7.Rumah sakit

16 6 0
                                    

Keesokan harinya..

Suasana pagi hari ini tidak bersahabat, langit yang biasanya berwarna biru berganti menjadi warna kelabu..MENDUNG.. pertanda hujan akan segera turun.

Anya menerjapkan kedua bola matanya setelah merasakan tubuhnya kedinginan disertai rasa nyeri diperutnya, Ia segera bangun dari tempat tidurnya dan menuju ke toilet. Didalam toilet Anya meringis kesakitan, ia tidak dapat menahan kesakitannya tersebut dan akhirnya ia pingsan.

Disisi lain, Lia sedang mempersiapkan keperluan Anya dirumah sakit. setelah selesai, ia beranjak membangunkan Anaknya dan memasuki kamar Anya, namun ia tak menemukan Anya, Lia sangat khwatir melihat Anaknya tdk ada dikamarnya. Kekhwatirannya bertambah setelah pintu toilet dibuka dan menemukan Anya tergeletak tak berdaya dilantai.

"Anya... kamu harus bertahan sayang! mama segera mencari pertolongan." histeris lia berlari mencari pertolongan

Lia akhirnya menemukan mang diman, merekapun menuju ke kamar Anya. Mereka kemudian membawa Anya ke rumah sakit dalam keadaan hujan lebat.

"Cepat mang..! saya gak mau anak saya kenapa napa." ucap lia disertai tangis khwatir

"Iyya nyonya." jawab mang dimang

Mereka hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai di rumah sakit.

"Dokter Toni..tolongin Anak saya!" histeris Lia memanggil dokter toni.

Dokter toni adalah dokter spesialis gagal ginjal, Anya sudah menjadi pasiennya sejak beberapa tahun silam ini. dokter toni dan Anya sangat dekat, dokter toni sudah menganggap Anya sebagai anaknya.

"tenang bu, kami akan menyelamatkan Anya." ucap dokter toni menghampiri lia.

Mereka segera membawa Anya ke ruang UGD. dokter Toni pun memeriksa keadaan Anya. Lia hanya bisa memandang Anaknya dari luar jendela, ia hanya bisa berdoa kepada Allah swt agar Anya diberi kekuatan dalam menghadapi penyakitnya tersebut.

              **

Akhirnya pintu terbuka, dokter Toni keluar dengan raut wajah sedih. Lia tak dapat menahan air matanya.

"bagaimana keadaaan Anak saya dok?" tangis lia histeris.

Dokter Toni hanya diam menunduk.

"Dokter... jawab!..bagaimana keadaan anak saya?" teriak lia

"Maaf bu! saya harus mengatakan ini semua, keadaan Anya semakin parah dan mungkin ia hanya bisa bertahan selama 1 bulan." ucap dokter toni

Tangis lia semakin pecah saat mendengar ucapan dokter toni. ia tdk mau kehilangan anak semata wayangnya, tanpa Anya hidupnya serasa tidak berarti karena Anya adalah alasan ia hidup sampai saat ini.

"Gak dok.. pasti dokter salah! anak saya bakalan sembuh! anak saya anak yang kuat! pasti ia bisa bertahan." tangis lia

"Iyya bu, saya juga tau Anya anak yang kuat. Tapi kita serahkan semuanya kepada Allah swt!" ucap dokter toni.

Lia sangat terpuruk saat mengetahui umur anaknya tak lama lagi, ia belum siap kehilangan Anya.

"Ya allah.. sungguh berat cobaan yang engkau berikan kepada hambamu ini. engkau telah mengambil suami hamba dan sekarang engkau juga ingin mengambil anak hamba. Saya mohon!jangan kau ambil anak hamba, hamba tidak sanggup ya Allah.. engkau ambil saja nyawa hamba, hamba ikhlas." tangis lia berdoa kepada Allah swt.

                **

Setelah merasa tenang, lia pun segera menemui anaknya yang terbaring lemah diranjang rumah sakit. ia hanya bisa pasrah melihat keadaan anaknya yang tak berdaya.

kutitipkan hatiku untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang