08 | ♨ night boo?

10.6K 1.4K 130
                                    

Aku tau kalian baik, jika iya, apa kalian bisa menghargai ku sebagai author? Percayalah jika seorang author yang memiliki suatu karya tidak hanya ingin di lihat, tapi mereka butuh koreksi dan kesan untuk karya nya

––jadi tolong hargai karya saya dan author lain nya dari sekarang. Mudah kok! Tinggal pencet bintang dan beri komentar.

♡ Terima kasih ♡





~~~

Hubunganku dan mas doyoung semakin hari semakin membaik. Di mulai dari mas doyoung yang tidak lagi berbicara semaunya tentangku, tidak kasar lagi. Tapi ada satu hal yang belum dia ubah, yaitu cemburu.

"Jae" panggil mas doyoung di sela aku memotong sayuran untuk di masak.

"Iya mas?" mas doyoung meraih pisau yang ada di tanganku dan meletakan nya di meja, lalu meraih tanganku.

"Saya mau kamu jangan kaget ya mendengar nya?" aku mengangkat kedua alisku.

"Maksudnya bagaimana?" tiba tiba saja maa doyoung tersenyum lebar dan berkata.

"Saya ingin punya anak dari kamu" mataku membelak. Sungguh aku tersipu malu di buatnya. Maksudku––– ah sudah lupakan.

"Bagaimana?" aku menatapnya sambil menggigit bawah bibirku.

Aku mengangguk pelan. "Iya" mas doyoung tersenyum lebar dan memeluk aku erat.

"Terima kasih jaenim"

"Mas! Nggak bisa nafas" mas doyoung melepaskan pelukan nya dan tertawa canggung sambil menggaruk tengkuknya.

"Sudah! Mas duduk di sana, aku mau masak dulu" mas doyoung mengangguk sekilas dan duduk dengan tenang di sana.

Setelah selesai, aku menata masakanku di meja dengan rapih.

"Sarapan! Biar kerjanya lancar"

"Siap istriku"






♨♨♨

"Cieee yang udah baikan sama suaminya!" ledek mark. Apa apaan deh dia! Bikin kesal saja. Padahal sudah aku bilang jangan meledek tapi malah terus meledek saat aku masuk kelas sampai sekarang.

"Apa sih mark!"

"Dih? Marah, oh gituuuuu giliran udah baikan sahabat nya ini di lupain?" aku memukul lengan nya mark sampai sang empu meringis kesakitan.

"Jangan pernah berucap seperti itu lagi!" ancamku.

"Iya! Maaf"

"Eh, berarti pulang ngampus boleh ke rumah dong?" aku yang tadinya meneguk cola jadi tersedak.

"Loh kok gitu? Hati hati minum nya!" ucap mark sambil menyodorkan aku tisu.

"Makasih!"

"Kayak nya nanti dulu deh"

"Lah? Kenapa?" aku mengedikan kedua bahuku.

Is Love |• Kim Doyoung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang