Awal pertemuanku dengannya tampak biasa saja, aku terlihat cuek dimatanya. Tetapi hal itu tak membuatnya menyerah untuk meluluhkan hatiku yang keras ini.
Perlahan-lahan ia membuatku nyaman, aku merasa tak asing dengannya lagi. Ku beranikan diri untuk membalas ucapannya yang saat itu masih ada perasaan awkward didiriku.
Ketika itu, dibawah rembulan sambil memakan Pancake kesukaan ku di tempat makan yang biasanya aku datangi setiap malam, ia terus saja menatapku membuat aku merasa canggung. Ku beranikan menanyakan kenapa ia menatapku seperti itu.
"Kamu cantik, entah kenapa aku suka duduk disampingmu." Katanya sebelum aku melontarkan kata yang masih berada dipikiranku.
Ku merasa ia telah membaca pikiranku saat ini, akupun takut untuk berpikir macam-macam tentangnya.
"Ah biasa aja kok, namanya juga perempuan ya pasti cantik lah!"kataku sambil memakan Pancake kesukaanku itu.
Ku lihat ia bangun dari tempat duduknya dan menyampingkan kursinya agar lebih dekat denganku. Itu membuatku tak nyaman sama sekali.
"Nah gini baru, tambah nyaman. Apalagi kalau bisa memilikimu..."katanya yang membuat aku hampir tersedak karena terkejut oleh ucapannya.
"...makannya kalo makan itu pelan-pelan, jangan ngegas gitu, Hahaha."katanya sambil tertawa dan memberikan aku segelas es teh disampingku yang tadi ku pesan.
"Terimakasih."kataku sambil meminum es teh yang diberikan kepadanya.
"Baru tahu kalo bidadari tersedak itu tetep cantik."katanya sambil menatapku.
Pipiku memerah karena ucapannya. Akupun tersenyum malu dihadapannya.
Sialnya, malam itu cepat berlalu. Memang saat itu ku tampak biasa saja, tapi kini ku merasakan rindu yang luar biasa jika mengingat-ingat masalalu itu bahkan merasakan sakit hati ketika melihat foto dimoment tersebut. Tapi apa daya, kenangan tak bisa diulang bersama orang yang sama. Maka dari itu ku ingin kalian mengetahui bagaimana perasaan senangku yang berlebihan pada saat itu.
Ku pulang kerumahku, dan ia pulang kerumahnya setelah dinner. Baru saja ku rebahan diatas kasur, tiba-tiba terdengar suara telfonan dari hp ku.
Yang ternyata video call darinya.
Tak tau kenapa aku senang ketika ia mengajak video call untuk pertama kalinya. Ku angkat, ku letakan hpku dimeja belajarku yang mengarah ke wajahku.
"Ada apa?"tanyaku sambil membenarkan rambutku.
"Engga apa kok, cuma kangen aja. Biarin aja tu rambut, tanpa kamu benerin juga tetep cantik."katanya.
"Baru aja beberapa menit yang lalu kita ketemu, kok udah kangen?"tanyaku.
"Itu bentar, aku pengennya tiap hari, tiap waktu ketemu kamu."katanya.
Ku ingat-ingat dan menghitung beberapa jam tadi aku bertemu dengannya.
"Mikirin apa? Pasti mikirin aku ya?"tanyanya yang bagiku saat itu ia kegran.
"Enak aja, mending mikir anjingku tuh yang lagi liatin aku. Nih aku kasi tau ya, tadi kita itu udah 4 jam ketemu."kataku sambil menunjuk ke arah anjingku.
"4 jam?!"tanyanya sambil mengerutkan dahinya.
"Iya, 4 jam. Kenapa?"tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Terindah
Hayran KurguJika ia memang terindah, kenapa aku harus berhenti memperjuangkannya? Bagiku, begitu mudah melupakan orangnya. Sangat sulit melupakan kenangan di setiap jalan yang pernah kami lalui bersama. Ah, teringat kenangan bersamanya ku merasakan bahagia! Wal...