Putri pov.
Dengan langkah santai aku memasuki rumah,baru saja aku ingin menaiki tangga seseorang dengan suara berat nya memanggilku. Ah seperti nya aku akan di introgasi.
"PUTRI!!"
Dengan malas aku berjalan menuju meja makan yang dimana terdapat papi dan mami lebih tepat nya mami tiriku.
"DARI MANA SAJA KAMU PUT!?" papi ku terlihat sangat marah,rahang nya mengeras namun aku hanya tersenyum kecut melihat itu.
"apa papi perduli?" tanyaku tanpa ekspresi.
"kau ini bicara apa? Tentu saja aku perduli padamu,karena aku ayah kandung kamu,put." ucap nya lebih lembut dari sebelumnya.
"oh putri kira putri sudah tidak punya papi lagi" dapat ku lihat rahang papi mengeras,tangan nya mengepal,mata nya memerah menahan amarah.
Plakk
Papi menampar ku dengan sangat keras hingga kepalaku tertoleh ke arah kanan,aku berusaha sekuat tenaga agar air mataku tidak keluar dari tempat nya.
Aku mengedarkan pandangan ku kepada Anita, ya! Dia adalah mami tiriku yang menurut ku sangat tidak pantas di hormati. Seperti sekarang,ia sedang tertawa pelan melihat aku di tampar oleh papi. Setelah puas menertawakan ku ia segera bangkit dari kursi yang ia duduki lalu berjalan ke arah ku dan papi,ia memeluku dan mengusap pipi yang ditampar oleh papi.tentu saja itu sebuah drama. Beuh munafik bukan?
"sayang,kamu tidak apa apa?" tanyanya dengan mengelus pipi ku dan memeluk nya sekali lagi.
"pi,jangan main kasar sama anak nya sendiri! Kasian tau!" ujar nya.
"dramastis banget hidup lo" ucap ku tanpa melihat ke arah anita.
"KAMU INI GA ADA SOPAN SANTUN NYA SAMA MAMI KAMU!"
"mami aku bernama deby bukan anita!" jawab ku mulai terbawa emosi.
"mami kamu udah meninggal putri!" ujar papi penuh penekanan.
Belum sempat aku menjawab ucapan dari papi,wanita tak tahu diri ini pun langsung memotong nya.
"udah ya mas,jangan di bentak terus.kasian" ucap nya sembari mengelus lengan papi.
"gausah sok baik deh lo didepan papi, lo kan yang manas manasin papi supaya gue di marahin!? tanyaku tak santai.
"mana mungkin mami seperti itu kepada anak mami" jawab nya.
"alah ngaku aja deh,iya kan!? Tanyaku menunjuk anita.
"putri,dia itu istri papi jadi jaga ucapan kamu!" bentak papi.
"putri udah bilang,mami putri hanya mami DEBY bukan ANITA!" jawab ku nyolot.
"yaudah terserah kamu,tapi setidak nya dia lebih tua dari kamu,put.gabisa ya sopan dikit ke orang yang lebih tua? Apa mami kamu ga ngajarin sopan santun ke kamu? Apa perlu papi yang ngajarin hah!?"
Aku menahan amarah ku ketika papi mengatakan bahwa mami tidak mengajariku sopan santun. Aku mengepalkan tangan ku,dan berucap di dalam hati agar tidak menonjok ayah kandung ku sendiri. Walaupun aku berandal tapi aku tidak mau membuat ayah kandung ku sendiri lebam lebam. Aku masih punya hati nurani. Kalau saja ini bukan papi pasti ia akan ku tonjok habis habisan.
Aku beranjak pergi meninggalkan mereka berdua di meja makan,mengambil sling bag ku yang sempat terjatuh akibat tamparan yang diberikan papi kepadaku. Saat aku berjalan menaiki tangga,aku masih bisa mendengar apa yang di ucapkan oleh anita,mama tiriku. Karena memang jarak tangga dan dapur sangat dekat jadi aku bisa mendengar nya lebih jelas.aku menghentikan langkah kaki ku tanpa menoleh ke arah belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl
Teen Fictionseorang anak remaja yang kehidupannya di penuhi dengan berbagai masalah. karena hidup nya yang rumit ia menjadi tidak betah dirumah lalu lebih senang menghabiskan waktunya di luar. setelah beberapa waktu ia menemukan cinta sejati nya yang mampu memb...