"Beda dari semua cewek emang tuh dua manusia. Gimana gue mau luluhin hati Keisha, ngeliat muka gue aja mereka mudah enek."
Daver POV
Sekarang gue bangun dengan keadaan pusing. Gue bingung, apa yang gue lakuin salah? Tapi gue punya alasan kenapa gue ngelakuin semua ini. Gue gak mau semua yang udah terjadi di masa lalu gue keulang lagi. Gue gak mau.
Tapi gue juga gak mau nyaktin perasaan cewek karena itu sama aja gue nyakitin perasaan mama gue. Ahh, anjirr gue bingung. Udah ah gue mau mandi untuk menenangkan pikiran gue.
Sekarang gue udah siap untuk ke sekolah cabuttt.
Sesampai di sekolah
"Yo, Dav." ucap seorang siswa sambik tos dengan gue. "Lo kenapa, kusut banget tuh muka kagam belum disetrika." ejek siswa itu.
"Biasa aja." sok kuat banget ya gue?
"Alah, gue kenal lu dari orok jadi lo gak bisa bohong. Tentang apaan, bokap lu atau cewek? Ashiaaap cewek nih ya." ucap siswa itu sambil tertawa. Nyebelin banget nih orang untung teman kalau gak udah gue hempas.
"Biasa, orang yang paling gue benci." cuek gue karena teringat dengan taruhan yang mereka sepakati kemarin.
"Orang yang lu benci itu.. Finn, oh my god! Ada masalah apa lagi sihlu sama dia? Gak sok deh lu." frustasi siwa itu. See, temen gue yang satu ini terlalu peka.
"Lu lupa kalau Finn itu semena-mena kalau gue gak ikutin apa mau dia bokap gue dicaci-maki lagi sama dia,Do." jelas gue. Ya, teman gue satu ini namanya Aldo Farrenz. Gue udah kenal sama dia dari kecil. Dulu, gue, Aldo, dan Finn sahabatan, tapi karena suatu masalah Finn pergi tanpa pamit. Ya, gitu deh, complicated banget kan?
"Ya, gue tahu. Tapi Dav, dalam masalah ini jangan sekalipun lu nyakitin orang selain Finn, ngerti!" perintah Aldo sambil menepuk bahu gue dan pergi entah kemana. Udah kayak bokap gue aja.
"Itu gak mungkin, Do. Dalam taruhan ini gue harus dapatin hati Keisha, sedangkan gue gak ada perasaan sama sekali. I'm so sorry, Do. Gue gak bisa." batin gue.
Author POV
KRING!! KRING!!
"Kei, gak mau ke kantin?" tanya Clara memegang pundak Keisha. Orang yang dipanggil hanya menggelengkan kepalanya. Clara yang mengerti keadaan Keisha langsung bergegas menuju kantin.
Sesampai di kantin
Ada seorang siswa yang menyebut nama Clara dan otomatis Clara menoleh ke belakang. Ternyata itu Daver. "Clar, Keisha mana?" tanya Daver.
"Kelas" ucap Clara singkat, padat, dan jelas dan langsung meninggalkan Daver seorang diri.
"Gila, lebih cuek daripada Keisha." ucap Daver tak nyangka. Padahal kemarin dia memuji ketampanan Daver
Tidak butuh berapa menit, Daver sudah sampai di kelas dengan membawa nasi goreng dan air putih.
"Kei, bangun dulu, makan nanti lo sakit." ucap Daver dengan tatapan khawatir dan yang ditatap hanya mendengus kesal karena makhluk hidup di depan ini sudah menghancurkan mimpi indahnya.
Aneh gak si? Daver sudah meyakinakan dirinya kalau ia tidak suka tapi tetap saja susah menghilangkan Keisha dari kepalany
"Gue gak laper." jawab Keisha dengan tempo cepat.
Daver POV
"Kei, nih gue bawain makanan buat lo, nanti lo pingsan pas pelajaran Pak Ari hahaha." ejek Clara dan menaruh makanannya di meja Keisha. Anjir beda banget pas gue ngomong sama dia tadi.
"Makasih, Clar." ucap Keisha tulus. Giliran sama gue juteknya minta ampun, kalau gini susah dapetinnya.
"Katanya gak lapar." sindir gue.
"Gak laper lah, orang yang kasih makanan itu lo! Lihat makanannya aja gak nafsu. Apalagi, muka lo bikin enek." ejek Clara. Dasar nenek lampir.
"Gue tanya Keisha bukan lo!" ketus gue.
"Apa yang dibilang Clara benar. Mendingan lo pergi deh daripada gue muntah depan muka lo." usir Keisha. Nasib tidak beruntung.
"Beda dari semua cewek emang tuh dua manusia. Gimana gue mau luluhin hati Keisha, ngeliat muka gue aja udah enek." batin gue
Daver bingung nih guys cara deketin cewek jutek gimana ya?? Waduh, bisa kalah dia sama Finn.Ribet nanti urusannya.
vote ya guys <3
thankyou for reading
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVERIAN
Teen Fiction"Keren juga ya acting lo." "Gue bisa jelasin" "Gak usah! Harusnya gue gak buat lo semakin masuk dalam kehidupan gue!"