8.Khawatir

17 5 0
                                    

"RIANKKKKKKKKKKKK." teriak Anya

"Ehhh iyya iyya! lo berisik banget siii! Lo sadar gak, suara lo itu sungguh menyanyat kuping gue" ucap rian kaget karena Anya tiba tiba teriak memanggil namanya

"Kok lo gak peka sih! Gue tuh marah sama lo!" ucap Anya

"Marah? Emangnya gue salah apa?" Ucap rian heran

"Nih anak memang buntu yah! Bukannya minta maaf ehh malah nanya." Ucap Anya

"Emang gue salah apa?" Tanya rian lagi

"Ohh berarti lo dari tadi gak dengerin gue ngoceh? Lo kenapa sih?" Ucap Anya heran

"Ehh ituuu anu anuu," ucap rian menggaruk kepalanya yang tidak gatel

"Anu apa???" tanya Anya

"Ehhh tadi gue cuma khwatir dengan keadaan looo! Lo kok bisa masuk rumah sakit sii?" ngeles rian

"Tadi kan gue udah kasih tau lo!" Ucap anya

"Iyya emang udah, Tapi jawaban dari lo itu gak meyakinkan." Ucap vani

"Oke gue akan jelasin secara detail kenapa gue bisa ada disini! Kemarin itu pas gue bangun perut gue sakit trus gue pergi ketoilet ehh pas gue sampai, guenya malah pingsan bhahahhhahahahah" ucap Anya ketawa

"Ihhhhh Anya...kok lo ketawa siii? apanya yang lucu jelas jelas lo pingsan dan sekarang lo masuk rumah sakit?" tegur Vani

"Iyya.. lo udah gak waras yah? jangan jangan lo itu pingsan karena kepala lo kebentur dipintu toilet." ucap rian

"Bhahahahhaha benar juga tuh, mungkin kepala gue kebentur." canda Anya

Anya sengaja membohongi sahabatnya, karena ia tak ingin sahabatnya khwatir dengan keadaanya. Anya berpura pura sehat dan seakan akan tidak terjadi sesuatu didepan sahabatnya, namun dibalik itu semua ia merasakan kesakitan.

Setelah melihat keadaan Anya, rian dan vani berpamitan pulang. rian mengantar vani pulang. sesampainya dirumah vani, rian melihat sesosok laki laki yang berpakaian tentara. Ia merasa tak asing dengan orang itu, sepertinya ia pernah melihat orang itu sebelumnya.

"Makasih ya udah anterin gue pulang! mampir dulu gih! Lo gak mau kenalan dengan abang gue? Kebetulan dia ada disini." ucap vani

sebenarnya rian sangat males berurusan dengan vani, tapi karena ia penasaran dengan abangnya vani jadi ia menerima tawaran vani. ia pun mengikuti vani memasuki halaman rumahnya.

"Ehh adik abang yang cantik ini sudah pulang." ucap alif menyapa vani disertai kerutan alis karena heran dengan adiknya gak biasanya ia membawa seorang laki laki masuk ke rumahnya.

"Bang.. kenalin ini teman gue rian. Dan rian kenalin ini abang gue." ucap vani

Alif dan rian bersalaman mereka memperkenalkan diri mereka masing masing, tak disangka mereka mudah akrab. alif yang orangnya yang mudah bergaul dan rian orangnya yang ramah dan suka bercanda, mereka sangat cocok.

"Ehh van gue pulang dulu yah!" ucap rian

"Kok bentar banget sih, nih gue baru bawain minuman buat lo." ucap vani membawa minuman

"Enggak usah repot repot gitu." ucap rian mengambil minuman tersebut dan meminumnya

"Santai aja brooo! Anggap rumah sendiri." ucap alif

"Iyya bang." ucap rian sopan. Rian memang memanggil alif dengan sebutan abang karena alif usianya yang lebih tua.

Setelah minuman rian habis, ia pun berpamitan pulang. Setelah kepergian rian, alif hanya bisa mengejek adiknya.

"Cie ciee orang bahagia, abang aja gak pernah bawa pacar abang tuh kerumah! masa Abang dikalah sama adiknya sih.." ucap alif mengejek vani

"Ikhh apa sih bang! Rian itu belum jadi pacar vani." tegur Vani

"BELUM!! berarti bentar lagi bakalan jadian tuh." goda alif

"Hehehehhe doain aja bang, gimana rian baik kan bang??" tanya vani

"Iya dia sangat baik, pokoknya dia the best lah buat lo." puji alif

"Iyya dong bang, siapa dulu Vani gitu loh! vani pintar kan cari calon pacar hehehhe." sombong vani

"Caelah..ada yang sombong ni!" tegur alif

"Bukan sombong si bang, tapi.... cuma pamerin ke abang kalau adikmu yang cantik ini udah punya calon pacar. Nah abang sendiri kapan??" ejek vani

"Tunggu tanggal main nya saja!" ucap alif santai

"Oke gue tunggu, btw abang udah tau gak Anya masuk rumah sakit?" tanya vani

"MASUK RUMAH SAKIT??" kaget alif

"Iyya Anya masuk rumah sakit, tadi gue dan rian jengukin Anya." ucap vani

"Kok abang gak diajak sih!!" ngambek alif

"Ck.. mana gue tau abang mau ikut, lain kali aja ya bang." balas vani

"Besok lo temanin abang jengukin Anya yah! sekalian gue mau silatuhrahmi dengan orang tuanya." ucap alif

"SILATURAHMI atau MAU CAPER ni??" ledek vani

"Yah dua duanya dong dek, siapa tau abang dapat lampu hijau." ucap alif

"Caelah..abang ini ada ada saja, emangnya abang beneran suka sama Anya??" tanya vani

"Iyya gue beneran suka! jujur gue bertekat nikahin dia." jujur alif

"WHAT!!! nikahin Anya...gak salah denger ni bang." kaget vani

"Ya gak lah dek! gue serius dengan sahabat mu itu." balas Alif

"Uchhhhh abang soswet banget sihh! jadi pengen deh." puji Vani

"Lo pengen apa??" tanya alif

"Yah pengen nikah juga lah bang!gimana yah rasanya malam pertama dengan suami tercinta??" ucap vani asalan.

Mendengar ucapan vani tersebut alif langsung menabok kepala adiknya itu, ia gk menyangka vani memikirkan hal hal yang tidak pantas untuk dia.

"Aduh bang! Sakit tau." sebel vani

"Ehh lo itu masih kecil belum saat memikirkan tentang pernikahan. belajar yang bener dulu baru nikah.." tegur alif

"Hehhehehehe maaf bang.. gak sengaja." ucap vani

             **

Malam semakin larut, para penghuni jagat bumi ini sudah tertidur pulas diatas ranjangnya masing masing. Tetapi tidak dengan rian, ia masih saja memikirkan ucapan dokter toni. Serasa kepala dipenuhi rasa kekhwatirannya kepada Anya. ia gak mau kehilangan Anya. tanpa Anya hidupnya serasa tdk berarti

Rian bertekad mengungkapkan perasaanya ke Anya meskipun ia tahu resiko yang akan ia dapat, yah persahabatan mereka akan hancur. Ia tdk perduli dengan semua itu, ia takut semuanya akan terlambat. Ia takut Anya benar benar pengidap penyakit gagal ginjal.











Apakah rian benar" akan mengungkapkan perasaannya? Apakah ia rela persahabatan yang sudah lama ia bangun hancur begitu saja karena CINTA? yah! Semuanya kita serahkan saja kepada rian. Toh dia juga kan yang ngejalaninnya😆

Maaf ya guaiss... ceritanya kurang menarik..maklum readernya masih baru heheheh😅

Tbc....








kutitipkan hatiku untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang