12. Baikan

6 0 0
                                    

Anya tengah berada didepan rumah mewah milik keluarga alfarizi yahh lebih tepatnya rumah rian. Anya sudah terbiasa datang kerumah rian bahkan ia juga sudah pernah nginap dirumah tersebut.

Anya tampak ragu melangkahkan kakinya. Baru kali ini ia kerumah ini tanpa sepengetahuan rian. Yahh gimana rian mau tahu! jelas jelas rian gak mau bicara dengan anya.

Anya mengerutkan keningnya saat mendapatkan pintu rumah rian terbuka. Anya akhirnya menyelinap masuk kerumah tersebut

"Akhhhhhh.... rian! Mata gue gak suci lagiiii." Teriak Anya kaget

"Ngapain lo kesini." Tanya rian santai

"Rian pakai baju loo! Atau gue teriak minta tolong nih!." Teriak Anya menutup kedua matanya

"Salah lo sendiri ngapain lo kesini?" Ucap rian cuek

"ya suka suka gue lah, gue kan punya kaki. Jadi terserah gue mau kemana." Ucap Anya

"Yaudah!" Ucap rian berlalu meninggalkan Anya

Anya hanya mematung melihat rian berlalu. Anya masih syok dengan apa yang dilihatnya beberapa detik yang lalu. Ia baru pertama kali melihat rian tidak memakai baju dan bahkan ia sempat terpesona dengan badan atletis rian.

Rian memang rajin olahraga, bagi dia olahraga itu sangat penting. Hal itulah yang membuat badan rian kelihatan berotot dengan roti sobek diperutnya

Rian pov

Ngapain sih anak itu kesini, apa dia berpikir gue beneran marah? Sangat bodoh! Mana bisa gue marah sama lo. Gue itu cuma khwatir dengan keadaan lo.

Tapi lucu juga, ekspresi kaget lo itu bikin gue gemes. Lo pasti tergodakan sama badan gue, makan tuh badan.oke! Gue harus lanjutin sandiwara ini.

"Rian maafin gue! gue ngaku salah."

"ngapain lo ngikutin gue? Lo pulang gih! Nyokap lo ntar nyariin lo."

"Gak mau. Gue gak mau pulang sebelum lo maafin gue."

Gimana nih? Apa gue maafin anak ini! Kasian juga liat dia mohon mohon gitu.

"gue maafin."

"Beneran...makasih rian."

Deggggg... begitu lah suara jantung gue. Gue gak nyangka anak ini meluk gue, hati gue merasa nyaman dan rasanya ingin terus seperti ini. Gue
mohon jangan lepaskan pelukan lo itu!

1 detik...
2 detik...
3 detik...
4 detik...
5 detik...

"Ehhh maaf rian! Gue tapi refleks. Gue sangat senang karena lo udah maafin gue."

"B aja sih!"

Uhhh bego! Kok gue jawab gitu sihh. Liat kan senyumnya hilang.

Anya pov

Jatung gue kenapa begini? Gue kok deg deg kan yahh saat meluk rian. Apa gue suka sama rian? Ahh gak mungkin, pasti ini cuma perasaan senang karena rian udah maafin gue.

"Ehhh maaf rian! Gue tadi refleks. Gue sangat senang karena lo udah maafin gue."

"B aja sih!"

Ikhh kok rian jawabnya gitu sih? Apa dia gak ikhlas maafin gue? Gak papa deh, tadikan dia udah bilang maafin gue. Jadi terserah dia mau ikhlas apa gak.

"Gue bawaiin lo makan siang."

"oh makasih!"

"Dimakan yah!"

"Iyya nanti gue makan."

"Iyya."

Author pov

Terjadi keheningan diantara Anya dan rian. Setelah kata terakhir yang diucapkan Anya membuat keduanya tidak lagi mendapatkan ide untuk memulai pembicaraan.

Rian akhirnya memakan makanan yang diberikan oleh Anya. Yah nasi goreng! makanan favorit rian. Anya sengaja membuatkannya untuk rian di siang hari karena ia sudah tahu rian gak akan menolak nasi goreng tesebut.

"Rian..." panggil Anya serius

Sementara yang dipanggil hanya diam tak bergeming. Ia sempat menoleh melihat Anya, namun pada akhirnya ia lebih memilih melanjutkan acara makannya itu.

"Rian... lo dengar gue gak sihh?" Ucap Anya serius

"Hmmm..."

"Rian liat gue! Gue mau bicara serius sama lo." Tegas Anya

"Santai! Gue lagi makan." Ucap rian tenang

"Oke lanjutin makan lo! Tapi lo harus dengarin gue!" Ucap Anya

rian hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju. Rian berpikir Anya ingin membicarakan hal serius kepadanya

"baru kali ini lo segitu marahnya sama gue! cuma gara gara hal sepele kayak gini! Lo tau kan gue cuma bercanda!" Ucap anya serius

Sementara rian hanya diam mendengar penuturan Anya.

"Gue sayang sama lo rian! Gue udah anggap lo sebagai kakak gue! Plisss jangan kayak gini! Gue gak bisa rian..." ucap Anya dengan mata berkaca kaca

Melihat hal itu, rian akhirnya beranjak mendekati Anya. Ia gak tega melihat Anya kayak gini.

"Maafin gue!" Ucap rian

"Plisss..Lo jangan diemin gue lagi! Gue gak bisa hidup tanpa lo." Ucap Anya disertai tangisan

"Iyya... dasar parasit!" Ucap rian sambil mengusap air mata Anya

"Kok parasit sih?" Tanya Anya heran

"Kan lo bisanya cuma bergantung sama gue, bikin hidup gue menderita." Ucap rian tenang

"Ihh kok gitu sih? Lo gak suka gue ada dikehidupan lo?" Tanya Anya sedih

"Ya itu lohh tau!" Ucap rian tenang

Rian sekuat tenaga menahan tawanya saat melihat wajah polos Anya mendengar ucapannya itu.

"Yaudah gue pulang yah! Gue gak akan ganggu lo lagi." Ucap Anya sedih dan beranjak meninggalkan rian.

Belum sempat Anya meninggalkan tepatnya, rian dengan cepat menarik tangan Anya dan membawa Anya kepelukannya.

"Dasar bodoh! Gue itu cuma bercanda." Ucap rian mengusap pucuk kepala Anya

"Jadi lo gak marah sama gue?" Tanya  Anya polos dengan posisi masih berada dipelukan rian

"Nah itu lo udah tau! Anak pintar!" Ucap rian disertai tawa

"Ikhhhhhh rian.. lo ngerjain gue? Dasar taik luu njirrr.." teriak Anya mencubit pinggang rian

"Auuuu.. sakit nyett!" Ucap rian meringis kesakitan

"Rasain luu!" Ejek Anya

"Gue rela kesakitan kayak gini asal lo meluk gue!" Ucap rian

"Widihhh najis bangke!" Ucap Anya jijik

"Dasar munafik! Tadi lo meluk gue duluan." Ejek rian

"Ehhh i..tuu tadi gue gak sengaja." ucap Anya salting

"Ck bilang aja lo suka sama badan gue! Tadi lo peluk gue sengaja kan?" Ejek rian

"Apaan sih! Gue beneran gak sengaja riannn.." teriak Anya

"Sengaja tidak sengaja! Intinya lo itu MODUS." Ejek rian berlari meninggalkan Anya

"RIANKKKK...... jangan lari loo! Gue aduin lo sama mama." Teriak Anya mengejar rian

"Aduin aja.. gue gak takut! Lo sendiri kan meluk gue duluan." Teriak rian

"Ikhhhhhhh RIAN.." teriak Anya




















Tbc...☺






kutitipkan hatiku untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang