di raut wajah anaknya. Setelah mencoba gaun pesta yang dipesan, dia kembali menemui putra gantengnya.

"Bun, kita juga punya koleksi terbaru, cantik." Tiba-tiba Tante Nesya mengucapkan kata-kata yang sangat tak disukai Zidan.

"Waduh, jadi penasaran nih Bunda!"

CINTA SANG PILOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang