"Pacar lo?"
"Jaga ucapan anda!" tegas Keisha.
Daver yang bingung harus berbuat apa langsung menarik tangan Keisha untuk menghindari Mas Dadang.
"Dav, apaansi?! Gue harus tanya sama Mas Dadang apa maksud ucapan dia." jelas Keisha.
"Lo percaya sama ucapan Mas Dadang? Bisa aja dia ngarang. " tanya Daver membuat Keisha terdiam.
"Udah, kita masuk." suruh Daver sambil merangkul Keisha.
Keisha yang masih bingung dengan ucapan Mas Dadang langsung mengambil air putih. Tiba-tiba Keisha teringat sesuatu.
"Dav, lo tahu Mas Dadang dari siapa?" tanya Keisha membuat Daver menghentikan aktivitasnya.
"Ohh, dulu mama gue itu majikannya." jawab Daver.
"Majikan? Setahu gue, Mas Dadang cuma kerja sama mama gue." bingung Keisha.
"Mana gue tahu," cuek Daver "Gue pulang ya, udah malam banget nanti dikira kita ngapain lagi."
"Ye, pikiran lo perlu gue cuci!" ketus Keisha "Sana lo!"
Akhirnya, Daver kembali ke rumahnya karena sudah larut malam.
"Hadeh, berangkat sendiri, tidur sendiri, makan sendiri, dan tinggal sendiri." lesu Keisha yang sedang menutup pagar rumahnya.
"Aduh, apaan sih!" kesal Keisha karena menendang sebuah benda berupa kado?
Saat Keisha membuka kotaknya dan menemukan sebuah tikus berlumuran darah. "Ahh!!!" teriak Keisha dan refleks melempar benda itu jauh darinya.
"Ini dari siapa sih?" ucap Keisha yang masih terkejut setengah mati.
Saat, Keisha membereskan benda tersebut, dia menemukan sebuah surat yang Keisha yakini berasal dari benda tadi.
Halo Keisha..
Saya disini tidak tahu mau membantumu atau tidak tapi yang harus kamu ketahui, banyak orang disekitarmu yang membodohimu. Tahu kenapa? Karena kamu terlalu bodoh, terlalu gampang percaya dengan ucapan orang. Bodoh!
"Apaansih! Gak jelas banget." kesal Keisha.
••
Tok!! Tok!!
"Iya, bentar!" teriak Keisha yang langsung bergegas membukakan pintunya.
"Hai, Keisha aneh." ejek Daver.
"Lo ngapain kesini?" tanya Keisha.
"Jemput lo lah!" sinis Daver.
"Dav, masuk dulu gue pengen kasih tahu sesuatu." ucap Keisha dengan serius dan bergegas ke dalam rumah disusul oleh Daver.
"Nih, lihat deh." ucap Keisha menunjukkan benda misterius tadi.
"Ini apaan?" tanya Daver sedangkan Keisha hanya mengedikkan bahunya.
"Lo diteror tujuannya apa coba?" tanya Daver lagi "Tenang ya, ada gue."
"Tapi bisa aja lo juga mau membodohi gue karena gue terlalu percaya sama orang." ucap Keisha membuat Daver berkutik.
"Ya.. enggak...lah." kikuk Revano.
"Apasih Rev, gak usah dibawa serius kali haha." ledek Keisha.
"Ah, ayo ke sekolah." ajak Daver.
Di mobil, mereka hanya terdiam sambil saling memandang satu sama lain. Mereka berdua bingung harus berbicara apa. Sampai akhirnya mereka sudah sampai di sekolah dan disambut oleh seorang perempuan.
"Hai, sayang. Ini siapa si? Heh! Gak usah ganggu pacar gue ya." ucap perempuan itu dengan manja.
"Bisa tolong minggir." cuek Davertapi tidak membuat perempuan dihadapnnya pergi "Gue bilang minggir, Dar!" ulang Daver tapi lebih tegas.
"Ih, Daver jahat!" teriak Dara dengan manja dan pergi dari hadapan mereka.
"Pacar lo?" singkat, padat, dan jelas tapi menyakitkan bagi Daver.
"Najis! dia tuh ngejar-ngejar gue, ya mungkin karena gue terlalu cakep kali ya.." ledek Daver membuat Keisha kesal.
"Terserah lo!" kesal Keisha lalu pergi ke kelasnya.
Bel berbunyi tanda masuk sekolah. Tapi, Keisha masih di kantin. "Kei, lo gak masuk?" tanya Clara.
"Nanti aja, udah sana lo masuk duluan aja." ucap Keisha.
Sekarang Keisha sedang termenung entah memikirkan apa dia juga tidak tahu, yang ia tahu hari ini moodnya sedang tidak baik.
"Hai, lagi apa?" tanya orang itu membuat Keisha terkejut.
Haii, udah lama ya gak publish hehe. Sorry ya hari ini pendek banget tapi tenang aja. Part selanjotttnyaa akan lebih panjang. Vote ya guysss hehe. i love u <3
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVERIAN
Fiksi Remaja"Keren juga ya acting lo." "Gue bisa jelasin" "Gak usah! Harusnya gue gak buat lo semakin masuk dalam kehidupan gue!"