- 6. Shock

44 1 0
                                    

Gue cuman mau lo menjauh dari dia gak lebih. Gue lebih kenal dia. Jahat.

Author POV

Daver yang mendengar teriakan papanya langsung mendengar dari belakang pintu.

"Daver harus bersamaku selamanya." ucap Gustav.

Daver bingung apa maksud dari perkataan papanya, dia tahu apa yang harus diperbuat. Artikel, satu-satunya cara untuk memecahkan apa yang terjadi pada mamanya.

"Mana hp gue ya?" tanya Daver dan akhirnya menemukan benda kecil itu. "Gue yakin pasti ada artikel tentang kasus ini." yakin Daver. Yap, itu pasti karena papanya adalah pemilik Gustavarian Company yang sangat terkenal di Indonesia.

"Yes, akhirnya gue dapat." ucap Daver.

15 Maret 2005

Dikabarkan istri dari Gustav Zein, pemilik Gustavarian Company, Shaly Dila ditemukan meninggal karena benturan kepala yang keras. Polisi menduga bahwa korban dibunuh oleh orang yang mempunyai keterkaitan dalam bisnis Gustavarian Company.
Istri beranak dua ini meninggalkan dengan sangat mengenaskan di-

"Beranak dua? Apa maksud dari artikel ini, apa gue punya adik?" bingung Daver.

Daver bergegas mencari tahu siapa siapa adiknya. Dia menuju rumah neneknya. Berjam-jam dia terjebak macet sampai akhirnya tiba di rumah neneknya.

Tok!!Tok!!

"Nek, nek, ini Daver." teriak Daver dengan sopan.

Tiba-tiba pintu terbuka dan terlihat wanita berambut putih dan pincang. "Eh, nak Daver, apa kabar?" tanya nenek.

"Baik, nek. Uhm, aku mau nanya hal penting sama nenek boleh gak?" tanya Daver dengan sopan.

"Tentu boleh, nak. Masuk dulu biar nenek buatkan teh, kamu pasti cape kan." suruh nenek.

"Iya, nek, makasih." balas Daver sambil tersenyum.

"Nih, tehnya minum dulu, perjalanan jauh kamu pasti cape." senyum nenek mengembang melihat cucunya yang tumbuh pintar dan patuh.

"Nek, sebelumnya aku minta sama nenek jangan kasih tahu papa kalau aku disini ya." suruh Daver hati-hati.

"Iya, tenang aja. Memangnya ada apa?" tanya nenek.

"Apa aku punya adik?" tanya Daver yang membuat tubuh nenek seketika menegang. Dia tidak tahu harus jawab apa.

"Nek, jawab, aku butuh cari tahu. Bagaimana pun dia adik aku pasti dia butuh aku dan papa." suruh Daver tidak sadar bahwa air matanya sudah lebih dulu lolos keluar. Daver benci terlihat cengeng. Tapi, tidak apa-apa demi adik.

"Adik kamu siapa? Kamu kan anak tunggal, Daver." tanya balik nenek.

"Nek, Daver mohon. Siapa adikku?" tanya Daver dengan pertanyaan yang sama.

Neneknya sudah tidak tahu harus menjawab apa, dia bingung sangat bingung, dia takut cucunya akan membenci dia. "Adik kamu meninggal bersamaan dengan mama kamu, Daver." lesu nenek.

"Nenek bohong kan? Gak mungkin! Gak! Aku punya adik? Kenapa gak ada yang kasih tau aku?! Kenapa!" bentak Daver.

Neneknya mengerti pada perasaan Revano. Paati dia sangat kacau. "Nak, jangan nangis, nenek dan papa kamu gak mau kamu terlarut dalam kesedihan. Maafin nenek, Nak." ucap nenek yang sudah menangis entah dari kapan.

"Aku pamit, jaga diri nenek." ucap Daver langsung keluar rumah dan menyalakan mobilnya.

Kejadian tadi membuat nenek semakin khawatir. Keadaannya yang masih kaget apa bisa mengendarai mobil dengan jarak yang jauh? Semua itu salah, Revano tetap bisa menyetir, walau pernyataan tadi membuatnya sakit hati:)

"Argh!! kenapa jadi gini sih?" teriak Daver.

Sesampai di club

"Yo, bro, udah lama gak ketemu." seru laki-laki itu.

"Gak usah sokab." sinis Daver.

"Weits, santai bro, lo kenapa tiba-tiba nyasar kesini? Wow, gue tahu pasti masalah keluarga lo ya? Hadeh, keluarga lo udah hancur masih aja ada masalah." sindir laki-laki itu.

"Jaga ucapan lo!" tegas Daver sambil menarik kerah baju laki-laki itu.

"Merasa tersindir lo? Gue benar kan, papa lo sibuk kerja, anaknya keluyuran, mamanya meninggal." sinis laki-laki itu.

"Gak usah lo bawa nyokap gue! Mau lo apasih Finn? Nyari ribut mulu lo." tegas Daver melepas tarikan dari kerah Finn.

"Serah lo deh, bro. Jangan lupa taruhan kita besok gue akan beraksi, bye. " senyum Finn yang sangat meremehkan membuat emosi Daver memuncak tapi ditanan.

"Gue harus jagain Keisha." ucap Revano.

Sesampai di rumah

"Gue harus hubungin Keisha." ucap Revano tergesa-gesa.

Calling Keisha..

Siapa lo?

Lo gak save nomor gue?
Parah banget sih lo.

Untungnya buat gue apa?

Yaudah, suka-suka lo.
Gue mau kasih tau kalau ada cowok yang namanya Finn jangan mau dideketin.

Emangnya lo siapa? Orangtua gue aja gak pernah ngelarang gue dekat sama siapapun. Ini lo yang bukan siapa-siapa gue sokab bgt.

Jadi lo mau gue jadi siapa-siapa lo?
Mau jadi apa gue, pacar ya?
Aduh, sayang banget deh.

Gak usah ge'er lo! Udah ah.

Tut!!Tut!!

"Yah, kok dimatiin sih." lesu Revano dengan muka kusut. "Gue sms-in aja deh." seru Revano.

Di kamar Keisha

Ting!! Ting!!

"Siapa nih?" tanya Keisha. Ko

From : +6213******

Gue cuman mau lo menjauh dari dia gak lebih. Gue lebih kenal dia. Jahat.

"Apaan sih nih orang gak jelas? Bentar-bentar kok nomornya sama sih, astaga ini Revan!" teriak Keisha dengan suara nyaringnya.

Gak usah ngaco deh lo.

Terserah lo mau percaya atau gak,
gue tetap ngejagain lo.

"Kenapa sih nih cowok?" bingung Keisha.

Sekarang Keisha bangkit dari tempat tidurnya dan mencari kakaknya, Kenzo. "Kak, kenal sama aduh siapa ya, uhm bentar...Finn!" seru Keisha.

"Astaga, gak usah pakai teriak. Gak kenal tapi gue pernah dengar namanya." ucap Kenzo.

"Yaudah, gak usah dipikirin lah." ucap Keisha.

"Siapa sih Finn dan apa maksudnya gue harus ngejauh dari dia? Apa gue ada salah atau dia mau buat kejahatan?" batin Keisha.









Hai, guyss udah kangen banget sama kalian. Makasih ya,viewsnya udah lebih dari 100. Trimakasih banyak <3
vote yaaaa!!

DAVERIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang